KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merebaknya virus corona yang
berasal dari China dan mulai mewabah ke sejumlah negara lain menimbulkan
kekhawatiran. Tak hanya khawatir
terhadap penyebaran penyakit, tetapi juga khawatir terhadap dampaknya pada
aktivitas perekonomian, terutama di Negara Tirai Bambu tersebut.
Danske
Bank, perusahaan finansial dan
perbankan asal Denmark, dalam risetnya, Senin (27/1) memperkirakan dampak buruk
virus corona memiliki potensi lebih besar terhadap ekonomi China dibandingkan
dengan kasus virus SARS pada 2003 silam.
Meski respons dan tindakan pemerintah
China kali ini dinilai jauh lebih cepat dibandingkan kasus SARS dulu, Danske
Bank menilai risiko penyebaran virus corona jauh lebih tinggi pada saat ini di
tengah jejaring transportasi yang sangat luas serta momentum Tahun Baru China
di mana banyak orang datang dan pergi dari China.
“Dibandingkan 2003, jaringan
transportasi kereta, pesawat, dan mobil sudah sangat lebih luas. Sekitar 50
kereta berangkat dari Wuhan ke kota-kota besar setiap hari sebelum akhirnya
diisolasi. Virus juga menyebar pada waktu kritis yaitu perayaan Tahun Baru di
mana 3 juta sampai 400 juta orang diperkirakan bepergian,” terang Danske Bank
dalam laporan itu.
Selaras dengan itu, dampak
penyebaran virus corona terhadap ekonomi China juga berpotensi lebih besar
terutama pada sektor jasa dan ritel.
Danske
Bank menghitung, sektor jasa China akan mengalami pukulan paling keras
mengingat porsinya yang sudah mencapai 54% dari PDB, dibandingkan pada 2003
yaitu 42% dari PDB.
Pukulan
pada sektor jasa akibat banyak warga China yang akan tinggal di rumah,
menghindari tempat umum seperti bioskop, konser, restoran, dan tempat-tempat
wisata.
Apalagi, jumlah masyarakat kelas
menengah di China juga sudah lebih besar dan umumnya masyarakat tersebutlah
yang melakukan aktivitas hiburan dan berkontribusi pada sektor jasa.
Sementara pada sektor ritel,
tercatat bahwa wabah SARS memukul pertumbuhan ritel dari 10% ke 4,5% pada 2003
silam. Sebab, masyarakat menghindari aktivitas berbelanja ke pasar atau pusat
perbelanjaan agar terhindar dari penularan.
Danske Bank memprediksi dampak
corona pada sektor ritel China saat ini akan serupa dengan masa itu, meski
memang ada kemungkinan tidak separah 2003 mengingat transaksi belanja sudah
didominasi online melalui e-commerce sekarang ini.
Selanjutnya, Danske Bank juga
memprediksi tekanan kenaikan inflasi akan terjadi seiring dengan isolasi pada
hampir keseluruhan provinsi Hubei, China.
“Provinsi Hubei akan mengalami
penurunan pertumbuhan PDB yang signifikan akibat isolasi. Sementara, Hubei
merupakan 4% dari keseluruhan ekonomi China sehingga penurunan 20% pada PDB
Hubei saja dapat mengurangi 0,8% pada PDB China secara keseluruhan,” lanjut
laporan tersebut.
Perpanjangan masa libur Tahun
Baru China untuk seminggu ke depan di sejumlah area di China menambah potensi
pengurangan produksi (output) perekonomian China dalam jangka pendek.
Kasus
virus corona menjadi ancaman tambahan bagi perekonomian China yang juga tengah
dalam kondisi rentan akibat Perang Dagang dengan Amerika Serikat (AS).
Adapun, di sisi yang lebih
positif, Danske
Bank mengatakan Provinsi Hubei yang menjadi pusat penyebaran virus corona kali
ini memang mengambil bagian yang jauh lebih kecil pada perekonomian China
dibandingkan dengan provinsi Guangdong yang pada 2003 menjadi pusat virus SARS.
“Guangdong
merupakan provinsi terbesar China dengan 100 juta lebih penduduk dan
berkontribusi 11% terhadap PDB,” tutur Danske Bank.
Kebijakan pemerintah China untuk
memitigasi dampak corona ke perekonomian pun diharapkan, yaitu dalam bentuk
stimulus. Meski Danske Bank memandang, akan sulit bagi pemerintah China untuk
mengkalibrasi seberapa banyak dan untuk berapa lama stimulus ekonomi harus
diberikan untuk menangkal penurunan PDB.
"Pada tahap ini sangat sulit
untuk menilai dampak keseluruhan terhadap ekonomi China, tetapi berdasarkan
faktor-faktor di atas, tekanan hingga sekitar satu poin persentase sangat
mungkin terjadi sebagai dampak temporer virus Korona,” tandas bank itu.
Sumber : Kontan, 27.01.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar