09 Januari 2020

[090120.ID.AIR] Pesawat Boeing 737 Jatuh: Iran Tolak Serahkan Kotak Hitam ke AS


Bisnis.com, JAKARTA – Kotak hitam pesawat Boeing 737-800 yang jatuh tak lama setelah lepas landas dari Teheran telah ditemukan. Namun, otoritas Iran menyatakan tidak akan menyerahkan perekam penerbangan itu kepada Boeing ataupun Amerika Serikat.

Dalam komentar yang dipublikasikan oleh kantor berita Mehr Iran, kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAO), Ali Abedzadeh, mengatakan bahwa Iran tidak akan memberikan kotak hitam kepada produsen pesawat itu, Boeing, dan AS, negara asal pabrikan tersebut.

“Kecelakaan ini akan diselidiki oleh organisasi penerbangan Iran tetapi pihak Ukraina juga bisa terlibat,” tutur Abedzeh, seperti dilansir dari BBC (Kamis, 9/1/2020).

Pesawat Boeing 737-800 yang dioperasikan oleh Ukraine Airlines jatuh hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Bandara Internasional Imam Khomeini pada Rabu (8/1/2020). Seluruh 176 penumpang di dalamnya tewas seketika.

Di bawah peraturan penerbangan global, Iran memiliki hak untuk memimpin penyelidikan insiden tersebut. Tapi, biasanya proses penyelidikan melibatkan pabrikan terkait. Boeing sendiri mengatakan siap membantu jika dibutuhkan dalam penyelidikan ini.

Normalnya, Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS juga akan memiliki peran dalam penyelidikan internasional yang melibatkan Boeing.

Namun segala tindakan otoritas AS itu harus memperoleh izin dan sesuai dengan undang-undang negara asing yang bersangkutan.

Kecelakaan ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan AS. Beberapa jam sebelumnya, Iran menembakkan sejumlah rudal ke dua pangkalan militer AS di Irak. Meski demikian, sejauh ini tidak ada bukti yang menghubungkan kedua peristiwa tersebut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyampaikan peringatan atas segala bentuk spekulasi atau teori tak terverifikasi tentang bencana ini sampai benar-benar adanya laporan resmi.

Sementara itu, di antara 176 korban tewas terdiri dari 82 warga Iran dan 63 warga Kanada. Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengharapkan negaranya dapat memiliki peran dalam proses penyelidikan dan telah menawarkan bantuan teknis.

Sumber : Bisnis, 09.01.2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar