Jakarta
- Wakil
Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan, Carmelita Hartoto
mengapresiasi langkah pemerintah menerbitkan Paket Kebijakan Ekonomi XI,
yang bertujuan untuk membantu dunia usaha di Tanah Air.
Carmelita
optimistis, Paket Kebijakan Ekonomi XI akan memberikan manfaat nyata bagi dunia
usaha, khususnya dalam pencapaian target dwelling time dan memaksimalkan sistem
Indonesia
National Single Window (INSW) di Pelabuhan Tanjung Priok.
“Paket
Kebijakan Ekonomi XI menjadi sinyal positif pemerintah untuk mengoptimalkan
fasilitas pengajuan permohonan perizinan secara tunggal melalui portal
Indonesia National Single Window untuk pemrosesan perizinan,” kata Carmelita di
Jakarta, Selasa (29/3).
Dia
mengatakan, penerapan Indonesia Single Risk Management
dalam sistem Indonesia National Single Window (INSW) berdasarkan penerapan
identitas tunggal dan penyatuan informasi pelaku usaha dalam kegiatan ekspor
impor, menjadi landasan profil risiko dan single treatment dalam pelayanan
perizinan di Kementerian/Lembaga.
Carmelita
mengaku, sejak diterbitkan Paket Kebijakan Ekonomi I, pada September 2015 lalu,
banyak kebijakan yang sulit diimplementasikan karena berbagai keterbatasan di
tingkat K/L.
Namun
dia meyakini Paket Kebijakan Ekonomi XI telah dilengkapi petunjuk pelaksanaan (juklak) yang
jelas sehingga tidak menyulitkan dunia usaha dalam pengurusan berbagai
perizinan di tingkat Kementerian/Lembaga.
“Terus
terang, dunia usaha mengharapkan setiap paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan
agar disertai kesiapan pengimplementasian di tingkat K/L,” katanya.
Sementara
itu, terkait dwelling time, Carmelita meminta pemerintah tidak menyamakan
Indonesia dengan negara tetangga Singapura dan Malaysia, sebab pelabuhan di
kedua negara itu berfungsi sebagai transhipment . “Kita itu seperti Thailand
dan Filipina yang disebut pelabuhan akhir, kita lihat berapa hari di mereka,”
katanya.
Carmelita
bersyukur saat ini Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli berhasil menekan
dwelling time menjadi empat hari. Namun dia juga berharap
pemerintah segera turun tangan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas menyusul
keberadaan puluhan tiang penyanggah di jalur tol Tanjung Priok yang cukup
parah. Dia mengatakan keberadaan sekitar 69 tiang penyanggah itu sangat
mengganggu meskipun saat ini aktivitas kargo di Pelabuhan Tanjung Priok menurun
sekitar 30 persen.
“Pencapaian
dwelling sudah jauh lebih baik dibandingkan negara-negara lain. Sangat bagus
kemajuannya. Nah, tinggal bagaimana pemerintah mengatasi kemacetan di tol
Tanjung Priok dan menjalankan INSW secara benar. Itu perlu waktu dan uji coba
berkali-kali,” jelas dia.
Sumber
: BeritaSatu, 29.03.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar