Jakarta
- Kantor perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Sydney, Australia,
mengidentifikasi minat investasi dari Negara Kangguru di sektor maritim senilai
US$
172 juta (setara Rp 2,3 triliun, kurs Rp 13.900).
Kepala BKPM
Franky Sibarani
dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu, mengatakan sektor maritim
yang dilirik Australia adalah jasa pesiar kapal wisata (cruise),
industri galangan kapal, dan budi daya lobster.
"Minat
investasi tersebut terdiri dari minat investasi terminal pelabuhan senilai US$ 30
juta, operator pelabuhan Tanjung Siapi-Api dengan nilai investasi US$ 120
juta, rencana perluasan investasi di bidang jasa wisata kapal pesiar
senilai US$ 7 juta, investasi baru di bidang galangan kapal senilai US$ 10
juta, dan minat investasi di bidang budidaya lobster senilai US$ 5
juta," jelasnya.
Franky
menuturkan, lima perusahaan yang berniat menanamkan modal itu berlokasi di
negara bagian barat Australia.
"Oleh
karena itu, kantor perwakilan BKPM akan berkoordinasi dengan perwakilan RI di
Perth untuk menindaklanjuti minat ini," ujarnya.
Franky
melanjutkan, minat investasi Australia di sektor maritim sejalan dengan upaya
pemerintah untuk mendorong pertumbuhan investasi di sektor tersebut.
"Apalagi
sebagian minat investasi yang dikemukakan memilih lokasi di wilayah Indonesia
timur. Ini akan berdampak positif dalam upaya untuk mendorong pemerataan
investasi yang dilakukan," ucapanya.
Lebih
lanjut, Franky mengatakan investor Australia saat ini dapat langsung memulai
konstruksi usahanya dengan memilih 14 kawasan industri yang ditetapkan
mendapatkan fasilitasi kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK).
"Dengan
kemudahan-kemudahan yang ditawarkan tentunya daya tarik Indonesia tidak lagi
sama seperti sebelumnya, oleh karena itu ini dapat dimanfaatkan secara optimal
oleh investor Australia," ungkapnya.
Pejabat
Promosi Investasi kantor perwakilan BKPM (IIPC) di Sydney Sri
Moertiningroem menambahkan pihaknya telah menjalin koordinasi dengan Australia
Indonesia Business Council (AIBC) di Perth untuk secara khusus
memonitor minat investasi yang disampaikan.
"Selain
dengan AIBC, kami juga terus menyampaikan perbaikan kemudahan investasi di
Indonesia kepada investor bekerja sama dengan counter part BKPM yakni Austrade
di tingkat federal serta lembaga promosi investasi yang dimiliki oleh negara
bagian Western Australia," lanjutnya.
BKPM
mencatat, realisasi investasi Australia pada 2015 berada di peringkat 12
sebesar US$ 167 juta dengan 443 proyek.
Sementara
dalam posisi sejak periode 2010-2015, tercatat investasi yang masuk ke
Indonesia dari Australia sebesar US$ 2,07 miliar.
Sumber
: BeritaSatu, 06.03.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar