25 April 2018

[250418.ID.AIR] Eropa Larang Biodiesel. Menko Luhut : Kami Tidak Berencana Alihkan Pembelian Pesawat ke Boeing


Bisnis.com, JAKARTA - Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan menegaskan bahwa Indonesia tidak pernah berniat melakukan tindakan balasan atas larangan masuknya biodiesel berbahan kelapa sawit ke Uni Eropa.

"Kami tidak berencana mengalihkan pembelian pesawat ke Boeing. Melakukan tindakan balasan bukan budaya kami. Kami ingin terus bernegosiasi untuk menemukan solusi yang baik bagi semua pihak. Tetapi, kami jangan terus disudutkan," ujar Menko Luhut dalam keterangannya, Rabu (25/4/2018).

Seperti diketahui, Boeing adalah pesaing ketat Airbus, produsen pesawar yang dibentuk sejumlah negara anggota Uni Eropa.

Dikutip dari Wikipedia, Airbus SAS yang berbasis di Toulouse, didirikan tahun 2001 di bawah hukum Perancis sebagai perusahaan join stok yang dipermudah atau "S.A.S." (Société par Actions Simplifiée).

Airbus Industrie dimulai sebagai konsorsium perusahaaan penerbangan Eropa untuk menandingi perusahaan Amerika seperti Boeing dan McDonnell Douglas.

Perusahaan ini dibentuk pada 1970 setelah adanya persetujuan antara Aerospatiale (Prancis) dan Deutsche Aerospace (Jerman), disusul oleh CASA, Spanyol) pada tahun 1971, untuk mengembangkan Airbus A300, yang terbang pertama kali pada 1972.

Pada 1979 British Aerospace (sekarang BAE SYSTEMS) bergabung dengan Airbus.

Menurut Luhut Indonesia harus lebih agresif melakukan perundingan dan diplomasi karena selama ini menurutnya hal tersebut kurang dilakukan. Sehingga dari beberapa tokoh yang ditemui selama di Brussel kurang banyak yang memahami kemajuan Indonesia.

"Mereka tidak tahu kemajuan ekonomi kita, situasi keamanan Indonesia dan bahwa kita sedang mengerjakan isu-isu lingkungan," jelasnya.

Dia meminta pihak Uni Eropa untuk langsung datang ke Indonesia melihat apa yang terjadi sebelum mengambil keputusan. Luhut meyakini banyak dari mereka akan kaget dengan Indonesia. Parlemen Eropa bakal tidak menyangka Indonesia begitu besar dan kagum dengan pemerintahan yang bisa mengelola negara sebesar ini.

"Karena itu saya undang mereka untuk datang ke Indonesia, melihat langsung karena seeing is believing," ujarnya.

Di sisi lain kata Menko Luhut, satu hal yang diminta para counter part untuk segera dikerjakan adalah perundingan Indonesia -- European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).

"Komisioner EU Karmenu Vella juga meminta Indonesia untuk ikut mempercepat penyelesaian perundingan perjanjian dagang IEU-CEPA," ujar Luhut.

Selama di Brussel Luhut juga bertemu anggota Parlemen Eropa Sean Kelly. Menurutnya keputusan tentang pembatasan biofuel sawit ini masih lama. Hal itu tidak boleh dilakukan dan bertentangan dengan prinsip WTO.

Kelly berharap Indonesia bisa memperbaiki kekurangannya. Ia juga berharap Indonesia segera melakukan finalisasi IEU-CEPA.

Pada tahun lalu, Uni Eropa adalah tujuan ekspor terbesar ke 6 dan asal impor terbesar ke 4 bagi Indonesia, Nilai masing-masing sebesar US$16,2 miliar dan US$ 11,2 miliar. Total perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa mencapai US$ 27,4 miliar.

Sumber : Bisnis Indonesia, 25.04.18.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar