Stefan
Persson, 72 tahun, belum lama ini
mengumukan pengunduran dirinya sebagai chairman pada Mei mendatang dan akan
digantikan oleh putranya Karl-Johan,
yang saat ini berperan sebagai chief executive officer
(CEO).
Posisi Karl-Johan akan digantikan
oleh Helena Helmersson, menjadikannya perempuan pertama di jajaran
tertinggi pengendali H&M.
Helmersson mulai karirnya di
H&M sebagai ekonom di departemen pembelian pada tahun 1997, dan lima tahun
sebagai manajer
keberlanjutan (sustainability manager).
Sebelum ditunjuk menjadi CEO, dia
menjabat sebagai chief
operating officer (COO) selama lebih
dari setahun.
Menurut Bloomberg Billionaires Index, lonjakan harga saham perusahaan yang berbasis di
Swedia ini memperkuat posisi Persson sebagai keluarga terkaya di Swedia dengan
kekayaan lebih dari US$20
miliar, seperti dikutip
melalui Bloomberg pada Jumat (31/1).
Bagi Persson, penyerahan kendali
kepada putranya setelah menjabat sebagai chairman selama dua dekade terakhir
adalah sebuah proses yang natural.
Dia menyampaikan, keluarga
Persson, dengan kepemilikan sekitar setengah dari bisnis H&M, akan tetap
menjadi pemilik yang berkomitmen atas pengecer garmen terbesar kedua di dunia
tersebut.
Saham H&M telah mengalami
kenaikan sekitar 10% sejak Karl-Johan menjadi CEO pada 2009, lonjakan ini
hampir empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan saingannya Inditex,
perusahaan ritel fesyen pemilik Zara.
Lama dikenal sebagai peritel
untuk produk fesyen andalan yang terinspirasi dengan gaya kasual ala
Skandinavia yang dirancang dengan baik, H&M kini harus bersaing dengan
keberadaan pengecer yang menawarkan harga lebih murah serta basis online yang
lebih kuat.
Sejumlah pesaing H&M seperti
Primark menjual barang dengan potongan harga, sementara spesialis toko online
seperti Asos
Plc dan
Zalando SE memberikan pelayanan
instan.
H&M
diketahui menutup sekitar 140 toko di seluruh dunia pada 2018 pasca hasil yang
buruk di 2017. Peritel itu juga merevisi rencana pembukaan toko baru pada 2019
dari 175 menjadi 130 di seluruh dunia.
H&M melaporkan laba sebelum
pajak pada Kamis (30/1) sebesar 5,4 miliar kronor atau senilai US$560 juta
dalam tiga bulan yang berakhir 30 November, realisasi ini melebihi 4,8 miliar
kronor yang diperkirakan para analis.
Sumber : Bisnis, 31.01.2020.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar