Bisnis.com, JAKARTA - Membaiknya neraca dagang
Desember 2019 dengan defisit hanya US$0,03 miliar diperkirakan bakal membuat
kinerja neraca dagang 2020 bisa membaik.
Badan Pusat Statistik (BPS)
mengumumkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2019
mencatat defisit US$0,03 miliar. Angka ini menurun signifikan
dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar US$1,39 miliar.
Onny Widjanarko, Direktur Eksekutif Departemen
Komunikasi Bank Indonesia, mengatakan bahwa defisit yang
turun pada Desember ini sangat dipengaruhi oleh surplus neraca perdagangan
nonmigas akibat penurunan impor nonmigas untuk seluruh jenis barang. Kondisi
tersebut juga disertai oleh kinerja ekspor nonmigas yang membaik.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas menurun
ditopang oleh peningkatan ekspor migas di tengah kinerja impor migas yang
stabil.
"Dengan perkembangan tersebut, neraca
perdagangan Indonesia pada tahun 2019 mencatat defisit sebesar US$3,20 miliar,
lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada tahun sebelumnya sebesar US$8,70
miliar," ujar Onny, Kamis (16/1/2020).
Kondisi tersebut, menurut Onny, ditopang oleh penurunan
kinerja impor didukung oleh kebijakan substitusi impor di tengah kinerja ekspor
yang belum kuat seiring dengan perlambatan ekonomi global dan turunnya harga
komoditas.
Neraca perdagangan nonmigas pada Desember 2019 mengalami
surplus US$0,94 miliar setelah pada bulan sebelumnya mencatat defisit US$0,30
miliar.
Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh penurunan
impor nonmigas barang konsumsi seperti kendaraan dan bagiannya.
Selain itu, impor bahan baku dan barang modal juga turun,
seperti mesin atau peralatan listrik serta besi dan baja.
"Membaiknya neraca perdagangan nonmigas juga ditopang
oleh kinerja ekspor nonmigas yang meningkat, seperti komoditas lemak dan minyak
hewani atau nabati; bijih, kerak dan abu logam; serta pakaian dan
aksesorinya," jelas Onny.
Secara kumulatif, neraca perdagangan nonmigas sepanjang
2019 mencatat surplus US$6,15 miliar lebih tinggi dibandingkan dengan surplus
pada periode sebelumnya sebesar US$4,00 miliar.
Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas pada
Desember 2019 menurun menjadi sebesar US$0,97 miliar, dari defisit US$1,10
miliar pada bulan sebelumnya.
"Membaiknya defisit tersebut didorong oleh kinerja
ekspor migas yang meningkat baik dalam bentuk hasil minyak, minyak mentah, dan
gas," ungkapnya.
Pada sisi lain, kinerja impor migas tercatat stabil sejalan
dengan menurunnya impor hasil minyak, sedangkan impor minyak mentah meningkat.
Secara kumulatif, neraca perdagangan migas sepanjang 2019
mencatat defisit yang lebih rendah yaitu sebesar US$9,35 miliar, dibandingkan
dengan defisit pada tahun sebelumnya yang mencapai US$12,70 miliar.
"Bank Indonesia memandang perkembangan neraca
perdagangan pada Desember 2019 dan keseluruhan 2019 positif dalam memperkuat
ketahanan eksternal perekonomian Indonesia," terang Onny.
Ke depan, sambungnya, Bank Indonesia akan terus memperkuat
sinergi kebijakan dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan
ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan.
Sumber : Bisnis, 16.01.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar