31 Januari 2010

[EN-LOG] "GAC" Announces Two New Agreements

GAC has entered into an agreement with the "AT&T Williams" F1 team, and has partnered with "BabyCord Jordan" to provide a new specialised service.

GAC has agreed to partner the AT&T Williams Formula One motor racing team in developing cost efficient logistics services in support of the team's efforts to meet the demands of an industry-wide cost reduction program.

The strategic partnership will help the AT&T Williams team respond effectively to increasing pressure to reduce costs in the sport.

Under the agreement, GAC will provide efficient logistics support in connection with the Team's Formula One freight requirements, and will oversee the management of the equipment for a challenging global program that visits nineteen different countries on five continents in nine months.

GAC will also provide logistics services from the new Williams Technology Centre in Qatar, the first F1-related technical centre outside the sport's traditional heartland of Europe. GAC is responsible for shipping equipment to Qatar and providing day-to-day support at the facility.

GAC Jordan has launched a specialist service in partnership with BabyCord Jordan to package umbilical cord blood for delivery and storage to medical institutions and hospitals in Europe, the US and Canada.

BabyCord Jordan aims to protect the health of newborn babies and their families by storing umbilical cord stem cells for possible future use to combat disease or to treat medical conditions through its Cord Blood Banking Services.

As part of its new highly specialist service, GAC Jordan ensures the safe and secure shipping of blood to the storage facility.

On the day the baby is delivered, a GAC technical staff member will be at the hospital to handle the specialised packing of the baby cord samples and necessary documentation. The package is then dispatched immediately via special express service to facilities in Europe or North America, where the sample will be processed and stored under strict guidelines for up to twenty years.
 
Source : EFT, 29.01.10.

[ID-LHS] Riset : Otak "Facebooker" Hanya Sanggup Berteman 150 Orang

Warga Facebook alias facebooker sering 'menimbun' jumlah teman, kadang sampai ribuan banyaknya. Namun menurut seorang peneliti, manusia sesungguhnya tidak mampu mengingat atau mengendalikan hubungan sosial dengan lebih dari 150 orang saja.

Adalah Robin Dunbar, profesor Evolutionary Anthropology di Oxford University yang mencetuskan klaim itu. Sang profesor pernah mengembangkan teori bernama 'Dunbar's number' yang jadi basis pernyataannya tersebut.

Teori itu mengklaim bahwa ukuran neocortex--bagian otak untuk berpikir sadar dan berbahasa--membatasi manusia untuk mengurus lingkungan sosial hanya dengan sekitar 150 teman, tak peduli betapapun besar sikap sosial seseorang.

Jumlah itu didapat setelah Dunbar meneliti seberapa sering manusia melakukan kontak dalam berbagai golongan masyarakat, dari lingkungan pedesaan sampai perkotaan.

Ternyata menurut riset lanjutan Durban, meski Facebook memungkinkan orang punya begitu banyak teman, tetap saja jumlah teman yang bisa dikontrol berkisar pada angka 150.

"Anda bisa memiliki 1500 teman, namun ketika Anda lihat trafik di situs, Anda akan melihat bahwa orang tetap mempunyai lingkaran pertemanan di kisaran 150 orang," tukas Dunbar seperti dilansir Times of India yang dikutip detikINET, Senin (25/1/2010).

Dunbar menambahkan bahwa wanita cenderung lebih baik dalam membina hubungan dengan terus berkomunikasi satu sama lain. Sedangkan kaum lelaki membutuhkan kebersamaan secara fisik sebelum bisa jadi akrab.

Sumber : Detikcom, 25.01.10.

30 Januari 2010

[EN-BIZ] China Surpasses US as Largest Saudi Aramco Customer

Davos: Saudi Arabian Oil Co., better known as Saudi Aramco, the world’s biggest crude producer, is exporting about 1 million barrels a day to China , more than to the U.S. , Chief Executive Officer Khalid al-Falih said.

“We are already exporting more to China than to the U.S. ,” he said yesterday in an interview with Bloomberg in Davos , Switzerland . “We are prudent and careful about where to invest but our eyes are focused on China and we will continue to look for all opportunities.”

The U.S. imported 1.014 million barrels of oil a day from Saudi Arabia in the nine months through September, according to the Energy Information Administration. China and Saudi Arabia aim to boost trade 50 percent to $60 billion by 2015, the state- owned Saudi Press Agency reported this month, citing Chinese Trade Minister Chen Deming.

Source : STA-Online, 29.01.10.

[ID-BIZ] "Honda Jazz" di Seluruh Dunia Akan Ditarik


Oleh : Arfi Bambani Amri
VIVAnews - Honda akan menarik seluruh mobil Jazz yang diproduksi tahun 2001 sampai 2008. Honda menyatakan, terdapat kesalahan produksi yang bisa memicu kebakaran.

Keputusan penarikan ini muncul setelah sebuah Honda Jazz yang terbakar merenggut nyawa seorang balita berusia dua tahun bernama Vanilla Nurse di Afrika Selatan. Honda Inggris lalu mengeluarkan kebijakan menarik 171 ribu Jazz yang ada di negeri itu.

Honda Inggris, seperti diberitakan timesonline.co.uk, Jumat 29 Januari 2010, menyatakan akan menghubungi seluruh pemilik Honda Jazz. Honda menyatakan, tombol jendela di mobil itu bisa mengakibatkan hubungan pendek dan menimbulkan api jika terkena air. Kondisi ini kemungkinan besar berdampak atas 646 ribu Honda Jazz di seluruh dunia.

Penarikan ini muncul di saat pengguna Toyota juga dikhawatirkan dengan sejumlah kasus kematian karena kesalahan produksi. Di Amerika Serikat, muncul 19 laporan kematian akibat pedal gas Toyota terus tertekan sementara pengendara sudah menarik kakinya.

Bagaimana jawaban Honda Indonesia?

Honda Prospect Motor, distributor mobil Honda di Indonesia, belum mengetahui perihal penarikan mobil Jazz atau juga dikenal sebagai Fit di sejumlah negara. "Biasanya kalau kita terkena, surat sudah sampai sebelum diumumkan," kata Direktur Pemasaran Honda Prospect Motor, Jonfis, dalam pesan singkat ke VIVAnews, Jumat 29 Januari 2010 malam.

Jonfis menyatakan, penarikan di seluruh dunia tidak biasa dilakukan. "Biasanya tidak begitu," ujarnya. Hal itu karena produksi mobil tidak terpusat di satu tempat.

Karena itu Jonfis menyatakan, sudah dipastikan Indonesia tidak terkena recall atau penarikan kembali tersebut. "Karena produksinya di Indonesia dan suppliernya berbeda," ujar Jonfis.

Namun Jonfis meminta konsumen jangan buru-buru panik dulu. "Jika ada informasi lebih lanjut, akan kami beritahu," katanya.

Sebelumnya, VIVAnews memberitakan Honda Inggris memutuskan menarik seluruh Honda Jazz produksi 2001-2008. Honda menemukan ada kesalahan produksi di bagian tombol jendela yang jika kemasukan air diduga bisa memicu arus pendek dan menyebabkan kebakaran.

Honda Inggris, seperti diberitakan timesonline.com, Jumat 29 Januari 2010, menyatakan akan menghubungi seluruh pemilik Honda Jazz. Kondisi ini kemungkinan besar berdampak atas 646 ribu Honda Jazz di seluruh dunia.

Kasus kebakaran ini pada September lalu merenggut nyawa anak berumur dua tahun bernama Vanilla Nurse di Afrika Selatan. Vanilla sedang tidur saat mobil itu terbakar.

Penarikan ini muncul di saat pengguna Toyota juga dikhawatirkan dengan sejumlah kasus kematian karena kesalahan produksi. Di Amerika Serikat, muncul 19 laporan kematian akibat pedal gas Toyota terus tertekan sementara pengendara sudah menarik kakinya.

Sumber : VIVAnews, 29-30.01.10.

29 Januari 2010

[EN-SEA] "BLT" Resolves "Camillo Eitzen" Takeover Payment Puzzle

Indonesia: "Berlian Laju Tankers" (BLT) is to issue shares to "Camillo Eitzen & Co" (CECO) shareholders as payment for its takeover offer announced last year.

BLT’s takeover of CECO was originally to have been carried out through the issue of mandatory exchangeable bonds, however, the plan was rejected by Indonesian financial regulators.

The Indonesian tanker owner said it had finally settled on a rights issue to CECO shareholders, a “proven concept” in Indonesia reducing the risk of execution to the transaction.

BLT said the transaction “maybe completed” by mid-June 2010. CECO board of directors remained positive on the completion of the transaction but would not extend the exclusivity agreement with BLT.

Source : STA-Online, 27.01.10.

[ID-SEA] Pelaksanaan Asas Cabotage Diharap Sesuai Komitmen

Oleh : Tularji

JAKARTA (Bisnis.com): Pemerintah diminta tetap memegang komitmen pelaksanaan asas cabotage (distribusi barang di dalam negeri wajib memakai kapal berbendera Merah Putih) sesuai KM Perhubungan No.71 tahun 2005 tentang Pengangkutan Barang/Muatan Antarpelabuhan di Dalam Negeri.

Darmansyah Tanamas, Anggota Bidang Lepas Pantai (Off Shore) Dewan Pengurus Pusat Indonesian National Shipowners’ Association (INSA), mengatakan semua pihak baik pemerintah, pemilik barang maupun operator kapal agar konsisten melaksanaan asas cabotage.

“Sebaiknya semua pihak konsisten dan berkomitmen dengan rencana yang telah ditetapkan bersama. Dengan komitmen itu pelayaran nasional optimistis untuk melaksanakan kebijakan asas cabotage paling lambat 1 Januari 2011,” katanya kepada Bisnis.com, hari ini.

Dia meminta pemerintah tetap melaksanakan kebijakan wajib berbendera Merah Putih bagi kegiatan pengangkutan laut di dalam negeri sesuai KM No.71 tahun 2005 tersebut tanpa harus menundanya ke Mei 2011.

Berdasarkan KM No. 71/2005 tersebut, pengangkutan 13 komoditas termasuk batu bara, minyak dan gas bumi di dalam negeri wajib menggunakan kapal berbendera Merah Putih dan diawaki warga negara Indonesia paling lambat 1 Januari 2010.

Sedangkan satu kegiatan pendukung lepas pantai (off shore) wajib menggunakan kapal berbendera Merah Putih paling lambat 1 Januari 2011. Namun, Pemerintah Indonesia berencana menunda pelaksanaan asas cabotage menjadi Mei 2011.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi mengatakan telah menyiapkan rancangan regulasi yang isinya memperpanjang waktu pelaksanaan asas cabotage hingga Mei 2011 tersebut. Kebijakan ini merujuk kepada UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran.

Pasal 341 UU itu menyebutkan kapal-kapal asing yang saat ini masih melayani kegiatan angkutan laut dalam negeri tetap dapat melakukan kegiatannya paling lama tiga tahun sejak UU Pelayaran ini berlaku.(er)

Sumber : Bisnis Indonesia, 26.01.10.

28 Januari 2010

[EN-SEA] "TSA" Lines Offer Upbeat 2010 Asia - US Trade Forecast


As the Asia - US freight market begins to gradually improve heading into 2010, the Transpacific Stabilisation Agreement (TSA) is pressing ahead with revenue improvement efforts, along with internal changes intended to expand direct member line involvement as the Agreement addresses long-term challenges facing the transpacific trade.

TSA lines' optimism is based on a combination of economic indicators and forward bookings during the off-season Lunar New Year period. With 2009 cargo demand likely to fall 15-20% below 2008 levels, carriers are looking forward to a significant year-on-year increase in 2010 traffic.

Among the factors contributing to a positive forecast are rising US consumer confidence and spending, and the need for retailers and other businesses to replenish inventories and upgrade physical and technology infrastructures.

Forward bookings by the individual TSA lines suggest that vessel utilisation levels in the trade will remain in the mid-high 90% range in most trade segments in the coming months, with a typical dip for the Lunar New Year period in Asia when factories are closed but picking up quickly after that.

"Carriers face difficult choices throughout 2010, as they ramp up their networks to meet service demand," said TSA chairman Ronald Widdows. "At the same time they will have to precisely calibrate their fleets and schedules to control costs, and also make long-term strategic decisions relating to market focus, network productivity, environmental mitigation and other factors."

He added that TSA carriers have embarked on a multi-year process focused on improving the economics of the trade, with the aim of achieving rate levels that will enable carriers to make the investment decisions required to meet customers' long-term supply chain needs.

TSA carriers' short-term focus remains revenue improvement in the second half of the 2009-10 contract year, with many rates in major commodity segments down $1,000 or more per 40-foot container from late 2008 levels.

TSA reported that member lines are actively pursuing a previously announced Emergency Revenue Charge (ERC) and that carriers are seeing a high degree of success leading up to the January 15, 2010 effective date.

"The bottom line for transpacific operators is to gradually fine-tune their operations, moving from an environment of contraction to one of preparing for growth," said Widdows. "That adjustment begins with a stable revenue foundation for gradual reinvestment in the trade. The ERC is a positive first step towards recovery in 2010, and lays important groundwork for the critical general rate increase to follow in the 2010-11 round of contracts."

Meanwhile, Widdows has stepped down after serving for the past three years as TSA chairman. Effective January 14th, Hanjin Shipping president & CEO YM Kim will take over as TSA chairman for 2010.

Furthermore TSA executive committee membership will be expanded from four to six lines, with Maersk Line and OOCL joining APL, Evergreen, Hanjin and NYK Line.

TSA members include:

• APL
• China Shipping Container Lines
• CMA-CGM
• COSCO Container Lines
• Evergreen Line
• Hanjin Shipping
• Hapag-Lloyd
• Hyundai Merchant Marine
• K-Line
• Maersk Line
• Mediterranean Shipping Co.
• NYK Line
• Orient Overseas Container Line
• Yangming Marine Transport
• Zim Integrated Shipping Services

Source : EFT, 22.01.10.

[ID-BIZ] "Matahari" Dilepas ke Asing



JAKARTA, KOMPAS.com — Mulai kini, gerai "Matahari Department Store" tak lagi identik dengan Grup Lippo. Akhir pekan lalu, melalui PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), Lippo melego 2,65 miliar saham atau setara dengan 90,76 persen saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) kepada "Meadow Asia Co Ltd".
Harga penjualannya sebesar Rp 2.705,33 per saham atau 100 persen lebih tinggi dari harga saham LPPF di lantai bursa sehari sebelum transaksi itu diteken. MPPA meraup Rp 7,2 triliun dari penjualan ini.

Meadow adalah perusahaan patungan MPPA dan CVC Capital Partners. Tetapi, MPPA hanya punya 20 persen dan CVC mengempit 80 persen saham LPPF. CVC merupakan perusahaan pengelola dana internasional yang masuk jajaran Top Five. Dana kelolaannya mencapai 46 miliar dollar AS.

Sejatinya, indikasi rencana penjualan Matahari Department Store muncul sejak September 2009. Kala itu, MPPA menjual aset unit usaha department store-nya itu kepada PT Pacific Utama Tbk. Nilai penjualan persediaan, peralatan dan perlengkapan usaha, serta hak sewa atas ruangan usaha peritel kelas menengah bawah ini sebesar Rp 430,06 miliar.

Pacific membeli unit usaha itu dengan duit hasil penerbitan saham baru yang nilainya sama dengan nilai akuisisi itu. Belakangan, Pacific bersalin nama menjadi Matahari Department Store. Tetapi, perusahaan ini tetap perusahaan afiliasi Grup Lippo dan kepanjangan tangan MPPA.

Benjamin J Mailool, Presiden Direktur MPPA, menjelaskan, penjualan saham LPPF bertujuan memperkuat struktur bisnisnya. "Sebab, bisnis ritel butuh dana besar," katanya, kemarin. Namun, dia belum bisa memastikan rencana penggunaan dana hasil penjualan itu.

Margin tipis

Direktur Financorpindo Nusa Edwin Sinaga menduga, Grup Lippo melihat perkembangan LPPF sudah tak signifikan lagi lantaran kalah bersaing dengan pemain lain. "Mereka melihat hal berbeda dari Hypermart sehingga berencana terus menambah gerainya," imbuhnya.

Analis Asia Kapitalindo Securities Arga, Paradita Sutiono, menimpali, sektor ritel hanya memberikan margin yang tipis. Dalam hitungannya, marginnya hanya 2 persen-6 persen. "Kemungkinan, dana hasil penjualan itu akan digunakan untuk penambahan gerai Hypermart," katanya. Maklum, bisnis pasar modern mempunyai prospek lebih cerah.

Edwin menambahkan, ada kemungkinan Grup Lippo ingin kembali fokus pada bisnis properti. Sekadar informasi, selain mempunyai gerai Hypermart melalui MPPA, raksasa bisnis ini masih memiliki sayap bisnis properti melalui PT Lippo Karawaci Tbk dan PT Lippo Cikarang Tbk. Mereka juga mempunyai megaproyek milik PT Kemang Village.

Adapun Kepala Riset Bhakti Securities Edwin Sebayang melihat, kini bisnis Lippo lebih fokus di sektor kesehatan dan keuangan nonperbankan. (Yuwono Triatmodjo, Yura Syahrul, Irma Yani/Kontan)

Sumber : Kompas, 26.01.10

Tambahan Info : Bidik Pasar Premium, "Matahari" Ganti Logo

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejak Agustus lalu ada yang baru dari penampilan Departemen Store milik PT Matahari Putra Prima Tbk. Logo baru milik Matahari Departemen Store kini tak lagi menampilkan warna-warna semarak biru, merah, dan hijau seperti logo yang telah disandangnya sejak puluhan tahun lampau.

Aneka warna cerah tersebut kini memang telah menghilang, dan bersalin rupa dalam dominasi warna merah dan abu-abu tua (sepintas mirip hitam). Tidak cuma itu, font tulisan Matahari pun berubah menjadi deratan huruf-huruf besar nan angkuh.

"Kami memang bergeser ke konsep baru yang lebih matang dan elegan," ujar Danny Kojongian Direktur PT Matahari Putra Prima tempat Matahari Departemen Store bernaung bersama Hypermart, FoodMart, dan beberapa merek ritel lainnya.

Danny menjelaskan warna putih dan merah pada font dan simbol Matahari melambangkan nasionalisme. "Kami bangga sebagai merek asli Indonesia," ucap Danny. Namun yang tak kalah penting, menurutnya warna yang bisa memberi sensasi tersendiri tersebut melambangkan ciri-ciri urban style yang enerjik dan tangguh (merah) namun tetap simple.

Untuk mengerjakan perubahan logo tersebut, Danny mengaku mengerjakan sendiri. "Semua in-house ide tim kreatif kami yang biasa membuat desain grafis untuk display maupun publikasi lainnya," kata Danny tanpa merinci besaran dana yang dikucurkan untuk berganti penampilan itu.

Yang jelas, secara tegas Danny mengatakan bahwa Matahari kini membidik segmen masyarakat menengah keatas. Menurut perhitungannya, masyarakat dengan penghasilan yang siap untuk dibelanjakan (disposible income) minimal Rp 1 juta hingga Rp 3 juta. "Itu diluar kewajiban yang harus dia bayarkan setiap hari," tandas Danny.

Artinya, dengan tampilan logo yang tak semeriah dulu itu, Matahari sekaligus mengumumkan pergeseran minatnya untuk membidik segmen konsumen yang juga tengah digarap department store papan atas seperti Metro Department Store, Centro, maupun Sogo. (Nadia Citra Surya/Kontan)

Sumber : Kontan-Kompas, 06.09.09.

27 Januari 2010

[EN-AIR] Second A330-200F Takes Flight



The second A330-200 Freighter has joined the Airbus test program, undertaking a routine three-hour production first test flight yesterday.
There are now two A330-200F aircraft in the flight test program.

This second aircraft will contribute towards the overall A330-200F flight test program totalling around 200 flight hours, paving the way for certification in mid-March this year, followed by delivery to launch operator Etihad Crystal Cargo, in the summer.

The first A330-200F in the flight test campaign, which first flew in November 2009, has been successfully evaluating handling qualities, performance, and undertaking tests regarding the autopilot and autoland systems. That aircraft is now embarking on cold-weather testing in Canada, followed by hot-weather trials in the Far-East.

The A330-200F features an optimised fuselage cross-section, offering flexibility to carry a variety of pallet and container sizes. The aircraft offers 30% more volume than any freighter in its class, and Airbus currently has 64 firm orders from ten customers for the new freighter.

Source : EFT, 21.01.10.

[ID-SEA] Kenaikan Tarif Peti Kemas Perlu Ditunda



Oleh : Tularji
JAKARTA (bisnis.com): INSA meminta pengelola pelabuhan di seluruh Indonesia menunda rencana menaikkan tarif peti kemas sampai sektor ini pulih setelah anjlok akibat dampak diterpa krisis ekonomi global.

Ketua DPP INSA Johnson W. Sutjipto mengatakan sejumlah pengelola pelabuhan di dunia seperti Singapura, Hong Kong dan India memberikan potongan tarif peti kemas hingga 20% setelah volume barang turun sejak akhir 2008 lalu.

Menurut dia, pelabuhan di Indonesia seharusnya meniru kebijakan negara-negara tersebut supaya arus peti kemas tidak turun. "Agar arus peti kemas nai, tarif seharusnya tetap atau bahkan diturunkan," katanya kepada Bisnis.com hari ini.

Dia menjelaskan seharusnya saat arus peti kemas turun, tarif ikut diturunkan supaya pemakai jasa tetap berminat menggunakan jasa peti kemas, tidak seperti sekarang malah di sejumlah pelabuhan akan dinaikkan.

"Saat arus peti kemas turun, lalu perusahaan dikompensasi dengan menaikkan tarif, maka kebijakan itu adalah tidak tepat karena prinsip tersebut bertolak belakang dengan hokum ekonomi," katanya.

Menyinggung soal rencana kenaikan tarif peti kemas Semarang (TPKS), Johnson meminta agar mereka menunda sampai kondisi muatan peti kemas di dalam negeri kembali normal. "Kalau sudah normal, tidak masalah." (tw)

Sumber : Bisnis Indonesia, 25.01.10.

26 Januari 2010

[EN-LOG] Hong Kong's Singamas Box Makers Warns of "Significant Loss" for 2009



HONG KONG's container manufacturer Singamas Container Holdings has warned of a "significant loss" in 2009 results compared to the US$4.5 million profit the company made in 2008.
Rated the world's second biggest manufacturers of shipping containers after Shenzhen's China International Marine Containers (CIMC), Singamas said it had suffered severely in the global downturn.

"The financial and economic turmoil continued from the second half of 2008 into 2009. The global financial and economic downturn has affected export trade from China, which has affected container demand, revenue and profit," said the company statement.

"Nevertheless, the group's specialised container and logistics businesses are on track. Also, the PRC [Peoples Republic of China] export market has been improving, especially in the fourth quarter.

"The group has implemented cost control measures and continued its focus in expanding its product mix by developing more higher-margin specialised containers," said the statement.

Source : HKSG, 25.01.10.

[ID-OTH] HK : The "Rise" of the New Customer: The "New" Urban Woman


KOMPAS.com - Seperti yang telah kami pernah kupas dalam Marketing in Venus, kaum wanita adalah konsumen paling kuat di dunia pemasaran. Kekuatan wanita terlihat dari segi ekonomi. Besar pasar kaum wanita urban secara global saat ini ditaksir sekitar 10,5 triliun dollar AS!

Meskipun masih besaran pasar kaum pria (yang saat ini jumlah totalnya mencapai 23,4 triliun dollar AS), tapi gap diantara nilai pasar kaum pria dan wanita semakin menipis dari waktu ke waktu.

Majalah Newsweek belum lama ini mengatakan bahwa pasar wanita memang menggiurkan, sampai-sampai disebut sebagai “emerging market” yang sebenarnya, yang kalau dilihat dari besarannya melebihi kekuatan ekonomi Cina dan India digabung sekalipun.

Bahkan di saat krisis perekonomian melanda dunia seperti sekarang, recovery dapat tercapai apabila pemasar berani ‘mendekati’ kaum wanita yang ‘baru’ yang secara tren global, semakin affluent.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan Boston Consulting Group (BCG), masa pemulihan perekonomian dunia selepas resesi akan didorong oleh pertumbuhan pasar kaum wanita urban yang ditaksir akan meningkat sebesar 5 triliun dollar AS dalam lima tahun ke depan.

Di seluruh dunia, pemasar semakin menyadari bahwa terdapat peluang yang begitu besar di pasar kaum wanita yang selama ini dipandang sebagai kurang diperhatikan dan kurang didalami. Patut disayangkan, karena sebetulnya kaum wanita merupakan kelompok konsumen yang sakti. Ada beberapa hal yang menyebabkannya kenapa kaum wanita begitu menggiurkan bagi pemasar.

Pertama, mereka adalah konsumen yang berpengaruh. 97 persen keputusan untuk membeli dipengaruhi oleh kaum wanita. Apakah itu untuk keperluan belanja untuk personal, rumah tangga, bahkan sampai kantor pun, secara rata-rata dipengaruhi oleh kaum wanita.

Meskipun seorang pria membeli untuk dirinya sendiri, keputusan untuk membeli itu dipengaruhi oleh wanita. Kaum pria beli sabun, detergen, mentega, dan barang-barang keperluan rumah tangga lainnya yang sama dengan apa yang ibunya dulu beli dan pakai.

Kaum pria juga beli baju, celana, jam, sepatu dan produk fashion lainnya supaya tampil sempurna di depan temannya dari kaum wanita. Apa yang seorang pria beli, dan apa yang tidak jadi ia beli, itu karena wanita.

Kedua, kekuatan kaum wanita di lanskap bisnis semakin dominan. Dunia yang semakin horisontal telah merobohkan banyak barrier, termasuk gender barrier. Sudah merupakan trend global bahwa kaum wanita saat ini semakin mendapatkan peranan di segala aspek, mulai politik, ekonomi, dan kehidupan sosial budaya masyarakat.

Krisis ekonomi seperti sekarang menyebabkan banyak orang kena PHK, di mana 80 persen diantara mereka adalah kaum pria, yang bekerja di sektor manufacturing dan finansial. Ini dapat diibaratkan sebagai creative destruction tersendiri, yang membuka peluang lebih besar untuk menarik pool tenaga kerja wanita yang lebih luas. Seperti yang ditemukan dalam survey global yang dilakukan BCG, saat ini ada satu milliar wanita berkerja. Di dalam lima tahun ke depan, angka ini diprediksikan akan naik menjadi 1,2 miliar orang.

Ketiga, mereka konsumtif, tapi teliti. Memang kaum wanita pada umumnya konsumtif, tapi seperti apa yang dikatakan oleh Goldman Sachs, secara umum kaum wanita membelanjakan uangnya ke hal-hal yang sifatnya lebih berguna dan penting, ketimbang kaum pria. Fokus mereka dalam spending ditujukan bagi hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan dan pendidikan. Juga terkuak bahwa kaum wanita pada umumnya lebih senang menyimpan uangnya ketimbang kaum pria, dan lebih mengambil hal-hal yang resiko finansialnya rendah.

Di dalam laporannya berjudul ”The Power of Purse”, Goldman Sachs juga mengatakan bahwa kekuatan ekonomi global ke depannya akan didorong oleh kaum wanita yang saat ini semakin mendapatkan critical mass-nya dalam hal kesuksesan dan kekuatan di kehidupan sosial dan bermasyarakat.

New Wave, New Women Power

Kaum wanita sangat unik, mereka sangat kompeten dalam multitasking. Secara umum wanita memang memiliki lebih banyak serat penghubung otak kiri dan kanan. Sehingga wanita cenderung lebih mudah berkomunikasi dan sering kali mencampur-adukan beberapa hal sekaligus.

Mereka punya insting yang lebih kuat ketimbang kaum pria. Wanita mampu sekaligus menganalisis dan menilai berbagai hal, terkadang apa yang dilakukan tidak berdasarkan pemikiran. Sesungguhnya tindakan wanita terlihat emosional didorong oleh pengamatan yang dilakukannya secara simultan.

Kaum wanita secara alami dapat dipandang sebagai pembawa gerakan horisontal dan hubungan yang humanis. Maka tak heran kalau temuan hasil survey yang dilakukan BCG menemukan bahwa seiring dengan semakin sibuknya kaum wanita urban, mereka mengharapkan cinta dan hubungan yang lebih dan berkesinambungan, baik itu dengan pasangan mereka, teman, rekan sekantor, dan tetangga.

Di era yang serba horisontal seperti sekarang, kaum wanita bukan saja merupakan konsumen yang “New Wave-ready”, tapi mereka juga dapat ‘mengajarkan’ para pemasar untuk bagaimana bisa menjalin hubungan yang dekat antara satu sama lain yang didorong oleh kekuatan emosional dan humanisme.

Pada dasarnya kaum wanita ini paling suka berinteraksi satu sama lain dan membentuk komunitas. Mulai dari komunitas memasak sampai komunitas arisan. Mereka harus dilihat sebagai kluster komunitas bukan kelompok individu-individu yang berbeda. Artinya,dalam kelompok tersebut terdapat kemiripan karakter, sifat, dan minat di antara masing-masing anggotanya.

Faith Popcorn, seorang pemerhati di dunia pemasaran untuk kaum wanita, pernah mengatakan bahwa karakter perilaku wanita memang sangat unik, karena mereka suka berinteraksi dan berhubungan di dalam sebuah komunitas yang merupakan fondasi bagi para pemasar yang ingin memasarkan merek dan produk pada wanita.

Jika Anda berhasil menghubungkan wanita ke wanita yang lain, maka hasil yang didapatkan adalah mereka akan ter-connect pula ke merek Anda. Tentunya kesuksesan para pemasar ini pada akhirnya akan ditentukan dari seberapa dalam mereka memahami dan merespon kaum wanita yang semakin menginginkan waktu, nilai-nilai, dan hubungan sosial.

Women still and will always rule! Kaum wanita tetap membawa gerakan horisontal di era New Wave ini. Dengan kecanggihan alat teknologi informasi dan komunikasi seperti sekarang, kekuatan mereka dalam melakukan mempengaruhi keputusan dalam belanja menjadi lebih besar.

Merekalah contoh kaum yang horisontal. Merekalah yang dapat mengajari para New Wave Marketer untuk bagaimana menjadi pemasar yang lebih menunjukan sisi emosional dan humanisme.

Bagaimana pendapat Anda?

Sumber : Kompas, 16.09.10.

25 Januari 2010

[EN-SEA] "INTTRA" Unveils Web-based Container Tracking Application


INTTRA, a global provider of e-commerce solutions to the ocean freight industry, has announced the launch of INTTRA Act Track and Trace 2.0, a next generation, container tracking application for shippers and freight forwarders to "quickly and easily track in-transit containers" from a single web site.

Any user making bookings and any identified party on INTTRA Booking or Bill of Lading can track containers across multiple carriers and locations at www.inttra.com.

"We know that for most multi-carrier shippers and forwarders, tracking in-transit ocean containers means visiting multiple web sites and gathering information from various sources.

This new release makes it easier and faster than ever for users in the INTTRA network to search available tracking data for their containers in one place," said Milan Vaclavik, INTTRA's director of Product Management.

Users of INTTRA Act Track and Trace 2.0 can search by container, bill of lading, carrier booking number, carrier name, date range, latest country or event i.e. location of last container move, vessel and voyage number.

Results can be filtered to make multi-carrier container tracking faster than obtaining information by visiting individual carrier web sites.

Source : HKSG, 25.01.10.

[ID-BIZ] RI Perlu Penetrasi Pasar Ekspor & Tambah Eksportir



Oleh : Sepudin Zuhri
JAKARTA (Bisnis.com): Indonesia perlu melakukan penetrasi pasar ekspor serta menambah jumlah eksportir untuk menjaga agar pertumbuhan ekspor tahun ini positif.

Demikian dikatakan oleh Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu saat Raker dengan Komisi VI DPR, hari ini. "Tantangan ke depan adalah menjaga pertumbuhan ekspor yang sudah baik dengan penetrasi pasar serta menambah jumlah eksportir yang baru," ujarnya.

Mendag mengakui pertumbuhan ekspor selama 2009 negatif 15% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tetapi neraca perdagangan masih surplus US$16,6 miliar. Surplus tersebut, lanjutnya, disebabkan penurunan ekspor lebih kecil dibandingkan dengan penurunan impor.

"Anjloknya impor selama 2009 karena perlambatan pertumbuhan ekspor dan investasi, sehingga impor turun. Namun, surplus perdagangan masih lebih besar dibandingkan 2008 sebesar US$16,6 miliar," kata Mari.

Menurut dia, tanda-tanda positif kinerja ekspor dimulai sejak April 2009 dan di akhir tahun lalu, sehingga terjadi pemulihan ekspor sebagai dampak pemulihan ekonomi global.

Mari mengatakan ekspor Indonesia masih didominasi produk berbasis sumber daya alam tetapi pangsanya turun, sedangkan pangsa pasar ekspor berbasis teknologi mengalami kenaikan.

Kawasan dan negara yang menjadi konsentrasi pasar ekspor Indonesia saat ini a.l. adalah Asean, AS, Uni Eropa dan China.(er)

Sumber : Bisnis Indonesia, 25.01.10.

24 Januari 2010

[EN-LOG] "Four Soft" and Freight Forwarders Form Global Alliance


Four Soft is bringing top players of the logistics industry onto a single platform to form a strategic initiative - Freight Forwarding Industry & Four Soft Alliance (FFIFA).

The objective of FFIFA is to provide a forum for the exchange of ideas where the resultant industry best practices will save the industry time, energy and money in providing better services to its customers.

Over the years, the freight forwarding and logistics industry has struggled with a lack of unified and standard business processes/ metrics, resulting in very high operating costs. FFIFA members will now collaborate to help the evolution of standardised business practices across multiple tiers and geographies.

Major benefits of the alliance include access to all information, standards and metrics, as well as better understanding of changing business dynamics and the tangible and intangible benefits of IT in Logistics.

Representing six of the largest logistic players in the world, DHL, Geodis Wilson, CEVA, Agility, FedEx and Continental Group have come together for the first time to drive efficiencies in the deployment of logistics software.

The members will collaborate and collectively suggest the adoption of best practices across the industry - a process that will help to reduce operating expenditure.

Four Soft CEO Rajshekhar Roy commented: "FFIFA will kick-start much needed collaboration and defining common industry standards, resulting in lowering the communication costs among various players and using IT as a tool of competitive advantage."

Source : EFT, 19.01.10.

[ID-OTH] "Atlantis Yang Hilang" Diburu di Spanyol


By Elin Yunita Kristanti - Rabu, 20 Januari

VIVAnews - Sebuah tim peneliti Spanyol CSIC meneliti area berawa di taman Andalusia . Mereka sedang mencari bukti-bukti peradaban yang ada sekitar 3.000 tahun lalu, Tartessos.

Mereka yakin Tartesos, peradaban tinggi di selatan Iberia , beribu kota di lokasi yang saat ini menjadi taman nasional Donana.

Sebelumnya, para ilmuwan menemukan bukti-bukti eksistensi budaya Tartessian di daerah dekat mulut Sungai Gualdalquiver, lokasi pertemuan sungai itu dengan Samudera Atlantik.

"Gempa bumi dan tsunami menghancurkan menjadi akhir kekuasaan Tartesian, yang saat itu sedang berada di puncak," kata Sebastian Celestino, pemimpin proyek, seperti dimuat laman Telegraph, 18 Januari 2010...

Foto udara menunjukan keberadaan pola-pola, mirip bekas kota , yang tak mungkin dihasilkan secara alami.

Peradaban Tartessian di selatan Spanyol berkembang di abad 11 hingga 7 sebelum masehi. Tartessian adalah negeri kaya yang memperdagangkan emas dan perak dari tambang sendiri. Tartessian telah lama dihubung-hubungkan dengan legenda Atlantis yang hilang.

Ketika ilmuwan Spayol menolak spekulasi bahwa apa yang mereka cari berhubungan dengan Atlantis, ilmuwan lain berpendapat sebaliknya. Apa yang sedang dilakukan ilmuwan CSIC dianggap bisa jadi terobosan besar untuk menjawab misteri Altantis.

"Bukti menunjukan Atlantis bukanlah bukan fiksi, cerita rakyat, atau mitos. Tapi nyata berdasarkan apa yang diungkap Plato," kata Georgeos Diaz-Montexano, arkelolog Cuba yang 15 tahun mendedikasikan hidupnya mencari keberadaan Atlantis.

"Apa yang dicari CISC memang bukan Atlantis, tapi mereka semakin dekat dengan legenda itu." lanjut dia.

Lokasi Atlantis masih jadi misteri. Sejumlah spekulasi beredar, ada yang mengatakan kota kuno berperadaban tinggi itu berada di Kepulauan Mediterania, Gurun Sahara, Amerika Tengah, Antartika, bahkan Indonesia ..

Dalam bukunya berjudul “Atlantis the Lost Continents Finally Found”, seorang ilmuwan asal Brazil, Arysio Santos, menyebut Indonesia sebagai lokasi Atlantis, berdasarkan definisi yang disebut Plato dalam 'Lost Civilization'.

Dalam wawancara yang dimuat laman YouTube, Santos tanpa ragu mengatakan bahwa Atlantis benar-benar ada dan bukan sekedar mitos.

Santos menjelaskan mengapa selama ini para ilmuwan gagal menemukan Atlantis dan bahkan ragu akan keberadaan kota yang hilang itu.

"Karena mereka mencarinya di tempat yang salah. Mereka mencarinya di Laut Atlantik," kata dia dalam wawancara di YouTube, seperti dimuat laman Hubpages.

Anggapan bahwa Atlantis berada di Samudera Atlantik, memang logis. Namun, itu bukan lokasi yang tepat.

"Atlantis berada di Lautan Hindia [ Indonesia ], di belahan lain bumi," kata dia. Di belahan bumi timur itulah, tambah Santos , peradaban bermula.

Lalu, pada Februari 2009, beredar kabar mengejutkan soal Atlantis. Google Earth menemukan bekas-bekas peradaban kuno di Samudera Atlantik, tepatnya di Afrika.

Spekulasi beredar, reruntuhan itu adalah Atlantis. Namun, pihak Google lalu mengkonfirmasi, bahwa apa yang disangka alur kota tua ternyata artefak dari proses pengumpulan data pengukuran dasar laut oleh kapal - dengan menggunakan sonar.

Alur garis, yang dikira bekas reruntuhan, adalah bayangan kapal saat proses pengumpulan data.

Sumber : VivaNews, 20.01.10.

23 Januari 2010

[EN-SEA] "CMA CGM" Now Underway With New Executive Suite



CMA CGM founder and former CEO Jacques Saade has now formally relinquished his chief executive position at the French shipping giant and has accepted election to the chairmanship just as Philippe Soulie was appointed new CEO and Farid Salem, Rodolphe Saade and Jean-Yves Schapiro were named as executive officers of the troubled company.
Board members now include Jacques Saade, Philippe Soulie, Farid Salem, Rodolphe Saade, Tanya Saade Zeenny, as well as independent directors Tristan Vieljeux, Pierre Bellon, Denis Ranque and Christian Garin.

The first meeting of Marseilles-based CMA CGM is negotiating with its 63 creditor banks to restructure its $5.6 billion debt and is talking with Asian shipyards about cancelling and delaying delivery of 30 of the 45 ships it has ordered.

Source : HKSG, 20.01.10.

[ID-BIZ] Imbas ACFTA, Omzet Industri Jamu dan Kosmetik Anjlok



KOMPAS/RIZA FATHONI
JAKARTA, KOMPAS.com - Dampak perdagangan bebas ASEAN-China (AC-FTA) ternyata sudah menjalar ke industri kosmetik dan jamu. Persatuan Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi) memperkirakan, penjualan produk kosmetik dan jamu dalam negeri menyusut hingga separuh.

"Kami melakukan survei di Semarang , penurunan penjualan jamu dan kosmetik sekitar 50 persen," ujar Ketua Bidang Industri Perkosmi Putri K. Wardhani, Senin (18/1/2010).

Menurutnya, industri kosmetik dan jamu sangat rentan saat menghadapi serbuan produk sejenis asal China yang harganya jauh lebih murah. Di lain pihak, industri kosmetik China sangat mudah merambah pasar negara lain, seperti Indonesia , karena pemerintah Tembok Raksasa itu memberikan dukungan penuh.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Charles Saerang juga memiliki hitungan yang mirip dengan Perkosmi. "Potensi kehilangan penjualan jamu kita bisa mencapai Rp 4 triliun," kata Charles, Selasa kemarin (19/1). Padahal, potensi penjualan jamu tahun ini mencapai Rp 10 triliun, naik dari Rp 8,5 triliun pada tahun 2009 lalu.

Menurut Charles, angka Rp 4 triliun itu merupakan hasil perkiraan penjualan klinik-klinik herbal asing yang kini sudah menjamur di Pulau Jawa. Jumlahnya telah mencapai sekitar 100 klinik.

Ia memperkirakan, klinik herbal asing itu hanya kedok untuk memasarkan obat herbal asing yang izin edarnya amat sulit didapatkan.

Meminta perlindungan

Khawatir dengan kondisi industri kosmetik dan jamu dalam negeri, Perkosmi meminta pemerintah melindungi industri yang berbasis budaya tersebut.

Misalnya, dengan mewajibkan kemasan produk menggunakan bahasa Indonesia dan memasukkan produk kosmetik dan jamu ke dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 56/2008 tentang Impor Produk Tertentu.

Mereka menilai, Permendag itu mampu meredam impor kosmetika dan jamu karena hanya boleh masuk melalui lima pelabuhan di Indonesia .

Charles juga berharap, pemerintah bisa menjalankan strategi bertahan dan menyerang. Dalam posisi menyerang, Kementrian Perdagangan dapat mempromosikan produk jamu Indonesia di pasar internasional.

Sementara itu, dalam posisi bertahan, "Pengawasan BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) juga perlu ditingkatkan," imbuh Charles. (Raymond Reynaldi/Kontan)

Sumber : Kompas, 20.01.10.

22 Januari 2010

[EN-SEA] "Drewry" Forecast 15pc Rise in 2010 On Tighter Space


AVERAGE global container freight rates rose in late 2009 compared to the previous year and for the first time since mid-2008, notes a report by London-based "Drewry Shipping Consultants".

Drewry predicts that average container freight rates, including fuel surcharges, will be about 15 per cent higher in 2010 than in 2009.

This comes amid allegations from shippers in the US that their containers have in recent weeks been getting "rolled" in China, as carriers are said to be removing boxes to make way for those paying more or those owned by larger shippers.

"We're also seeing a lot of rollovers," said Pat Moffett, vice president of global logistics for electronics importer Audiovox in a Journal of Commerce report. "We've given them the US$400 but at least they should try to get some more ships out there because things are picking up and I'm getting rolled a lot right now."

The Drewry Global Freight Rate Index recovered by three per cent in the year to November 2009, after collapsing in the first half of 2009.

From September and November, the global "all-in" container freight rate index increased from US$2,040 per FEU to $2,160. On the other hand, Drewry said average global freight rates in late 2009 were about 20 per cent less than the peak experienced in 2007.

"On routes such as Asia to Europe, the year on year increase in spot rates amounts to at least 40 per cent, and we know from shippers that they are asked to agree to much higher rates under annual contracts renewed in early 2010," said Philip Damas, director of Drewry Supply Chain Advisors.

"January and February are a critical period for many shippers because a high proportion of annual contracts are renewed then," he said as Drewry published its December 2009 Container Freight Rate Insight report.

Drewry maintains that the potential for further increases in spot freight rates is generally limited barring the transpacific trade after container shipping lines introduced an emergency rate charge of $400 per FEU, starting from January 15, to offset losses suffered on this trade lane.

Its consultants are hence forecasting a sharp rise in spot transpacific rates from mid-January, "as new capacity reductions can still stimulate some significant rate recovery in that trade," reported American Shipper, adding that a "tighter supply-demand balance should push up transpacific spot rates in early 2010 despite the growing percentage of the fleet being laid up."

As for contract freight rates Drewry anticipates they will rise significantly compared to the low levels of previous contract deals.

"With spot freight rates now consistently higher than a year ago on most trade routes, contract negotiations taking place in early 2010 will be influenced by a different market environment and upwards pricing pressure," said the Drewry report.

The report also noted that emergency rate increases implemented by container shipping lines participating in the Transpacific Stabilization Agreement are taking hold across the board, according to US importers.

Source : HKSG, 22.01.10.

[ID-SEA] Cetak Biru Transportasi Multimoda Selesai



Oleh : Hendra Wibawa
JAKARTA (bisnis.com): Kemenhub menyelesaikan konsep akhir cetak biru transportasi multimoda yang masuk dalam program 100 hari Kabinet Indonesia Bersatu II dengan pencapaian 100%.

Menhub Freddy Numberi mengatakan pencapaian itu sesuai dengan target yang ditetapkan Kemenhub agar dokumen cetak biru transportasi multimoda siap pada 25 Januari 2010.

"Dokumen cetak biru transportasi multimoda sesuai dengan cetak biru sistem logistik nasional," katanya hari ini.

Dia menjelaskan konsep akhir cetak biru transportasi multimoda telah dibahas secara intensif dengan pemangku kepentingan transportasi dan para pakar.

Penyelesaian cetak biru transportasi multimoda merupakan program 100 hari berdasarkan kontrak kerja Menhub Freddy Numberi dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Dalam program 100 hari, Menhub harus menyelesaikan kontrak kerja meliputi 13 program kerja dengan 22 rencana aksi program. "Pencapaian hari ke-75 sudah seluruh program dimaksud antara 75%-100%," tegas Freddy. (tw)

Sumber : Bisnis Indonesia, 19.01.10.

21 Januari 2010

[EN-SEA] Singapore High Court Reject "Zim" Suit Against ex-Executive


SINGAPORE High Court Judge Lai Sui Chiu rejected all eight counts against a former Zim Asia president for allegedly siphoning off Malaysian port rebate money and being in breach of contract by working for rival firm.

Repeatedly she told the plaintiffs Zim, its "Gold Star Line" and "Seth Shipping" units and its partly owned "Star Shipping Agencies (Singapore) Pte" that they had failed to produce enough evidence to prove that Dafni Igal, or his associates, were involved in a breach of contract or had committed other offences alleged.

Being a Jewish Israeli company, Zim is unable to service Muslim Malaysia directly, so its unit Gold Star Line, incorporated in Hong Kong, does so, and Capt Dafni was in charge of such operations.

Capt Dafni started as a humble Zim seaman in 1966, but rose to become the managing director of Gold Star Line, Zim Asia president and a director of Star Shipping Agencies

Capt Dafni claimed that he was working for another company with the permission of his old Zim boss so to acquire Singapore citizenship so he could visit Muslim countries which he could not do as an Israeli.

As director of Star Shipping Agencies, a joint venture between Zim and other interests, he had handled Zim and Gold Star shipments in and out of Malaysia.

The plaintiffs charged Capt Dnafni and his associates Ng Koo Kay Benedict and Rajathurai Suppiah of being guilty of putting Capt Dafni into breach of contract, after he left Zim in May 2006.

Capt Dafni started work with Cheng Lie Navigation Co, but he said in non-container areas where Zim had no plans to enter.

Mr Benedict and Mr Suppiah set up Starship Agencies, not to be confused with the one of the plaintiffs, Star Shipping Agencies, and formed another company with Capt Dafni, Maxwin International Development Ltd, and transferred US$80,000 into it. Capt Dafni held 60 per cent of Maxwin.

The plaintiffs alleged that this action was broke terms of the contract by Capt Dafni who was not supposed to engage in such activities during the period after his departure. The plaintiffs further alleged that Mr Benedict and Mr Suppiah shared culpability in this and should be found liable too.

But the judge said: "The plaintiffs plainly had no evidence to show how this transfer of US$80,000 caused Capt Dafni to be in breach of the Employment Agreement of his fiduciary duties."

She said there was not sufficient evidence to show that Capt Dafni was guilty of breach of contract or that Mr Benedict and Mr Suppiah were aware of what they might be doing even if such a thing were taking place.

The plaintiff got no further with its charge that the trio had retained rebates and waiver fees that they felt belonged to the carrier.

The plaintiffs said Starship Agencies had breached its duty as agent in failing to account for the money it received from Westports belonging to Seth Shipping. According to the plaintiffs out bound rates totalled MYR1,477,474 (US$442,622) transshipment rebates of MYR2,921,935 with charge waivers of MYR1,231,239. This money was received by Starship Agencies but not passed on to Gold Star or Zim, it was alleged.

But again the judge found insufficient evidence to make the charge stick, there being no proof that the money was paid or owing to any particular party.

Capt Dafni should have also fired the agency for failing to get competitive rates for trucking and storage, said the plaintiffs, who produced evidence of what was paid for the same services by rival CMA CGM. While French container line paid MYR35, Zim paid MYR80. On another run, CMA CGM paid 70 while Zim paid MYR160 and it was much the same for storage rates.

But the judge said that the difference might well have resulted from CMA CGM being the world third biggest container shipping line, which entitled it to a competitive rate advantage against Zim and other smaller players who had to pay more.

There was also a charge of "passing off" that of making one's firm sound like another's as plaintiffs contended had happened in the case of the creation of Starship Agencies and Starship Carriers, whose names were much like that of one of one of the plaintiffs, Star Shipping Agencies (Singapore) Pte.

Plaintiffs alleged that Starship was often mistaken for Star Shipping and had even misstated its corporate commencement on its website as 1997 to match that of the start-up of plaintiff Star Shipping. Another offshoot created was called Star Carriers, which competed directly in exporting used cars from Singapore.

But as the suggestion that there was confusion in the market came from "salesmen" who did not testify, the evidence upon which the allegation was based was "hearsay", thus inadmissible.

"As such I would dismiss the plaintiffs' claims for passing off. I also reject the plaintiff's claim that Captain Dafni was in breach of his fiduciary duties in allowing Starship Carriers to be incorporated to compete with the business of the principal's [plaintiff's] carriers," said Judge Chiu.

Source : HKSG, 20.01.10.

[ID-SEA] Produk Luar Wajib Berbahasa Indonesia



VIVAnews - Produk-produk luar negeri yang akan masuk ke Indonesia mulai bulan ini diwajibkan berbahasa Indonesia. Pelabelan bahasa Indonesia dimaksudkan agar tidak terjadi penipuan barang ke masyarakat.
Menko Perekonomian Hatta Rajasa menuturkan, 'labelling Bahasa Indonesia' adalah upaya non tarif dalam pelaksanaan perjanjian perdagangan bebas (Free Trade Agreement/FTA).

"Kami sudah mendengarkan laporan tim koordinasi penanganan hambatan di bidang perdagangan dalam penanggulangan produk-produk tak berstandar dalam implementasi FTA," ujar Hatta di Kantor Menko Perekonomian, Selasa, 19 Januari 2010.

Tim menyampaikan bahwa mereka bersama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah menerapkan sistem peringatan dini (early warning system). Sistem ini dipakai memonitor apakah terjadi lonjakan impor dan apakah sistem penanggulangan bekerja dengan baik.

Sejumlah upaya barier (penyaring produk yang tidak boleh masuk ke Indonesia) yakni label wajib berbahasa Indonesia dan seusai standar nasional Indonesia.

"Petugas juga diminta untuk melihat SKA (surat keterangan asal), baik itu dari Indonesia atau yang akan masuk agar tidak disalahgunakan," kata Hatta.

Tim juga telah meminta Ditjen Bea dan Cukai agar memperketat pengawasan untuk lima pelabuhan yang telah ditetapkan sebagai jalur masuknya barang-barang dari luar.

Menurut Hatta tim juga sedang melakukan koordinasi renegosiasi tentang 228 pos tarif. Namun, pemerintah tidak bisa mengungkapkan sejauh mana pelaksanaan renegosiasi itu.

Sumber : VivaNews, 19.01.10 (antique.putra@vivanews.com)

20 Januari 2010

[EN-SEA] "OOIL" Sells Mainland Property to Focus On Container Shipping


HONG KONG's Orient Overseas (International) Limited (OOIL) has agreed to sell its Chinese property development arm, Orient Overseas Developments Limited (OODL) for US$2.2 billion to better focus on its container shipping business, reports The Wall Street Journal.

OOIL intends to use its US$1.06 billion gain from the sale to invest into its core business, container shipping, said the report.

The transaction provides a major cash boost for OOIL, with a significant war chest, which it could use to acquire cheap assets in the liner market, reports Paris-based Alphaliner News, also recalling that this is the second major disposal by the group after it disposed of its North American container terminal assets in 2006 for $2.35 billion.

With the property gone, the group's core business will be "Orient OverseasContainer Line" (OOCL) though the parent company will still retain its 7.9 per cent of Beijing as well as its Oriental Plaza, a commercial and office development and the Wall Street Plaza in New York, neither of which are part of the disposal.

Singapore's CapitaLand will buy the property. The purchase would give CapitaLand seven mixed-use property sites in Shanghai and Tianjin with a total gross floor area of 1.48 million square metres.

Orient Overseas reported a net loss for the six months ending June 30 of US$231.8 million, compared with a net profit of US$158.3 million a year earlier.

Source : HKSG, 20.01.10.

[ID-AIR] Ajukan Pailit, "JAL" Pangkas 15.600 Tenaga Kerja


TOKYO, KOMPAS.com - Maskapai penerbangan Jepang, "Japan Airlines" (JAL), telah mengajukan proteksi pailit sebagai upayanya bergabung dalam program restrukturisasi terhadap perusahaan yang dililit oleh utang dan menjadi salah satu korporat terbesar di Jepang yang dilanda kebangkrutan.

Selain dikeluarkan dari daftar Bursa Saham Tokyo pada 20 Februari atau lebih awal, JAL yang berencana memangkas hingga 15.600 tenaga kerja akan menerima suntikan dana publik senilai 3,3 miliar dollar.

Dalam rapat dewan komisarisnya di Tokyo, Selasa (19/1/2010), JAL sepakat untuk mengajukan ke Pengadilan Distrik Tokyo proteksi dari para krediturnya berdasarkan Undang-undang Rehabilitasi Korporat. Pengadilan Distrik Tokyo selanjutnya akan menetapkan korporasi pengawasan restrukturisasi JAL yang akan mendukung penuh pemulihan maskapai penerbangan bermasalah ini.

Badan pengawasan restrukturisasi akan menawarkan kredit senilai 6,6 miliar dollar dari Bank Pembangunan Jepang serta institusi lainnya selain menawarkan sekitar 3,3 miliar dollar dari pundi institusinya sendiri. Pemerintah Jepang akan mengeluarkan jaminan terhadap keberlangsungan operasi penerbangan JAL serta pemulihannya.

Sumber : Kompas, 19.01.10.

Catatan :
Rujukan sebelumnya di [blog] ini, silahkan baca edisi 14 Januari 2010 [ID-BIZ] “JAL” Akan Pangkas 15.600 Karyawan.

19 Januari 2010

[EN-SEA] Container Eat Into Specialized Reefer Market


The future looks precarious for specialised reefers as container fleets continue to erode their markets, says Drewry Shipping Consultants in two of its latest industry reports.

According to Drewry's Reefer Shipping Market Annual Report, the level of reefer trade growth forecast last year was temporarily slowed by the economic conditions affecting all shipping sectors, but a return to growth is predicted during 2010, with reefer containers increasingly taking the lion's share.

A year ago, perishable reefer trade in 2008 stood at 156 million tonnes, an increase of 43 million tonnes from 2000, with seaborne accounting for 77 million tonnes, up from 57 million in 2000.

However, the container industry was also impacted by a collapse in global container traffic, and Drewry's Container Market Annual Review & Forecast 2009/10 predicts that 2010 will see companies going bust and new partnerships being formed as the industry adapts to fewer services and the fact that as much as 8-10% of the current global fleet may be in either hot or cold lay-up.

Some minor recovery in trade flows is expected for 2010 (+2.4%), but, together with another hefty dose of capacity injection (+7.9%), the supply/demand balance will not just remain awful but will actually deteriorate further.

While freight rates have improved of late, this is counter-cyclical and it will be a huge test of carriers' resolve and ability to maintain this momentum while at the same time continuing to effectively manage the supply side of the equation.

Drewry projects that average all-in east-west rates will climb rather encouragingly by 18%, but this has to be put in context against the 27% decline in 2009 and the fact that this does not even put rates back up to 2006 levels.

Carriers have a huge task ahead, given that their recent successes do not even bring them back to break-even levels. If ever there was a need for genuine cost-plus pricing in container shipping, now is that time.

Source : EFT, 12.01.10.

[ID-OTH] HK : The "Rise" of the New Customer : The "New" Active Youth"



KOMPAS.com - Di tahun 1966, Majalah Time memberikan penghargaan “Person of the Year” yang seperti biasa diberikan kepada apa saja yang berpengaruh (baik dan buruk) terhadap kejadian yang berlangsung pada tahun tersebut. Di tahun 1966 tersebut, “Person of the Year” diberikan kepada “The Generation 25 and Under.”
Ketika itu, mereka yang berumur di bawah 25 tahun digolongkan sebagai generasi baby boom. Seperti yang kita tahu, setelah Perang Dunia II usai hingga awal dekade 1960an terjadi ledakan kelahiran bayi yang meningkat dari 2,5 juta hingga 4,5 juta per tahunnya.

Seperti yang dikatakan oleh Time, generasinya mereka yang berumur 25 tahun ke bawah tersebut nantinya akan menjadi kekuatan besar di dunia ekonomi, lapangan pekerjaan, dan menjadi bagian kehidupan sosial masyarakat pada umumnya.

Memang betul, seperempat abad lebih kemudian, generasi ini sekarang berusia 45-63 tahun, menduduki posisi-posisi penting dalam organisasi dan perusahaan, sebagian menduduki posisi puncak, sebagian pula pensiun.

Empat puluh tahun kemudian, Time memilih “Person of the Year” kepada sebuah generasi baru yang menjadi bagian dari world wide web. Di tahun 2006 itu, Time dengan sederhana mengatakan bahwa “Person of the Year” adalah You alias Anda sekalian yang telah menjadi kontributor untuk user-generated content yang ada di internet, mulai dari Wikipedia, YouTube, MySpace, Facebook, Second Life, perangkat sistem operasi Linux, dan banyak lagi lainnya.

Kita sendiri sadar bahwa ‘You’ yang dimaksud oleh Time lebih cocok untuk didedikasikan kepada generasi baru anak muda berusia 30 tahun ke bawah yang merupakan bagian dari Digital Native di ‘planet’ New Wave dengan world wide web-nya.

Merekalah yang membesarkan dunia yang serba baru ini. Merekalah yang akan membentuk dunia masa depan. Mereka pula yang membawa kekuatan demografik baru, purchasing power yang baru, kekuatan politik baru, setelah ‘punahnya’ generasi baby-boomer dan semakin menuanya generasi X.

Beranjak dewasa dengan berbagai macam alat teknologi informasi dan komunikasi, secara otomatis paradigma, gaya hidup, perilaku, dan nilai-nilai mereka menjadi sangat New Wave yang serba horisontal.

Seperti yang dikatakan oleh Don Tapscott yang telah melakukan survey global terhadap 11.000 anak muda umur 11-30, banyak hal yang harus kita pahami dari anak muda generasi baru ini. Mereka bisa multitasking, mengerjakan lima hal dalam bersamaan; mulai dari SMS dan ngetwit temannya, download musik, upload video, nonton film di YouTube, dan melihat apa yang temannya sedang kerjakan di Facebook.

Generasi baru ini adalah generasi pertama penduduk dunia yang merupakan Digital Native dan mereka terus membentuk fenomena budaya baru yang meng-global karena dunia yang telah datar dan saling terkoneksi.

Mereka hidup di dunia online dan offline dengan memiliki cara baru yang revolusioner dalam hal berpikir, interaksi, bekerja, dan sosialisasi. Mereka melihat kehidupan online sebagai offline, dan offline sebagai online.
Oleh : Hermawan Kartajaya (HK),Waizly Darwin

Sumber : Kompas, 14.09.09.

18 Januari 2010

[EN-SEA] "Asian Shippers' Council" Oppose TSA "Emergency Revenue Charge"



THE Transpacific Stabilisation Agreement (TSA) is imposing an Emergency Revenue Charge (ERC) to help liners make interim revenue recovery before the next service contracts in May and will apply to shippers who have binding service contracts with TSA member lines also.

According to Asian Shippers' Council (ASC) the policy guideline, ranging from US$320 per TEU to US$505 per FEU, has received unanimous votes from all TSA members.

"What good are service contracts if shipping lines can just alter them without proper consultation with shippers?" asked ASC Convenor for Greater China, Willy Lin in an ASC statement.

Based on ASC's record, since the beginning of 2009 TSA members have imposed a string of surcharges, including a General Rate Increase, Bunker Adjustment Factor and Currency Adjustment Factor.

This has pushed the all in ocean rate for a FEU from Singapore to the US West Coast from US$1,500 in early 2009 to US$2,500 in 2010 pre ERC. If the ERC of US$400 is factored in, an all in rate for a FEU is US$2,900, added the statement.

ASC chairman John Y Lu said the move to introduce a further surcharge in the ERC underlies the TSA's monopolistic stance giving little recourse for shippers.

Lee Sun-June ASC's North East Asia Convenor agrees that the onus of this "voluntary guideline" of the ERC agreed upon by its TSA members will fall on small and medium-sized shippers rather than the major players. "It is well recognised that service contracts are legally binding contracts which shipping lines have to fulfil," he added.

The ASC will continue to lobby for an end to the TSA alongside Global Shippers Forum's near monopoly of the transpacific eastbound trade which no longer exist in Far East-Europe trade following European Union laws against shipping conferences as of October 2008.

"We want to call on Asian governments to take decisive action to remove the anti-trust immunity accorded to shipping lines. By allowing liners to continue to organise, they are jeopardising the viability of millions of shippers across the continent," said Mr Lu.

The Asian Shippers' Council covers five geographical regions of China Area, Indian subcontinent, north east Asia, Oceania and south east Asia. It consists of 20 shippers' councils in the Asian region, being those from China, Hong Kong, Macau, Taiwan, Bangladesh, India, Pakistan, Sri Lanka, Korea, Australia, Fiji, New Zealand and Papua New Guinea, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapore and Thailand, and affiliate shippers' councils in Africa.

It is also the one of the main components to the Global Shippers' Forum that represents the major trading regions of the world.

Source : HKSG, 18.01.10

[ID-BIZ] Ditjen BC Siap Beroperasi 24 Jam di 4 Pelabuhan


Oleh : Raydion Subiantoro

JAKARTA (Bisnis.com): Ditjen Bea dan Cukai menyatakan siap melayani jasa kepabeanan selama 24 jam di empat pelabuhan utama, yakni Tanjung Priok (Jakarta), Makassar, Belawan (Medan), dan Tanjung Perak (Surabaya).

Dirjen Bea dan Cukai Thomas Sugijata mengatakan instansinya telah melakukan uji coba pelayanan kepabeanan 24 jam di Pelabuhan Tanjung Priok, yang merupakan pelabuhan tersibuk di Indonesia.

Pelayanan tersebut mencakup administrasi kepabeanan dan operasional, a.l. pemeriksaan peti kemas (behandle) dan pemindahan lokasi penumpukan (overbrengen).

"Kami sudah melakukan uji coba pelayanan 24 jam pada 16 Januari 2010. Ditjen Bea dan Cukai akan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya dalam mewujudkan operasional pelabuhan 24 jam," tuturnya hari ini.

Menteri Perhubungan Freddy Numberi sebelumnya mengatakan operator pelabuhan telah siap untuk menerapkan operasional 24 jam di pelabuhan.

"Kemenhub telah siap untuk mewujudkan operasional 24 jam. Begitu juga dengan PT Pelabuhan Indonesia. Memang masih ada yang harus dikoordinasikan dengan Ditjen Bea dan Cukai, tapi saya fikir akan beres saat program kerja 100 hari selesai," katanya.(er)

Sumber : Bisnis Indonesia, 18.01.10.

17 Januari 2010

[EN-LOG] Netherlands Remains Ideal Location for European Distribution


The Netherlands remains an ideal location for European distribution from a cost and quality perspective, as well as green supply chain, according to a recent study conducted by the "Holland International Distribution Council" (NDL/HIDC).
The latest update of the benchmark study, which was conducted in partnership with Buck Consultants International and Ernst & Young, compared European hot-spots in terms of their attractiveness as locations for European distribution centres.

Many companies select the location for their European distribution centre based on a limited number of cost factors. However, a location decision can have a big impact on the total supply chain costs.

Therefore, operating costs that may vary significantly per location, such as labour costs and costs for inbound and outbound transportation, as well as quality aspects should also be taken into account when deciding where to locate a new distribution centre.

As sustainability is increasingly regarded as an important driver for business decisions, the impact of different locations on a company's carbon footprint, was also taken into account.
The findings of this latest study show that, although the competition of the neighbouring countries is fierce, the Netherlands remains an attractive location for distribution centre activities.

Due to its position as gateway to Europe and the high volumes of intercontinental sea- and airfreight into the country (the Netherlands has the largest seaport and the third largest cargo airport in Europe), transport tariffs to and from the Netherlands are generally competitive.

In a comparison of eleven European seaports, the northwestern European ports of Antwerp, Rotterdam, Amsterdam and Hamburg scored highest in terms of quality and cost.

The Netherlands is ahead of other European countries in terms of labour flexibility, often crucial for upscaling or downscaling logistics operations. And the Dutch tax and customs authorities are the most efficient en business oriented in the world.

Furthermore, due to the many opportunities for the use of environmentally friendly modes of transport and its relative proximity to the centre of gravity of the European consumer market, the Netherlands is also a good location for a greener supply chain.
Source : EFT, 08.01.10.

[ID-LHS] Jangan Stres! Duduk dan Diamlah!


KOMPAS.com - Memang mustahil hidup tanpa stres. Namun bila stres melanda Anda tak perlu melarikan diri, bahkan sampai mengonsumsi obat-obatan penenang. Cukup luangkan waktu sejenak untuk melakukan meditasi.
Penelitian menunjukkan, meditasi yang dikombinasikan dengan terapi bicara, yang disebut dengan mindfulness meditation bisa melepaskan rasa stres, bahkan depresi.
"Depresi bisa menjebak orang pada pikiran-pikiran negatif, seperti 'saya tidak cukup baik', atau 'tak ada orang yang menyukai saya'. Hal ini bisa menyebabkan hilangnya rasa menghargai diri," kata Profesor Willem Kuyken dari the Mood Disorder Centre dari Exeter University, Inggris.
Meditasi akan membantu kita melihat pikiran-pikiran negatif sebagai sesuatu yang keliru. Pikiran kita juga akan dilatih untuk melihat stres sebagai sesuatu yang dapat diatasi. Dalam studinya, Kuyken dan timnya menemukan bahwa meditasi sama efektifnya dengan penggunaan obat anti depresan dalam jangka panjang.
Meditasi yang dilakukan tidak harus dengan duduk bersila dalam ruangan atau waktu khusus. Kuyken mengatakan dengan menutup mata sejenak, memfokuskan pikiran dan melepaskan ketegangan juga bisa dipakai sebagai bentuk meditasi.
Anda juga boleh menyugesti diri sendiri saat bermeditasi. Tanamkan dalam hati nilai-nilai positif tentang diri sendiri, misalnya "Saya mampu mengerjakan tugas ini."
Berbagai studi ilmiah melaporkan berbagai manfaat meditasi, antara lain membuat otak lebih rileks, memulihkan keseimbangan saraf dan kesegaran tubuh, memperkuat daya tahan tubuh, melatih konsentrasi, dan sebagainya.

Sumber : Kompas, 15.01.10.

16 Januari 2010

[EN-OTH] "USGC" : Haitian Cranes Down, Piers Submerge By Quake


HARBOUR facilities in Port-au-Prince were severely damaged and "apparently unusable" after Haiti's earthquake with cranes down, piers submerged as ships stood off at anchor awaiting information and trying to determine how to resume service.

"We have been informed that the port has collapsed and is non-operational," said Mary Ann Kotlarich, a spokesman for Maersk Line.

Ms Kotlarich said Maersk is part of a Sea Freight vessel sharing agreement and has feeders calling at the port. Its Pacific Voyager was supposed to call, but stood off until more was known, according to an American Shipper report.

A US Coast Guard inspection found docking facilities at Port-au-Prince severely damaged and "apparently unusable", reported Newark's Journal of Commerce. Lieutenant Commander Chris O'Neil said cranes were destroyed and piers submerged.

Aids to navigation were where they should be, but the docks were in no condition to receive ships that might be carrying relief, said the report.

Seaboard Marine and Crowley Maritime Corp have suspended services, said American Shipper. Seaboard's Amstel Trader did not call as scheduled northbound and the company said it is not taking bookings or receiving Haitian cargo at Miami, Brooklyn and Fernandina Beach, Florida, until it knows more about the state of docking at Port-au-Prince.

"Preliminary reports are not encouraging," said a Seaboard spokesman. "There is significant structural damage to the cranes and piers at the main port and cargo vessels are unable to dock."

Source : HKSG, 16.01.10.

[ID-SEA] Otoritas Pelabuhan Dibentuk Tahun Ini



Oleh : Kwan Men Yon
MAKASSAR (bisnis.com): Departemen Perhubungan memproyeksikan pembentukan badan otoritas pelabuhan sebagaimana tuntutan UU Pelayaran No. 17 Tahun 2008 dapat dilakukan tahun ini dengan prioritas empat pelabuhan utama.
Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengatakan pihaknya masih akan melihat perkembangan apakah pembentukan tersebut dilaksanakan sekaligus atau bertahap.
Empat pelabuhan utama ini adalah : Tanjung Priok Jakarta, Tanjung Perak Surabaya, Belawan Medan, dan Soekarno Hatta Makassar. Bambang mengatakan lembaga itu akan ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
“[Pembentukan otoritas pelabuhan] saya kira sesegera mungkin. Tentu ada strateginya, apakah langsung semua atau bertahap. Kita lihat nanti,” kata Bambang di Makassar, hari ini.
Dia menuturkan UU Pelayaran memungkinkan masa transisi dari lembaga lama Administrator Pelabuhan (Adpel) menjadi instansi baru Otoritas Pelabuhan.
Menurut catatan bisnis.com, jika merujuk UU Pelayaran 2008, pembentukan badan otoritas pelabuhan seharusnya paling lambat setahun setelah UU itu diterbitkan atau April 2009. Mundurnya eksekusi disebabkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kepelabuhanan belum selesai dibahas.
UU Pelayaran No. 17 Tahun 2008 memisahkan antara operator dan regulator, serta menghapus monopoli pemerintah atas sektor kepelabuhanan.
Monopoli itu tampak dari penguasaan empat BUMN PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atas sekitar 111 pelabuhan, termasuk 25 pelabuhan strategis utama.
Pemerintah berharap UU baru tersebut menimbulkan struktur harga yang lebih efisien, sekaligus meningkatkan pelayanan pelabuhan karena desakan persaingan.? (K46/ln)

Sumber : Bisnis Indonesia, 14.01.10.

15 Januari 2010

[EN-SEA] Report : Sixth of "CMA CGM" Debt From Massive Wrong-Way Hedging



MARSEILLES shipping giant CMA CGM, the world's third biggest container line after Maersk and MSC, lost nearly US$1 billion in wrong-way fuel hedging in 2008, according to Liberation, the leftist Parisian newspaper founded by Jean-Paul Sarte.
The report said the losses occurred after cautious oil price hedging turned into "a full-scale speculative investment" as oil prices soared to $150 per barrel in 2008 but then plunged $30. Liberation said the result left CMA CGM without cash reserves as billion dollar debts came due.

CMA CGM then faced its Himalayan $5.6 billion debt just as an unprecedented downturn in container shipping hit bringing a vortex of plunging rates and falling consumer demand..
Company founder and former CEO Jacques Saade has since stepped aside, taking the position of company chairman, as active management falls to new executives acceptable to lenders who provided a bailout package in exchange for internal reforms.

Source : HKSG, 14.01.10.

[ID-BIZ] Cina Rajai Non-Migas, Indonesia Defisit



JAKARTA, KOMPAS.com — ASEAN-China Free Trade Agreement atau Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China telah diberlakukan secara penuh pada 1 Januari 2010 lalu, setelah sejak 2002 perjanjian tersebut ditandatangani dan dijalankan secara bertahap.
Dengan diberlakukannya ACFTA, lebih dari 6.600 komoditas dari China diperkirakan akan masuk ke Indonesia tanpa dikenai tarif masuk sama sekali (0 persen). Di antara komoditas-komoditas impor China yang masuk ke Indonesia, produk nonmigas diprediksi masih akan menjadi salah satu yang paling mendominasi.

Dominasi produk China, khususnya barang-barang impor nonmigas, di pasar Indonesia memang bukan cerita baru lagi. Produk impor nonmigas China, seperti tekstil, hortikultura, dan perkebunan, bahkan telah merajai pasar dalam negeri sebelum diberlakukannya ACFTA.

Menurut Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih, dominasi produk-produk China, terutama produk pertanian dan hortikultura, terhadap pasar dalam negeri sebenarnya sudah terjadi sejak lama. "Sebenarnya dominasi produk China, khususnya hortikultura ini sudah dimulai sejak lama.

Sejak pemerintah memberlakukan liberalisasi-liberalisasi perdagangan. Sejak tahun 1998, sudah dimulai itu, saat Indonesia melakukan perjanjian dengan IMF yang berkiblat pada WTO itu. Nah, ACFTA 2010 ini sesungguhnya merupakan klimaks dari itu," ujar Henry saat ditemui Kompas.com di Kantor SPI, Jakarta Selatan, Kamis (14/1/2010).

Data yang didapatkan SPI dari Badan Pusat Statistik mencatat bahwa selama tahun 2009 lalu saja China menjadi negara pemasok barang impor nonmigas terbesar ke Indonesia dengan nilai mencapai 12,01 miliar dollar AS.

Dominasi produk China tersebut ternyata berdampak cukup fatal, tidak hanya pada menurunnya gairah konsumsi masyarakat pada produk lokal dan lesunya pasar industri dalam negeri, tetapi juga berdampak langsung pada defisitnya neraca ekspor impor Indonesia.

Selama produk China masuk ke Indonesia, selalu terjadi ketimpangan neraca ekspor impor antara Indonesia dengan China. Dalam tiga tahun terakhir saja, perbandingan neraca ekspor impor nonmigas antara Indonesia dan China selalu menunjukkan defisit. Data Bank Indonesia (Mei 2009) menyebutkan bahwa pada tahun 2006, Indonesia mengalami defisit sebesar 0,993 miliar dollar AS.

Pada tahun 2007, jumlah defisit naik mencapai 2,708 miliar dollar AS dan pada tahun 2008 defisit semakin meningkat tajam hingga mencapai 7,898 miliar dollar AS.

Sumber : Kompas, 14.01.10.

14 Januari 2010

[EN-SEA] "Bjork.Eklund" Buys 16 "Norwegian Transport Network" Firms


SWEDISH logistics firm Bjork.Eklund Group has acquired 16 companies that were until now part of the Norwegian Transport Network (NTN) Group to strengthen its presence in the Baltic region.

The deal was concluded on December 30, but discussions continue with at least two of these 16 companies' management teams regarding the possibility of management buy-out deals, a statement from the Bjork.Eklund Group said.

"NTN was the largest independent logistics network in Norway and a leading international service provider of logistics services in the Nordic area," it said. It had a presence in nine other countries and conducted its activities through 30 wholly-owned units and a global network of partners, enabling it to offer a range of logistics services.

"Together with these NTN companies we will become an even stronger force in the Scandinavian market. We will have offices in more locations and hence a more dominant position in the Nordic-Baltic region. We have acquired the majority but not all of the companies in the NTN Group and have offered positions to 250 of its staff," the Bjork.Eklund Group said.

The 16 companies being acquired by Bjork.Eklund Group are "Arealog OY"; "Asia Maritime Logistics Pte Ltd"; "Bergen Cargo A/S"; "Birger Ekerholt A/S"; "NTN Denmark A/S"; "NTN Larvik Logistkcenter A/S"; "NTN Latvia SIA"; "NTN Lithuania UAB"; "NTN Shipping A/S"; "Nordic Wave AB"; "Nordicon AB"; "Schiander Moss Shipping A/S"; "Schianders Shipping Drammen A/S"; "Schianders Intersped A/S"; "Schianders Intersped AB", and "Ths Arbo Hogh &Co A/S".

Source : HKSG, 09.01.10