17 Desember 2020

[171220.ID.BIZ] Tunjuk Morgan Stanley & Citi, Tokopedia Siap Go Public!

 

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan e-commerce Indonesia, Tokopedia resmi menunjuk dua perusahaan jasa investasi dan penjamin emisi global yakni Morgan Stanley dan Citi sebagai penasihat dalam upaya mempercepat proses perseroan menjadi perusahaan publik alias go public.

Sebelumnya Bridgetown Holdings Ltd, special purpose acquisition company (SPAC) yang sahamnya tercatat di Bursa Nasdaq, Amerika Serikat (AS),

Hingga saat ini CEO dan co-founder Tokopedia William Tanuwijaya belum memberikan informasi terkait dengan kabar merger ini.

Dalam pernyataan resminya, Tokopedia menegaskan tengah mempertimbangkan untuk mengakselerasi rencananya menjadi perusahaan publik. Hanya saja perseroan belum memutuskan pasar atau bursa efek mana dan metode secara spesifik seperti apa, apakah termasuk melalui penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) atau tidak.

"SPAC juga merupakan salah satu opsi potensial yang bisa kami pertimbangkan, namun belum ada yang kami putuskan untuk saat ini," jelas manajemen Tokopedia, dikutip Bloomberg, dalam keterangan tertulis, Rabu (16/12).

Bagi Tokopedia, penjualan ke SPAC akan menjadi cara yang lebih cepat untuk tercatat di Bursa AS. Namun, William sebelumnya mengatakan akan mencari opsi untuk pencatatan ganda alias dual listing agar karyawan dan konsumen di Indonesia dapat memiliki saham perusahaan.

Menurut beberapa sumber Bloomberg, dengan kesepakatan itu, Tokopedia bisa mencapai valuasi berkisar US$ 8 miliar hingga US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 112 triliun - Rp 140 triliun. Sumber tersebut tak bersedia namanya disebutkan karena diskusi tersebut bersifat pribadi.

Para sumber mengungkapkan, saat ini negosiasi disebutkan masih berada pada tahap awal dan Bridgetown masih bisa melihat target potensial lainnya.

"Diskusi berada dalam tahap awal dan Bridgetown masih bisa melihat target potensial lainnya," kata seorang sumber.

Sebagai informasi, Bridgetown Holdings yang merupakan SPAC atau populer disebut 'perusahaan cek kosong' (blank check company) ini didukung oleh investor kawakan Silicon Valley, Peter Thiel dan taipan asal Hong Kong, Richard Li.

Masih sumber, perusahaan lain milik taipan Hong Kong Richard Li, yakni Pacific Century Group, juga sudah menjadi investor minoritas di Tokopedia.

Bridgetown mengumpulkan dana sebesar US$ $ 550 juta dalam penawaran umum perdana (IPO) di AS pada bulan Oktober.

Tokopedia menjadi startup paling berharga kedua di Indonesia,tepat di belakang raksasa ride-hailing dan delivery Gojek, dengan mendapatkan dukungan awal dari SoftBank dan Alibaba Group Holding Ltd, Google dan Temasek Holdings Pte.

Sebelumnya Temasek dan Google memang menjadi salah satu pemegang saham baru Tokopedia. Hal ini diumumkan langsung oleh CEO Tokopedia William Tanuwijaya.

"Kami sangat senang menyambut Temasek dan Google sebagai pemegang saham Tokopedia. Kami merasa terhormat atas kepercayaan dan dukungan mereka kepada Tokopedia dan Indonesia," tulisnya melalui akun Instagram pribadinya seperti dikutip Senin (16/11/2020).

Dalam forum Capital Market Summit & Expo 2020, 21 Oktober silam, William juga membuka rencana untuk mencatatkan sahamnya di bursa saham, namun belum dipastikan di bursa saham negara mana yang akan disasar.

"Nanti pun kalau melantai di bursa saham, valuasi itu kan merepresentasi dari kepercayaan publik, seperti itu," kata William, Rabu (21/10/2020).

Berdasarkan data yang dipaparkan dalam forum tersebut oleh Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI), Pandu Patria Sjahrir, valuasi Tokopedia menjadi nomor dua terbesar dari jajaran empat besar unicorn Indonesia.

Posisi pertama diisi oleh Gojek yang diperkirakan US$ 10 miliar, lalu ada Traveloka sebesar US$ 2,7 miliar terakhir Bukalapak senilai US$ 2,5 miliar.

Pandu mengungkapkan jika perusahaan-perusahaan teknologi ini bisa mencatatkan sahamnya di dalam negeri akan dapat meningkatkan kapitalisasi pasar (market cap) di BEI dan value transaksi di pasar saham.

"Saat masuk kalau melihat komposisi MSCI outway ke technology dan banyak public investor melihat sektor teknologi, potensi upside perusahaan ini cukup besar, market cap bisa meningkat," kata Pandu di kesempatan yang sama.

Sumber : CNBC Indonesia, 17.12.2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar