Bisnis.com, JAKARTA – Tarif perusahaan pelayaran global
atau main line operator (MLO) dengan pelabuhan muat Tanjung Priok
ke berbagai pelabuhan tujuan di berbagai wilayah internasional periode Desember
2020 hingga minggu kedua Januari 2021 menunjukkan adanya penaikan signifikan.
Pakar Kemaritiman ITS Surabaya Raja Oloan Saut
Gurning mengatakan porsi kenaikan terbesar sebesar 25
kali atau 2500 persen terjadi ke pelabuhan tujuan Shanghai, dan beberapa
pelabuhan di China dan Asia Timur lainnya seperti Busan dan Incheon Korea.
Bahkan, lanjutnya, secara rerata telah terjadi 600 persen kenaikan freight.
Data tersebut menunjukkan tarif kontainer berukuran 20 kaki
dengan tujuan Shanghai mengalami penaikan dari tarif sebelumnya senilai US$20
menjadi US$400 hingga pekan pertama Januari 2021 dan terus naik hingga pekan
kedua Januari 2021 mencapai US$500.
“Secara umum kedua tipe kontainer mengalami kenaikan untuk
semua tujuan pelabuhan yang di survei. Namun, klaster kontainer 40 feet
mengalami porsi kenaikan yang lebih banyak kuantitasnya dibandingkan dengan
kontainer 20 FT,” ujarnya, Jumat (29/1/2021).
Distribusi kenaikan atas kontainer 20 FT dan 40 FT secara
rerata mencapai 600 persen khususnya untuk kawasan rute kontainer intra Asia
dalam empat minggu (awal Desember 2021-pekan kedua Januari 2021). Orientasi
kenaikan berpusat ke dan dari pelabuhan-pelabuhan di China dan Asia Timur.
Dia menduga tren kenaikan yang cenderung progresif
selama empat minggu tersebut lantaran dominasi MLO yang beroperasi di
Indonesia telah memindahkan orientasi kapasitas jasa dan armadanya ke rute-rute
menuju pelabuhan utama di China dan Asia Timur lainnya dengan mengurangi
kapasitas wilayah rute lain. Termasuk adanya potensi penurunan suplai kapasitas
armada untuk wilayah dengan tendensi freight yang tinggi.
Eksportir atau shipper Indonesia, sebutnya, tidak memiliki
kemampuan untuk melakukan negosiasi karena begitu kuatnya MLO Internasional
yang tidak memiliki kompetisi dan juga kesulitan pengawasan pemerintah.
Menurutnya ada kecenderungan yang kuat terjadi pengendalian
level freight kontainer internasional di Indonesia kendati memang harus
dibuktikan. Potensi kenaikan bila tidak dikendalikan akan terjadi hingga
berakhirnya Tahun Baru China baru kembali stabil hingga kuartal II/2021.
Saut berpendapat sangat berbahaya dan merugikan bila
kekuatan pelayaran asing masih mendominasi potensi perdagangan internasional.
Kondisi tersebut mengakibatkan kepentingan ekonomi nasional akhirnya tentu
tidak menjadi prioritas ketimbang kepentingan korporasi pelayaran MLO sendiri.
Sumber : Bisnis, 29.01.2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar