18 Mei 2020

[180520.ID.BIZ] Aktivitas Luar Rumah Berkurang, Transaksi Digital Kian Marak


KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Intensitas kegiatan sehari-hari di luar rumah kian mengalami penurunan seiring dengan merebaknya pandemi virus corona. Selain dipicu kekhawatiran akan risiko penularan corona, fenomena ini juga didorong oleh adanya penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Siapa sangka, hal ini rupanya turut memengaruhi perilaku masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.

Salah satu indikasi perubahan perilaku konsumen terlihat dari meningkatnya jumlah permintaan layanan pengantaran barang. Hal ini dapat dijumpai misalnya pada Grab Indonesia.

Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi mengatakan, jumlah pesanan layanan pengantaran barang GrabExpress pada bulan Maret 2020 mengalami peningkatan sebesar 21,5% bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Sebagian besar titik pengantaran barang terbanyak di Maret 2020 terjadi di area perumahan dengan porsi sekitar 41,5% dari total layanan pengantaran. Sementara beberapa titik pengantaran lainnya yang juga mencatatkan permintaan layanan pengantaran paling tinggi di bulan Maret 2020 ditemukan di area fasilitas kesehatan dan juga perbankan dengan porsi masing-masing sebesar 13,6% dan 12%. Asal tahu saja, sebelumnya perkantoran dan area perumahan mendominasi titik pengantaran.

Selain itu, Grab juga mendapati kenaikan permintaan pada layanan GrabMart dan juga GrabFood. Sedikit informasi, GrabMart merupakan program terbaru dari GrabFood yang melayani pembelian produk-produk segar seperti buah-buahan, sayur-mayur, makanan mentah, kudapan, dan makanan beku.

Sepanjang Maret 2020 lalu, jumlah pemesanan GrabMart meningkat 22% bila dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara, jumlah transaksi layanan GrabFood mengalami kenaikan sebesar 4%. Menu terlarisnya terdiri atas ayam goreng, es kopi, dan aneka mie.

“Pandemi Covid-19 membuat sebagian besar masyarakat Indonesia harus belajar dan bekerja dari rumah, meski ada juga yang masih harus berkegiatan di luar rumah,” kata Neneng kepada Kontan.co.id pada Jumat (15/5).

Hal yang serupa juga dialami oleh platform marketplace, Blibli.com. Pada acara diskusi virtual yang dihelat  pada Kamis (14/5) lalu, CEO Blibli Kusumo Martanto mengungkapkan bahwa jumlah transaksi di Blibli.com pada masa pandemi secara keseluruhan meningkat seiktar 50% dibandingkan biasanya.

Seiring dengan hal ini, Blibli mencatat bahwa mitra penjual UMKM Blibli turut mendapati kenaikan penjualan sekitar 2 hingga 6 kali lipat seiring meningkatnya transaksi digital di tengah pandemi. Kenaikan penjualan terutama dijumpai pada produk lokal UMKM di sektor-sektor tertentu seperti makanan dan minuman, alat-alat kesehatan, suplemen jamu, hingga dekorasi rumah.

Kenaikan jumlah transaksi juga diiringi oleh pertumbuhan jumlah seller. Lonjakan pertumbuhan seller ini dijumpai pada April 2020 lalu.

“Tiga kategori di Blibli yang mengalami pertumbuhan seller tertinggi ada di kategori Bliblimart, Galeri Indonesia, dan Kesehatan & Kecantikan,” kata Kusumo kepada Kontan.co.id pada Minggu (17/5).
Dihubungi terpisah, Direktur Shopee Indonesia, Handhika Jahja menyebutkan, penerapan physical distancing selama masa pandemi telah mengerek permintaan di sejumlah segmen kategori seperti makanan dan minuman, perlengkapan rumah, kebutuhan ibu dan bayi, serta kebutuhan sanitasi.

“Sebagai contoh, Shopee melihat adanya peningkatan permintaan sebesar hampir 3X lipat untuk produk hand sanitizer dan masker kain selama satu bulan pertama penerapan imbauan physical distancing dari pemerintah,” kata Handhika kepada Kontan.co.id pada Kamis (14/5).

Perlu diakui, transaksi digital yang kian marak dilakukan membuat persaingan pasar di platform digital semakin ketat. Oleh karenanya, sejumlah pemain telah menyiapkan strategi untuk bersaing dengan kompetitor masing-masing.

Blibli misalnya, platform marketplace tersebut berencana terus berupaya menambah jumlah mitra penjual. Caranya antara lain dengan terus melakukan sosialisasi tentang beragam kemudahan dan keuntungan yang bisa diperoleh sebagai para calon mitra bisnis seller, terutama di tengah-tengah kondisi pandemi seperti sekarang.

Tidak hanya itu, Blibli juga memberikan beberapa dukungan baik bagi mitra seller baru maupun mitra seller yang sudah bergabung di tengah masa pandemi. Beberapa bentuk dukungan yang diberikan antara lain seperti tips dan trik berbisnis untuk para seller melalui newsletter, email, artikel, dan konten sosial media, dan sebagainya, penyediaan sesi forum diskusi spesifik per kategori produk untuk membahas tantangan dan mencari solusi bisnis akibat berlangsungnya wabah corona.

Selain itu juga layanan titip jual barang dengan menempatkan produk yang dimiliki di dalam warehouse Blibli. Asal tahu saja, saat ini Blibli telah memiliiki sebanyak 20 warehouse serta 32 hub yang tersebar di 15 kota besar, dan sebagainya.

Harapannya, berbagai upaya yang dilakukan bisa mengerek jumlah mitra penjual yang sudah ada.

“Sampai saat ini total sudah ada lebih dari 100.000 seller dan lebih dari 50 brand yang memanfaatkan platform Blibli untuk berjualan,” imbuh Kusumo (17/5).

Sementara itu, Shopee bakal terus berfokus untuk memastikan agar kebutuhan dan keinginan dari masing-masing mitra penjual dan pembeli dapat bertemu. Terkhusus di masa pandemi, Shopee melaksanakan program ‘Dukungan Covid-19 100 Miliar Shopee’ untuk merealisasikan fokus tujuan di atas.

Beberapa stimulus yang ditawarkan dalam program tersebut di antaranya seperti pemberian modal awal hingga Rp 1 juta, kredit iklan sebesar Rp 150.000, serta gratis layanan program GratisOngkirXtra bagi mitra penjual baru, potongan biaya admin untuk berbagai layanan sebesar 30%, dan masih banyak lagi.

“Program ini memberikan stimulus ekonomi kepada mitra penjual serta mengurangi biaya operasional serta meningkatkan kemudahan pemasaran untuk UMKM,” kata Handhika (14/5).

Sumber : Kontan, 18.05.2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar