31 Januari 2021

[010221.ID.BIZ] Akankah Gojek Menjadi Seperti WeChat?

 

Bisnis.com, JAKARTA – Pengamat aplikasi menilai Gojek tengah berupaya menjadi perusahaan superaplikasi di Indonesia, sebagaimana WeChat di China.

Rencana kerja sama dengan Tokopedia adalah langkah yang dilakukan Gojek selanjutnya, setelah menyuntik PT Bank Jago Tbk. (ARTO) senilai Rp2,25 triliun beberapa waktu lalu.

Ketua Bidang Industri Aplikasi Nasional Masyarakat Telematikan Indonesia (Mastel) M. Tesar Sandikapura menilai seandainya kabar mengenai merger Gojek dengan Tokopedia benar, kerja sama yang terjalin kedua perusahaan berkaitan dengan pemanfaatan teknologi dan penguasaan pasar dari tiap-tiap perusahaan. 

Dia menilai kerja sama dengan Tokopedia akan memuluskan upaya Gojek menjadi superaplikasi yang sebenarnya di Indonesia dengan menguasai finansial–lewat investasi ke Bank Jago–dan perusahaan dagang-el.

“Dengan akuisisi Bank Jago uang yang tadinya lari ke bank lain sekarang berputar di ekosistem Gojek. Adapun rantai pasokan berasal dari transaksi pembelian perusahan dagang-el dan Tokopedia adalah yang paling besar saat ini,” kata Tesar kepada Bisnis, Minggu (31/1).

Berdasarkan sejumlah informasi, valuasi Tokopedia berkisar US$8 miliar—US$10 miliar. Tokopedia mengeklaim jumlah mitra yang dimiliki saat ini lebih dari 9 juta mitra.

Tesar memperkirakan untuk mewujudkan ambisi Gojek menjadi superaplikasi, selanjutnya Gojek akan mendekati perusahaan logistik berskala nasional.

Dia menduga perusahaan logistik tersebut adalah PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE).

Tesar berpendapat bahwa meski Gojek sudah memiliki layanan pesan-antar barang, Go-send, tetapi jangkauan Go-send masih bersifat lokal. Berbeda dengan JNE yang jangkauannya antarkota.

Perusahaan logistik dibutuhkan dalam ekosistem Gojek untuk membantu perseroan dalam menghemat distribusi barang ketika sudah memilih perusahaan dagang-el.

“Jika itu sudah terjadi, Gojek menjadi superaplikasi yang sebenarnya, mereka tidak bergantung pada pihak luar. Jika itu sudah terjadi, maka bahaya, itu seperti WeChat,” kata Tesar.

Dia mengatakan bahwa di China, WeChat bukan hanya sebagai aplikasi percakapan. WeChat telah berkembang pesat–dengan beragam fitur menarik-dan menjelma menjadi raksasa teknologi yang memenuhi semua kebutuhan masyarakat. 

Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, WeChat memiliki fitur pembayaran untuk bertransaksi di sejumlah pusat perdagangan hingga pedagang kaki lima.

Sistem pembayaran WeChat juga terintegrasi dengan sejumlah perusahaan dagang-el hingga perusahaan pemesanan tiket perjalanan. Kerja sama membuat perusahaan-perusahaan tersebut dapat mempromosikan langsung produk mereka ke nomor pengguna dan pengguna dapat bertransaksi dengan alat pembayaran yang dimiliki WeChat dengan harga yang lebih baik.

WeChat juga memiliki fitur gim yang dapat dimainkan oleh para pengguna dan dapat dimonetisasi seperti penjualan voucer gim.

Sebelumnya, Gojek telah mengakuisisi 22 persen saham milik Bank Jago. Dengan aktivitas akuisisi tersebut, kata Tesar, perputaran uang akan berada pada ekosistem Gojek.

Dekakorn superaplikasi tersebut tidak perlu lagi mengeluarkan uang ke bank lain dalam setiap transaksi yang terjalin.

“Perizinan tidak perlu pusing-pusing karena [Bank Jago] telah mendapat dukungan dari Bank Indonesia. Mungkin Gojek investasi di Bank Jago bukan mengambil teknologinya tapi regulasinya,” kata Tesar

Sumber : Bisnis, 01.02.2021.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar