29 Agustus 2011

[290811.EN.SEA] Hprizon Line Fails To Win Price-Fixing Case Dismissal In US Court Of Appeals


TROUBLED Horizon Lines has failed in its appeal to a federal appeals court in Philadelphia against a district court judgment on it for price fixing in in the US-Puerto Rico trade.
The US Court of Appeals upheld the district court's ruling that Horizon senior executives "made statements about Horizon's financial health, in particular explaining why Horizon was increasing rates in a tight Puerto Rico market," reported American Shipper, adding that those statements were "false because the company's apparent well-being was due to price fixing" and not the reasons Horizon gave.

Previously, the district court said that "senior executives made false statements, and they made those false statements with scienter [intent or knowledge of wrongdoing]."
Source : HKSG.

[290811.ID.LOG] Pola Distribusi Barang Perlu Diperbaiki


JAKARTA: Komisi IV DPR menilai seminggu menjelang Lebaran seluruh pasokan kebutuhan pokok aman dan harga relatif stabil meski diperlukan perbaikan sistem pergudangan dan pola pendistribusian barang.

Demikian dikemukakan oleh Wakil Ketua Komisi IV Herman Khaeron saat memimpin inspeksi mendadak (Sidak) ke sejumlah pasar dan tempat pendistribusian barang. Selain mengunjungi gudang Dolog DKI Jakarta, Dolog Cimindi, Jawa Barat, rombongan Komisi IV DPR yang membidangi pertanian, kehutanan dan kelautan juga meninjau Pasar Induk Sayuran Cibitung, Pasar Beras Johar Karawang dan Rumah Potong Hewan Ciroyom.

"Seminggu menjelang Lebaran ini kebutuhan pokok aman, terutama untuk beras di DKI Jakarta dan Banten. Semua stok aman dan harga stabil," ujar Herman didampingi Anggota Komisi IV Siswono Yudohusodo dan sejumlah anggota DPR lainnya.

Kendati stok kebutuhan aman, kata Herman, pelaku pasar juga diminta untuk tetap mewaspadai sistem pendistribusian barang. Menurut dia, sistem pendistribusian barang akan sangat berpengaruh pada harga.

Terkait adanya masa jeda pelaku pasar seminggu sebelum dan seminggu setelah Lebaran akibat terjadinya penurunan pendistribusian barang, Herman meminta Kementerian Pertanian untuk menyikapinya.

"Saya meminta Sekjen Kementerian Pertanian ke depan harus ada mekanisme yang dibangun bahwa selama jeda libur pengiriman barang, seminggu dan seminggu setelah lebaran harus ada solusi bagaimana mengisi kekosongan distribusi itu. Ini persoalan yang harus dituntaskan," ujarnya saat meninjau Pasar Induk Sayur Cibitung hari ini.

Anggota Komisi IV DPR Siswono Yudohusodo menyatakan kekhawatirannya akibat kian merajalelanya buah impor di pasar lokal. Menurut dia, semua pihak termasuk pemerintah dan pelaku pasar untuk terus mencari upaya guna memberdayakan produk lokal.

Dari hasil pemantauan Komisi IV di pasar yang dikunjungi, hampir semua buah dan sayur andalan lokal dikuasai oleh komoditas impor dari China.

"Memang China itu kelebihan pasok dari kebutuhannya sehingg diimpor ke Indonesia dengan harga bersaing," ujarnya. Beberpa komoditas yang dikuasai China termasuk jeruk, wortel dan kentang. (tw)

Sumber : Bisnis Indonesia, 24.08.11.

28 Agustus 2011

[280811.EN.SEA] Cosco Pacific Increases First Half Profit 24.8pc To US$237 Million

COSCO group's terminal operator, Hong Kong-listed Cosco Pacific, posted a year-on-year 24.8 per cent first half net profit increase to US$237 million, drawn on revenues of $278.6 million, up 25.4 per cent.

"Of the top 10 container ports in mainland China, ports in the Bohai Rim region recorded outstanding results, while the throughput growth of Shenzhen port and Shanghai port were below the national average due to the slowdown in Europe and the United States," said the company.

Revenue from the terminal operations and container leasing, management and the sale of properties increased 44 per cent to $149.5 million, said the company, in a statement to the Hong Kong stock exchange accompanying interim results.

Gross profit increased 71 per cent to $119.3 million, largely credited to increased revenues from the Piraeus Container Terminal in Greece, a wholly owned subsidiary as well as the reclassification of Guangzhou South China Oceangate Container Terminal from a joint venture to a wholly owned unit.

The Piraeus Terminal handled 484,280 TEU in the first half of the year, representing an increase of 28.5 per cent. Piraeus Terminal recorded a significant increase in the volume of transhipment cargo as its major customer has increased the port calls since May.

Cosco Pacific container throughput grew 19.7 per cent to 24,249,265 TEU during the period, said the company, an increase of 20.1 per cent, compared to the 12.9 per cent average growth rate of Chinese ports.

In 2010, Cosco Pacific acquired 10 per cent additional equity interest in Yantian Terminal, increasing its equity throughput growth 31 per cent to 6,537,508 TEU.

During the period, company throughput in the Bohai Rim region accounted for 39.2 per cent of the total throughput reaching 9,522,797 TEU, outperforming the Yangtze River Delta and the Pearl River Delta. The increase, the company said, was mostly driven by Qingdao Qianwan Container Terminal and Tianjin Euroasia Terminal.

During the period, throughput of Qingdao Qianwan Container Terminal grew 25.8 per cent because of new routes with the Tianjin Euroasia Terminal starting operations in July 2010.

Company throughput in the Yangtze River Delta region accounted for 15 per cent of the total throughput, reaching 3,634,691 TEU.

In the Pearl, the Guangzhou South China Oceangate Terminal recorded a strong throughput growth of 22.5 per cent as a result of an increase in the calls at the terminal by Maersk Line, a major customer of the terminal, the company said.

Throughput of overseas terminals accounted for 12.9 per cent of the total, reaching 3,122,404 TEU up 17.1 per cent. Throughput of Antwerp Terminal increased 68.3 per cent because of another shipping line making calls.

Profit from container manufacturing increased 238.8 per cent to US$91.2 million.

Of the future, the group statement said in the first half of 2011, China's economic growth will continue its momentum with GDP growing 9.6 per cent year on year.

"During the period, Cosco Pacific's terminal business, container leasing, management and sale businesses and container manufacturing business continued to benefit from the steady growth of the global container shipping volume and recorded solid results," said the company.

Source : HKSG, 26.08.11.

[280811.ID.BIZ] Penjualan Ban Turun 12,5%

JAKARTA: Seiring dengan prediksi menurunnya angka penjualan kendaraan bermotor pada Agustus, Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) juga menyatakan penjualan ban pada bulan tersebut turun 12,5%.

Ketua Umum APBI Aziz Pane mengatakan penurunan tersebut semata-mata akibat pendeknya hari kerja karyawan guna mempersiapkan libur Lebaran, bukan disebabkan menurunnya pertumbuhan ekonomi.

"Penjualan ban baik ekspor maupun domestik pada Agustus tentu ikut terkoreksi. Penjualan ban turun karena produksinya menurun. Produksi menurun karena hari kerja pada Agustus lebih pendek gara-gara ada libur Lebaran," katanya hari ini.

Jika penjualan ban bulanan berkisar 4,5 juta unit, penjualan ban pada Agustus diperkirakan sekitar 4 juta unit atau terkoreksi sekitar 12,5% dibandingkan dengan penjualan bulanan.

Namun, dia yakin penjualan ban mulai pertengahan September dan Oktober akan kembali normal bahkan berpotensi mencapai puncaknya atau di atas 5 juta – 5,5 juta unit per bulan.

Jika prediksi itu benar, penjualan pada periode itu dapat menutupi defisit penjualan yang terjadi pada Agustus sehingga masih berpeluang mencapai target.

"Tren setelah Lebaran biasanya seperti itu. Secara umum, permintaan ekspor maupun domestik pada tahun ini tetap sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan tahun lalu. Artinya, masih terjadi pertumbuhan," terangnya. (sut)

Sumber : Bisnis Indonesia, 22.08.11.

27 Agustus 2011

[270811.EN.LOG] Sinotrans First Half Interim Profit Up 31p To US$86 Million On 3pc More Sales

SINOTRANS, the Hong Kong-listed Chinese logistics giant, posted interim results for the first half, showing a 31 per cent year-on-year increase in operating profit to CNY549.7 million (US$86 million) drawn on three per cent more sales to $3.2 billion.

"During the first half of 2011, the overall economy of China continued with its steady and favourable development as China's import and export saw further growth, despite signs of significant drop in the growth rate of foreign trade," said the statement accompanying the results.

"Between January and June, total import and export of China recorded a year-on-year increase of 25.8 per cent, with exports up by 24 per cent and imports up by 27.6 per cent," the statement said.

"The increase in revenue was mainly attributable to the slowdown of China's growth rate of foreign import and export trade, particularly foreign export trade, and the drop in freight rates of containers shipping as well," said the statement.

Revenue from the Sinotrans forwarding increased 0.3 per cent to CNY17.billion year on year. Sea freight forwarding volume increased 15.4 per cent to 3.8 million TEU in the first half of 2011. Air freight was up 14 per cent.

First half marine revenue increased 33.3 per cent to CNY1.8 billion. The number of containers shipped rose 16 per cent to 1.1 million TEU in the first half,up 16.9 per cent from 1.02 million TEU last year.

Source : HKSG.

[270811.ID.BIZ] Industri Sudah Butuh Solusi Bisnis Analitik

JAKARTA: Aktivitas industri dinilai sudah sangat membutuhkan solusi bisnis analitik, menyusul terjadinya ledakan data yang menjadi tantangan bagi perusahaan untuk memanage dan menggunakannya dalam mendorong pertumbuhan bisnis.

Associate Vice President IDC Asia Pasifik Philip Carter mengatakan  era big data telah tiba, dengan gudang data multi-petabyte, interaksi social media, data yang masuk secara real-time, informasi geospasial dan sumber data baru lainnya menunjukkan tantangan dan sekaligus kesempatan signifikan yang dihadapi organisasi.

Menurut dia, di masa mendatang, CIO (Chief Information Officer) butuh mengadopsi kelas baru teknologi yang diperlukan untuk memroses, menemukan dan menganalisa rangkaian data masif yang tidak dapat diatasi dengan menggunakan database dan arsitektur tradisional.

“Akan menjadi jelas jika nilai sebenarnya akan diperoleh dari analytics high-end yang dapat dilakukan pada volume yang meningkat, kecepatan dan variasi data yang dihasilkan oleh organisasi,” ujarnya, dalam siaran pers yang diterima Bisnis, hari ini. 

Berdasarkan global Survey yang dilakukan Bloomberg BusinessWeek Research Services dengan disponsori oleh SAS pada Mei lalu terhadap 930 pebisnis profesional untuk menentukan kondisi business analytics dalam organisasi mereka menunjukkan solusi bisnis analitik telah meluas.

Sebanyak 97% dari responden yang di survei menyatakan menggunakan bisnis analitik dalam organisasi mereka, namun, sebagian besar dari perusahaan tersebut belum menggunakan analitik dengan kemampuan canggih yang sudah tersedia di pasar.

Untuk survei ini, kurang dari satu dari lima perusahaan telah mengambil keuntungan dari teknologi yang berkembang dari sumber-sumber informasi (seperti data Web, social media dan data tidak terstruktur dari teks dan video).

Organisasi di kawasan Asia Pasifik telah banyak memperoleh ide tentang pemanfaatan data mereka untuk  menghasilkan wawasan, sedangkan sebagian besar masih pada tahap awal dalam penggunaan analitik.

Beberapa organisasi telah mengadopsi solusi bisnis analitik untuk mengambil keuntungan dari big data dan mengubahnya menjadi wawasan berharga dan keputusan yang lebih baik.

Adapun, SAS telah mendukung lingkungan big data selama bertahun-tahun, dengan solusi yang mampu memberikan nilai analitik, sekaligus wawasan dari data-data yang ada.

Executive Vice President, SAS Europe, Middle East, Africa and Asia Pacific Mikael Hagstrom menyatakan SAS memiliki rangkaian kemampuan yang luas untuk mendukung Big Data Analytics, seperti grid, in-database, dan in-memory.

Kemampuan ini dapat diimplementasikan lintas solusi SAS, seperti manajemen data, analytics dan BI/reporting, serta solusi untuk industri tertentu dan bisnis horisontal.

“Dengan Big Data Analytics, organisasi dapat membuat keputusan yang lebih baik dan cepat, tidak hanya berdasarkan apa yang terjadi, melainkan apa yang akan terjadi kemudian. Big Data Analytics juga dapat memprediksi hasil terbaik dan tetap dapat menunjukkan penampilan maksimal meski berada dalam perubahan yang cepat,” jelasnya.

Sejumlah perusahaan yang telah menggunakan Big Data Analytics SAS seperti Industrial and Commercial Bank of China Ltd. (ICBC), China Guangfa Bank, Hyundai Marine & Fire Insurance, KDDI (perusahaan telekomunikasi di Jepang), Malaysia Building Society Berhad (MBSB), dan Securities and Exchange Board of India (SEBI).(api)

Sumber : Bisnis Indonesia, 23.08.11.

26 Agustus 2011

[260811.EN.SEA] Troubled Horizon Lines Misses Payment Ahead Of Bondholder Approval

TROUBLED Horizon Lines says it will fail to meet its default interest payment of US$330 million in convertible senior notes once restructuring is set out with bondholders in a 30-day grace period from August 15 deadline, said spokesman for the carrier Jim Storey.

The Charlotte, North Carolina, ocean carrier has defaulted on payments throughout 2011, said Newark's Journal of Commerce. This is a result of a $45 million fine for price-fixing on the Puerto Rico trade. Its second quarter saw its profit plummet to a $7 million loss compared to same period 2010 profit of $4.1 million.

To avoid breaching covenants on more than $270 million in senior secured debt, it hopes to secure amendments or waivers before end of third quarter when leverage ratios on Horizon's loan covenants tighten.

Softening of rates and high oil prices have further hurt the company that have spent the year skating close to bankruptcy.

Source : HKSG, 22.08.11.

[260811.ID.BIZ] RI Konsumen Karet Ke-8 Terbesar Di Dunia

JAKARTA: Indonesia menempati posisi kedelepan sebagai negara pengkonsumsi karet terbesar di dunia sebesar 421.000 ton pada 2010.

Hal itu terungkap dari peringkat 10 negara pengonsumsi karet terbesar di dunia 2010 dari riset International Rubber Study Group yang berdudukan di Singapura.

Seperti dilaporkan Bloomberg siang ini, posisi Indonesia dengan tingkat konsumsi sebanyak 421.000 ton berada di atas Korea Selatan dan Brasil yang berada di posisi sembilan dan sepuluh.

Korea Selatan mengonsumsi sebanyak 384.000 ton karet, sedangkan Brasil sebanyak 374.000 ton.

Dari tabel yang dipublikasikan itu, posisi tertinggi ditempati China dengan konsumsi 3,63 juta ton, Uni Eropa 1,13 juta ton, India 944.000 ton, AS 926.000 ton, Jepang 750.000 ton, Thailand 459.000 ton, dan Malaysia 458.000 ton.

Menurut International Rubber Study Group, konsumsi karet dunia pada 2010 mencapai 24,6 juta ton atau meningkat 15,3% dibandingkan dengan 2009.

Lembaga itu memperkirakan konsumsi karet dunia tahun ini mencapai 25,7 juta ton dan tahun depan meingkat menjadi 27,6 juta ton. (sut)

Sumber : Bisnis Indonesia, 03.08.11.