Bisnis.com,
SEMARANG-- Bank Indonesia menilai terdapat potensi inflasi lebih dari 5% pada
tahun ini yang dipengarui oleh tiga hal.
Deputi
Bank Indonesia Hendar mengatakan pada tahun ini inflasi diprediksi berada pada
sasaran 4% plus minus 1%. Jumlah tersebut diprediksi lebih besar dari capaian
pada tahun lalu 3,35%.
"Meskipun
begitu, tingkat inflasi berpotensi melewati batas atas. Risiko utama yang bisa
memengaruhi inflasi pada tahun ini adalah penyesuaian tarif listrik,"
sebutnya saat hadir pada acara Peluncuran Aplikasi SiHaTi, Kamis (8/1/2016).
Seperti
diketahui, pada tahun ini pemakaian listrik rumah tangga dengan daya 900 watt akan
dialihkan kepada 1.300 watt. Migrasi tersebut, tuturnya, akan berpengaruh pada
inflasi.
"Lalu,
pengaruh dari pelemahan rupiah yang terjadi pada 2015. Dampaknya akan terasa
pada tahun ini," ujarnya.
Kemudian,
pengaruh dari mundurnya musim panen akibat kemarau panjang atau El Nino yang
terjadi pada tahun lalu. Seluruh hal itu menjadi faktor-faktor yang akan cukup
memengaruhi pergerakan harga pada 2016.
Meskipun
begitu, Hendar mengatakan pemerintah masih optimistis dapat menjaga inflasi
agar masih berada pada posisi yang diperkirakan. Oleh karena itu, dibutuhkan
upaya ekstra untuk mengendalikannya.
Dia
melanjutkan pemerintah perlu fokus dalam menjaga inflasi pada sektor volitile
food tetap berada pada posisi 3%. Selain itu, pemerintah perlu menjaga pula
pergerakan harga bahan bakar minyak.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 08.01.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar