06 April 2017

[060417.ID.BIZ] Nilai Kontrak Kereta Cepat Jakarta Bandung Naik

JAKARTA. PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) melakukan penandatangan kontrak Enginering, Procurement, Construction (EPC) proyek High Speed Rail (HSR) atau kereta api cepat Jakarta-Bandung dengan High Speed Rail Contractor Consorsium (HSRCC) pada Selasa (4/4).

Nilai kontrak konstruksi proyek kereta cepat sepanjang 142,3 kilometer (km) tersebut mencapai US$ 4,7 miliar. Ini membengkak dari perkiraan sebelumnya yakni US$ 4,3 miliar.

Konsorsium kontraktor tersebut terdiri dari 7 perusahaan yakni China Railway International, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), China Rail Way Group Limited, Sinohydro Corporation Limited, CRCC Wingdao Sifang Co, Ltd, China Railway Signal & Communication Corporation dan The Third Railway Survey Design Institute Group Corporation. WIKA menggenggam porsi 30% dari nilai kontrak.

Penandatangan kontrak EPC ini merupakan salah satu persyaratan yang harus di penuhi KCIC agar pendanaan dari China Development Bank (CDB) segera cair. Pasalnya, sebesar 75% dari proyek HSR tersebut akan didanai oleh CDB.

Hanggoro Budi Wiryawan, Direktur Utama KCIC mengatakan membengkaknya nilai kontrak EPC tersebut karena perubahaan design untuk proyek tersebut. "Ini penyusunan design lebih lengkap," Ujarnya di Jakarta, Selasa (4/4).

Setelah penandatangan kontrak ini, KCIC akan terus melakukan negosiasi dengan CDB agar pinjaman segera dicairkan walaupun lahan belum rampung 100%. Hanggoro bilang, pihak CDB akan ada berada di Jakarta selama dua minggu ke depan.

Sebelumnya disebutkan, pembebasan lahan proyek ini sudah mencapai 85%. Masih ada sejumlah lahan yang terkendala di wilayah Karawangan dan di wilayah Bandung. Sementara CDB baru mau mencairkan pendanaan jika lahan sudah beres 100%.

Meskipun nilai kontrak Kontruksinya membengkak, Hanggoro belum mau mengungkapkan apakah total nilai investasi proyek kereta cepat tersebut juga akan membengkak. Sebelumnya, nilai proyek tersebut diperkirakan sebesar Rp 5,1 triliun. Diluar dari kontrak konstruksi itu akan digunakam untuk persiapan pelatihan tenaga operasional KCIC, pembebebasa lahan dan lain-lain.

Hanggoro menambahkan, setelah penandatangan kontrak ini, konsorsium kontruksi akan segera melakukan pembangunan. Saat ini, WIKA sudah melakukan land clearing dan konstruksi sepanjang 5 km. Selanjutnya, mereka akan mulai melakukan pembangunan di 26 km.

Namun konstruksi akan dilakukan setelah menunggu persetujuan pemerintah terkait tata ruang nasional mengenai RT/RW. Untuk pembanguan kereta cepat ini, nantinya akan menggunakan konten lokal sebesar 60% " Tenaga kerja semaksimal mungkin lokal tapi karena teknologi baru pasti ada dari pihak lain," ujar Hanggoro.

Enam Kontraktor yang akan menggarap proyek merupakan perusahaan asing. Sementara kontraktor lokal hanya WIKA.

Untuk pembebasan lahan proyek ini, KCIC masih menggunakan modal yang disetor anggota konsorsium BUMN China dan konsorsium BUMN Indonesia.
Sedangkan untuk konstruksi nantinya akan menggunakan skema contractor pre-financing sebelum pinjaman CDB cair.

Dengan penadatangan kontrak tersebut, KCIC optimistis kereta cepat Jakarta Bandung akan rampung sesuai target yakni tahun 2019. "Hari ini merupakan tonggak sejarah karena kita akan tanda tangan kontrak kereta cepat agar bisa cepat selesai dibangun. kami harap kereta cepat ini bisa jadi awal pembangunan ka cepat lainnya. " katanya.

Teten Marzuki, Staf Kepresidenan yang hadir dalam penandatangan tersebut mengatakan pembanguanan kereta cepat Jakarta Bandung merupakan salah satu revolusi transportasi di Indonesia. Dirinya berharap proyek tersebut bisa berjalan dengan baik dan selesai sesuai target. "Penandatangan ini bisa jadi poin untuk memulai kereta cepat ini dan memberi kepastian ini diselesaikan. " ujarnya.

Sedangkan Sahala Lumbagaol, Chairman PT Pilar Sinerga BUMN Indonesia (PSBI) berharap dengan penandatangan kontrak ini, CDB bisa segera mencairkan pendanaan.


Sumber : Kontan, 04.04.17.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar