Bisnis.com,
BANDUNG - PT Pelindo II Cabang Pelabuhan Cirebon terancam kehilangan 70%
pendapatannya setelah keluar surat edaran (SE) No. UM.003/14/KSOP-CBN-16
tentang Pemberhentian Sementara Bongkar Muat (kargo) Batu Bara di Pelabuhan
Cirebon terhitung mulai 7 Januari 2016 pukul 18.00 WIB.
Surat
tersebut dikeluarkan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan,
Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas II Cirebon,
pada Kamis (7/1/2016) yang menginstruksikan aktivitas kargo batu bara di
Pelabuhan Cirebon ditutup total.
Assistant GM
Pengendalian Kinerja dan PFSO Pelindo II Cabang Cirebon Iman Wahyu berbagai komoditi yang
menggunakan jasa Pelabuhan Cirebon terdiri dari batu bara, gypsum, terigu,
minyak goreng dan lain-lain, akan tetapi yang paling besar adalah batu bara.
Dia
menuturkan dengan penutupan total kargo batu bara artinya bakal memangkas 70%
pendapatan Pelabuhan Cirebon dengan total tongkang setiap bulannya sekitar
50-60 tongkang.
“Kami
akan coba menarik komoditi lain yang memungkinkan masuk Pelabuhan Cirebon jika
ketetapan penutupan kargo batu bara terus berlanjut,” katanya, Jumat
(8/1/2015).
Sebelumnya,
surat edaran dari Dirjen Perhubungan Laut hanya mengeluarkan rekomendasi untuk
penutupan beberapa dermaga dan hanya Dermaga Muarajati 1 yang bisa digunakan
untuk kargo batu bara.
Kemudian,
terbit SE berikutnya dari KSOP Kelas II Cirebon yang menginstruksikan penutupan
total walaupun sifatnya hanya sementara.
“Kami
tetap akan mengikuti instruksi pemerintah melalui Kementerian Perhubungan untuk
penghentian kargo batu bara secara keseluruhan,” ujarnya.
Wali Kota
Cirebon Nasrudin Azis
mengaku sempat bertemua Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan
(KSOP) Kelas II Cirebon , Rivolindo sebelum menerbitkan Surat Edaran (SE) No.
UM.003/14/KSOP-CBN-16 tentang Pemberhentian Sementara Bongkar Muat Batu Bara di
Pelabuhan Cirebon mulai 7 Januari 2016.
Penghentian
aktivitas bongkar muat (kargo) batu bara di Pelabuhan Cirebon diharapkan
memberikan ruang diskusi bagi pihak terkait untuk membicarakan dampak debu batu
bara yang selama ini banyak dikeluhkan masyarakat Kota Cirebon yang tinggal di
sekitar pelabuhan.
“Kami
telah surati pengusaha pengguna batu bara agar ikut diskusi bersama masyarakat,
Pelindo, KSOP dan lainnya,” kata Azis.
Meski
pihak Pelabuhan Cirebon telah melakukan berbagai upaya menekan debu batu bara,
masyarakat masih trauma terhadap dampak debu batu bara yang puncaknya terjadi
sepanjang 2015 lalu.
“Selama
puluhan tahun tak ada keluhan dari masyarakat terhadap aktivitas kargo batu
bara akan tetapi sejak tahun lalu dampak debunya cukup besar,” ujarnya.
Sumber
: Bisnis Indonesia, 08.01.16.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar