Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi Jerman bergerak
pada laju paling lambat dalam 6 tahun terakhir pada 2019 di tengah tekanan pada
industri manufaktur dan negara yang terseret ke jurang resesi.
Ekspansi ekonomi hanya mencapai 0,6% menggambarkan upaya
mesin ekonomi Uni Eropa tersebut untuk berkembang ketika ketegangan perdagangan
dan perlambatan permintaan menambah tantangan struktural.
Produsen mobil termasuk Volkswagen AG
merupakan salah satu dari sekian pelaku industri yang menghadapi masa kritis di
tengah upaya perusahaan untuk memasarkan kendaraan listrik.
Sementara itu produsen seperti Siemens AG
berada di bawah tekanan untuk beradaptasi dengan regulasi baru terkait dampak
perubahan iklim.
Ketidakpastian geopolitik di Timur Tengah serta Brexit
diperkirakan akan membebani sentimen dan momentum pertumbuhan pada masa depan.
Ekonom memperkirakan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi
Jerman hanya akan mencapai kisaran 0,7% tahun ini. Amerika Serikat sebagai
perbandingan, diperkirakan akan tumbuh dua kali lebih cepat dari Jerman.
"Setelah melewati awal yang dinamis ddan diikuti dengan penurunan pada kuartal kedua,
ada tanda-tanda sedikit pemulihan di paruh kedua," kata Albert
Braakmann, kepala departemen kantor statistik yang menyusun data PDB,
dikutip melalui Bloomberg, Rabu (15/1/2020).
Ekspektasi bisnis meningkat pada akhir tahun lalu dan
Kementerian Ekonomi Jerman telah menunjukkan prospek yang sedikit lebih baik
untuk kegiatan industri, tetapi data aktual masih sangat mengecewakan.
Pesanan manufaktur terus menurun, produksi mobil turun ke
level terendah dalam hampir seperempat abad dan ekspor terus turun.
"Ekonomi Jerman tetap lemah di akhir 2019, survei
bisnis menunjukkan hasil konsisten terhadap potensi kontraksi, sementara data
industri dan pesanan pabrik juga menunjukkan momentum yang sangat lemah,"
kata ekonom Bloomberg, Jamie Rush.
Pelemahan ekonomi yang berkelanjutan mendorong pemerintahan
Angela Merkel untuk meningkatkan dukungan fiskal.
Mereka berjanji untuk meningkatkan investasi dalam
infrastruktur dan pendidikan, dan berkomitmen untuk menghabiskan sekitar 54
miliar euro untuk melawan perubahan iklim, lebih tinggi dari anggaran stimulus
Jerman pascakrisis keuangan.
Data kantor statistik Jerman menunjukkan bahwa
pada 2019 pertumbuhan didorong oleh konsumsi dan konstruksi. Pada saat yang
sama, pemerintah mencatat surplus anggaran sebesar 1,5% dari PDB.
Sebagai pengekspor terbesar ketiga di dunia, Jerman
bertindak sebagai penentu arah bagi ekonomi global, yang secara luas
diperkirakan akan dihadapi dengan tahun terburuk sejak Resesi Hebat satu dekade
lalu.
Sumber : Bisnis, 15.01.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar