KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun lalu, PT
Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatat jumlah kendaraan
penumpang (CBU) yang ditangani sebanyak 581.272 unit atau
tumbuh 37,97% ketimbang tahun 2018 sejumlah 421.288 unit.
Jumlah tersebut pencapaian kegiatan bongkar muat ekspor
menyumbang sebanyak 330.788 unit atau naik 27,55% dibandingkan periode yang
sama di tahun lalu sebanyak 259.330 unit CBU mobil.
Selanjutnya, kegiatan impor tercatat sebesar 75.731 unit
secara akumulasi dibandingkan dengan pencapaian di periode yang sama di tahun
sebelumnya sebesar 81.171 unit atau lebih rendah 6,70%.
Sementara itu, pencapaian secara akumulasi hingga akhir
Desember 2019 di Lapangan Domestik mencapai 174.753 unit CBU Mobil atau
melonjak 116,31% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun lalu
sebanyak 80.787 unit.
Sementara itu, perusahaan mencatat jumlah kendaraan pada
Desember 2019 saja sebanyak 60.641 unit kendaraan atau meningkat 58,80% secara
tahunan dibandingkan pencapaian di tahun sebelumnya sebanyak 38.188 unit CBU.
Angka pertumbuhan tersebut berhasil melampaui rerata
pertumbuhan yoy di tiap bulannya, yaitu sebesar 31,97%.
Perlu diketahui, berdasarkan data yang di himpun dari Badan
Pusat Statsitik (BPS) mencatat Nilai impor Oktober 2019 mencapai US$ 14,77
miliar. Realiasi ini mengalami penurunan tajam sebesar 16,39% dibandingkan
dengan Oktober 2018 yang sebesar USD17,67 miliar. Namun bila dibandingkan
dengan September 2019 terjadi peningkatan 3,57% dari US$ 14,26 miliar.
Kemudian nilai ekspor tercatat mencapai US$ 14,93 miliar.
Realisasi ini mengalami penurunan 6,13 persen dari Oktober 2018 yang mencapai
US$ 15,91 miliar. Tetapi dibandingkan dengan September 2019 mengalami peningkatan
5,92% dari US$ 14,10 miliar. Laju ekspor-impor di Oktober 2019 dipengaruhi
sejumlah dinamika ekonomi global.
Investor Relations IPCC Reza Priyambada mengatakan
kenaikan angka tersebut merupakan angka total dari jumlah kendaraan mobil yang
dilakukan bongkar muat di lapangan atau di terminalnya IPCC.
Reza juga mengungkapkan secara total ekspor impor nasional
melemah karena ada kontribusi item atau komoditas yang bobotnya besar di neraca
perdagangan yang mengalami penurunan.
"Kalau di lihat di perdagangan, bobot yang besar itu
kan ada di migas, kemudian di non migas, itu yang cenderung turun dibandingkan
dengan kendaraan," katanya kepada kontan.co.id pada Selasa (21/1).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar