08 September 2020

[080920.ID.BIZ] Dihantam Pandemi, 13 Gerai Ramayana (RALS) Ini Masih Ditutup Sementara

 

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten peritel PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) masih menutup sementara 13 gerainya sejak akhir Maret 2020 akibat pandemi COVID-19. 

Berdasarkan keterangan resmi RALS yang diterima Kontan, Perseroan awalnya menutup sementara 94 gerainya karena peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Adapun 13 gerai yang masih ditutup sementara adalah gerai Pasar Baru, Bogor, Banjarmasin, Baturaja, Duri, Payakumbuh, Kotabaru, Solo, Bekasi, Cakung, Cirebon, Yogyakarta, dan Bali. Lalu satu gerai, yakni Kusuma Bangsa, Surabaya tutup pada Februari.

"Pembukaan kembali gerai Ramayana yang prospektif dan di daerah non-PSBB dilakukan secara bertahap sejak pertengahan bulan April, dan sampai dengan tanggal 30 Juni, Ramayana telah mengoperasikan kembali 105 gerai dari total 118 gerai. Adapun pembukaan kembali gerai tersebut dilakukan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan dan memprioritaskan keamanan pelanggan dan karyawan Ramayana," jelas manajemen sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima oleh Kontan, Selasa (8/9).

Pembatasan jam operasional gerai, terutama gerai yang terletak di mall atau pusat perbelanjaan, serta menurunnya daya beli masyarakat akibat berkurangnya pendapatan dan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK, turut memberi berdampak negatif terhadap performa Perseroan sepanjang semester pertama tahun 2020.

RALS menjabarkan, penjualan RALS di are DKI Jakarta, Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa merosot lebih dari 50%. Total penurunan penjualan yang terjadi secara nasional sebesar 57,0% sepanjang semester I 2020.

Sepanjang semester I tahun 2020, RALS mencatatkan penjualan kotor sebesar Rp2,19 triliun atau turun 58,3% dari Rp5,26 triliun di semester pertama tahun 2019.

Pendapatan bersih ikut turun 57,8% menjadi Rp1,47 triliun. Adapun penjualan kotor di kuartal kedua tahun 2020 menyumbang penurunan terbesar sebanyak 77,5% imbas dari penutupan gerai, pembatasan jam operasional gerai, serta menurunnya daya beli masyarakat.

"Padahal, kuartal kedua merupakan periode yang sangat krusial bagi Ramayana, dimana terdapat musim Lebaran yang berkontribusi sangat besar terhadap penjualan dan laba Perseroan," sambungnya.

Penjualan di sektor laki-laki menempati porsi tertinggi yakni 34,8%, diikuti sepatu, tas dan aksesoris sebesar 24,2%, dan makanan minuman menyumbang porsi 18,3%. Selanjutnya sektor perempuan, anak-anak, dan mainan menyumbang masing-masing 10,6%, 8,7%, dan 3,4%.

Total laba kotor yang diperoleh perseroan sebesar Rp614 miliar atau mencerminkan marjin laba kotor 28,0%. Adapun laba kotor tersebut mengalami penurunan sebesar 60,9% dari Rp1,56 triliun di periode yang sama tahun lalu, atau mencerminkan marjin laba kotor 29,8%.

Penurunan marjin laba kotor tersebut disebabkan oleh meningkatnya kontribusi penjualan Supermarket dengan marjin laba kotor yang lebih rendah.

Untuk menindaklanjuti penurunan penjualan dan laba kotor, Ramayana mengambil langkah untuk melakukan kontrol ketat dan efisiensi terhadap biaya operasional secara menyeluruh, termasuk upaya untuk mendapatkan keringanan biaya sewa dari pihak developer.

Adapun total biaya operasional perseroan di kuartal II 2020 turun sebesar 52,9% menjadi Rp 256 miliar, dari Rp 543 miliar di kuartal II tahun lalu. Total laba bersih yang dapat diatribusilan kepada pemilik entitas induk turun 99% dari Rp 589,83 miliar menjadi hanya Rp 5, 36 miliar.

Walaupun mengalami pukulan keras, RALS masih membuka lagi gerai baru pada Mei di Cikupa. Total gerai RALS sebanyak 118 unit dengan total luas toko sebesar 953,68 meter persegi. 

Sumber : Kontan, 08.09.2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar