02 Juni 2021

[020621.ID.SEA] Pelindo IV: Pelabuhan Makassar Kotor, Kapal Pesiar Ogah Sandar

 

Bisnis.com, JAKARTA - PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) atau Pelindo IV mengkhawatirkan persoalan sampah-sampah di laut bisa membuat pemilik kapal pesiar enggan untuk sandar di Pelabuhan Makassar dengan kondisinya yang kotor.

Direktur Teknik PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) Prakosa Hadi Takariyanto mengatakan selama ini sampah-sampah yang ada tersebut bukan sampah dari Makassar New Port (MNP) atau pelabuhan yang ada di Makassar tetapi sampah milik masyarakat yang bukan produk Pelindo IV.

Dia menambahkan perseroan sudah memiliki kapal pengangkut sampah sendiri yang setiap saat siap untuk membersihkan sampah-sampah di laut sekitar pelabuhan yang ada di Makassar.

Prakosa juga menuturkan bahwa sampah-sampah tersebut sudah mengkhawatirkan karena bisa membuat kapal-kapal pesiar enggan untuk sandar di Pelabuhan Makassar karena melihat kondisi lautnya yang kotor.

"Ke depan Terminal Petikemas Makassar [TPM] akan dipindahkan ke MNP jika pelabuhan baru tersebut sudah beroperasi penuh pada 2023 mendatang dan TPM akan dijadikan sebagai pelabuhan khusus untuk cruise atau kapal pesiar. Jadi pada 2023 jika ada kapal pengusaha asing yang datang, kami ingin Pelindo IV tidak malu menyebutkan bahwa MNP setara dengan pelabuhan di Singapura karena lautnya yang bersih dari sampah," ujarnya, Rabu (2/6/2021).

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kemenko Kemaritiman dan Investasi Safri Burhanuddin juga ingin melihat cara Pelindo IV mengelola laut di sekitar MNP. Menurutnya dalam pengeloaan sampah laut harus dikoordinasikan dengan Pemerintah Kota Makassar. Hal itu supaya bisa mengontrol sampah-sampah yang dari kota agar tidak sampai ke laut karena sampah-sampah di laut juga adalah tanggung jawab pemerintah kota.

“Kita memang tidak bisa menangani semua sampah terutama yang ada di laut, tetapi paling tidak bisa dikurangi," ujarnya. MNP, paparnya, telah dirancang sebagai green port, sehingga harus ramah lingkungan dan semua fasilitas yang tersedia harus full otomatis, penggunaan sumber daya manusia (SDM) sebagai operator mesin juga harus efisien dan pengelolaannya juga harus seminimal mungkin.

Dia juga berharap agar kedepan hub pelabuhan di Indonesia bukan lagi di Singapura, melainkan di MNP jika nanti pelabuhan baru ini telah beroperasi penuh.

Sumber : Bisnis, 02.06.2021.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar