31 Mei 2021

[310521.ID.SEA] INSA: Bongkar Muat di Indonesia Timur, Banyak Kontainer Rusak

 

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesian National Shipowners' Association (INSA) menyoroti proses bongkar muat di kawasan pelabuhan di Indonesia Timur. Ketua Umum DPP INSA Carmelita Hartoto mengatakan masih ada pelabuhan di Timur yang melakukan bongkar muat tanpa menggunakan spreader sehingga menimbulkan banyak kerusakan di kontainer.

"Bongkar muat di Timur juga ada pelabuhan yang tidak pakai spreader, jadi banyak timbul kerusakan di kontainer," katanya kepada Bisnis.com, Senin (31/5/2021).

Carmelita mengaku sudah pernah menyampaikan permasalahan ini kepada PT Pelabuhan Indonesia IV atau Pelindo IV. Menurutnya, sudah seharusnya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang jasa kepelabuhanan tersebut paham kondisi di lapangan.

"Ya [Pelindo IV] mencatatkan [apa yang kami sampaikan]. Mereka juga mungkin ada prioritas dimana kita juga kan nggak bisa nunggu," ujarnya. Lebih lanjut dia berharap pemerintah dapat memiliki atau menyediakan spreader agar proses bongkar muat bisa lebih cepat sehingga kontainer juga tidak mudah rusak.

Sebelumnya, Carmelita juga menanggapi perihal rencana perubahan tarif baru pelayaran. Sebagaimana diketahui, sejumlah perusahaan pelayaran yang melayani rute timur Indonesia membebankan komponen biaya baru kepada pengguna jasa yang diberlakukan serentak pada awal Juni 2021.

Komponen baru tersebut adalah pemberlakuan tarif cleaning dan maintenance container yang wajib dibayarkan pengguna jasa, di luar biaya freight forwarding atau uang tambang pelayaran.

Menurutnya, pembebanan biaya cleaning tersebut adalah tindakan bisnis to bisnis dan diskresi kebijakan masing-masing perusahaan. Sama halnya dengan tarif, dia mengaku sebagai assosiasi dirinya tidak punya wewenang untuk turut campur.

"Kalau dimintai pendapat, kami cuma bisa berkomentar bahwa segala sesuatu itu kan ada sebabnya. Yang kami dengar adalah, seringkali empty container yang kembali dari wilayah timur, kembalinya dalam kondisi kotor, bahkan rusak. Sering kali kontainer balik isinya sampah. Sesudah tiba Jakarta atau Surabaya, masuk depot baru ketahuan, sehingga diperlukan pembersihan dan perbaikan," jelasnya.

Sumber : Bisnis, 31.05.2021.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar