15 Januari 2020

[150120.ID.BIZ] Ekonomi Jerman Berada pada Laju Terlambat Sejak 6 Tahun Terakhir


Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Jerman bergerak pada laju paling lambat dalam 6 tahun terakhir pada 2019 di tengah tekanan pada industri manufaktur dan negara yang terseret ke jurang resesi.

Ekspansi ekonomi hanya mencapai 0,6% menggambarkan upaya mesin ekonomi Uni Eropa tersebut untuk berkembang ketika ketegangan perdagangan dan perlambatan permintaan menambah tantangan struktural.

Produsen mobil termasuk Volkswagen AG merupakan salah satu dari sekian pelaku industri yang menghadapi masa kritis di tengah upaya perusahaan untuk memasarkan kendaraan listrik.

Sementara itu produsen seperti Siemens AG berada di bawah tekanan untuk beradaptasi dengan regulasi baru terkait dampak perubahan iklim.

Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah serta Brexit diperkirakan akan membebani sentimen dan momentum pertumbuhan pada masa depan.

Ekonom memperkirakan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi Jerman hanya akan mencapai kisaran 0,7% tahun ini. Amerika Serikat sebagai perbandingan, diperkirakan akan tumbuh dua kali lebih cepat dari Jerman.

"Setelah melewati awal yang dinamis ddan  diikuti dengan penurunan pada kuartal kedua, ada tanda-tanda sedikit pemulihan di paruh kedua," kata Albert Braakmann, kepala departemen kantor statistik yang menyusun data PDB, dikutip melalui Bloomberg, Rabu (15/1/2020).

Ekspektasi bisnis meningkat pada akhir tahun lalu dan Kementerian Ekonomi Jerman telah menunjukkan prospek yang sedikit lebih baik untuk kegiatan industri, tetapi data aktual masih sangat mengecewakan.

Pesanan manufaktur terus menurun, produksi mobil turun ke level terendah dalam hampir seperempat abad dan ekspor terus turun.

"Ekonomi Jerman tetap lemah di akhir 2019, survei bisnis menunjukkan hasil konsisten terhadap potensi kontraksi, sementara data industri dan pesanan pabrik juga menunjukkan momentum yang sangat lemah," kata ekonom Bloomberg, Jamie Rush.

Pelemahan ekonomi yang berkelanjutan mendorong pemerintahan Angela Merkel untuk meningkatkan dukungan fiskal.

Mereka berjanji untuk meningkatkan investasi dalam infrastruktur dan pendidikan, dan berkomitmen untuk menghabiskan sekitar 54 miliar euro untuk melawan perubahan iklim, lebih tinggi dari anggaran stimulus Jerman pascakrisis keuangan.

Data kantor statistik Jerman menunjukkan bahwa pada 2019 pertumbuhan didorong oleh konsumsi dan konstruksi. Pada saat yang sama, pemerintah mencatat surplus anggaran sebesar 1,5% dari PDB.

Sebagai pengekspor terbesar ketiga di dunia, Jerman bertindak sebagai penentu arah bagi ekonomi global, yang secara luas diperkirakan akan dihadapi dengan tahun terburuk sejak Resesi Hebat satu dekade lalu.

Sumber : Bisnis, 15.01.2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar