Bisnis.com,
JAKARTA — Indonesia akan mengandalkan pasar India untuk eskpor batu
bara guna mengantisipasi merosotnya permintaan dari China.
Direktur
Pembinaan Pengusahaan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
(ESDM) Adhi Wibowo
mengatakan India masih bergantung pada Indonesia untuk memenuhi kebutuhan batu
bara.
“Permintaan
dari India belum menurun. Justru mereka itu sangat bergantung dari Indonesia
untuk kebutuhan steam coal-nya,” katanya, Senin (4/1/2015).
Selain
India, ada juga beberapa negara lain seper ti Filipina, Pakistan, dan Malaysia
yang masih mempertahankan kebutuhan batu bara dari Indonesia. Hal itu menjadi
peluang bagi perusahaan dalam negeri yang ingin memperluas pasarnya di luar
negeri.
Adhi
menuturkan hal itu terlihat dari adanya beberapa perusahaan yang mengajukan
peningkatan produksi batu baranya dalam rencana kerja dan anggaran biaya (RKAB)
tahun ini. Sebagian besar perusahaan mengajukan penurunan produksi.
“Kemungkinan
perusahaan-perusahaan yang produksinya mau naik melayani pasar itu ,” ujarnya.
Berdasarkan
data ekspor batu bara 2014 dari Kementerian ESDM, China menjadi tujuan utama
dengan ekspor sebanyak 41,54 juta ton, sedangkan India berada di posisi kedua
dengan 37,48 juta ton.
Ekspor
batu bara ke China mulai tahun lalu diperkirakan terus anjlok seiring dengan
kebijakan untuk mengurangi impor batu bara berkualitas rendah. Hal itu juga
menjadi salah satu penyebab lemahnya ekspor emas hitam sepanjang 2015.
Ekspor
batu bara dari Indonesia sepanjang Januari—November 2015 tercatat 253 juta ton
atau anjlok 27,71% dibandingkan dengan ekspor pada periode yang sama tahun lalu
350 juta ton.
Sementara
untuk total produksi batu bara pada periode tersebut, jumlahnya baru mencapai
335 juta ton, termasuk sisa stok yang belum terjual sebanyak 8 juta ton. Jumlah
tersebut lebih rendah 20,05% dibandingkan dengan total produksi pada periode
yang sama tahun lalu 419 juta ton.
Ketua
Indonesian Mining Institute (IMI) Irwandy Arif menilai permintaan dari China
memang sangat berpengaruh pada kinerja ekspor batu bara. Tidak hanya itu,
permintaan dari India pun masih berpeluang turun.
“Pada
tahun-tahun terakhir supply sudah melebihi demand. Pertumbuhan permintaan dari
negara-negara pengimpor pun tidak naik, malah turun, seperti China,” katanya
kepada Bisnis.
Senada
dengan Irwandy, Deputi Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia
(APBI) Hendra Sinadia mengatakan peningkatan permintaan sangat sulit
jika hanya mengandalkan pasar China untuk ekspor.
Belum
lagi dengan komitmen India untuk mulai mengembangkan energi terbarukan. “Dengan
situasi itu, penggunaan untuk pembangkit listrik domestik segera dipercepat,”
tuturnya.
Sebelumnya,
Kementerian
ESDM menyatakan produksi batu bara nasional pada tahun ini diprediksi berada di
kisaran 380 juta— 390 juta ton atau jauh di bawah target dalam rencana
pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2015-2019 sebanyak 419 juta ton.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 05.01.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar