20 Agustus 2010

[200810.ID.BIZ] A.S Pasar Terbesar Indonesia

JAKARTA: Amerika Serikat (AS) kembali menempati urutan teratas sebagai negara tujuan ekspor karet terbesar sepanjang periode Januari-April tahun ini, didorong oleh pemulihan ekonomi di negara tersebut, sehingga memacu permintaan terhadap komoditas karet.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Suharto Honggokusumo mengatakan China yang selama 2009 menjadi negara tujuan ekspor terbesar berhasil digeser oleh negara Paman Sam tersebut.

Berdasarkan data Gapkindo, total volume ekspor dari Indonesia ke Amerika selama empat bulan pada tahun ini tercatat sebesar 175.300 ton. Adapun volume ekspor ke China tercatat hanya sebesar 122.100 ton dan Jepang sebesar 91.800 ton.

“Telah terjadi pergeseran pasar negara tujuan ekspor karet. Amerika kembali menempati urutan teratas disusul China dan Jepang,” katanya kepada Bisnis kemarin.

Suharto optimistis permintaan dari Amerika terhadap karet sepanjang tahun ini bakal menyamai volume ekspor sepanjang 2008 sebesar 600.000-an ton. “Dalam empat bulan saja sudah lebih dari 175.000 ton. Kalau permintaan terus membaik, sampai akhir tahun saya pikir bisa kembali seperti 2008.”

Suharto menjelaskan apabila dibandingkan dengan 2008, terlihat penurunan ekspor ke Amerika yang sangat tajam hingga 37%. Sejumlah negara maju lainnya yang juga termasuk ke dalam urutan 10 negara terbesar volume ekspornya juga mencatat penurunan, tetapi bervariasi.

“Pengaruh  krisis finansial global terhadap ekonomi negara tersebut sangat nyata sehingga berakibat pada merosotnya penjualan mobil dan konsumsi karet alam yang digunakan sebagai bahan baku ban,” tuturnya.

Dia melanjutkan krisis tersebut tidak berpengaruh kepada China dan India, sehingga total volume ekspor ke negara itu tercatat tetap positif. “India pada 2008 menempati posisi ke- 14 tetapi pada 2009 menempati posisi ke-6 dengan kenaikan ekspor ke negara tersebut meningkat 220% dari ekspor 2008.

Menurut data Bidang Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, Bengkulu yang menjadi salah stau provinsi penghasil karet terbesar, meraup untung  dari hasil ekspor karet selama Juni 2010. Ekspor komoditas itu menghasilkan devisa US$3,6 juta dengan volume 1.165 ton.

Ekspor karet Bengkulu itu sebagian besar ke AS  dan diangkut melalui jalur laut melalui pelabuhan Pulau Baai Bengkulu dan pelabuhan provinsi tetangga yaitu pelabuhan Boom Baru Palembang Provinsi Sumatra Selatan.

Karet dalam bentuk setengah jadi (SIR) itu diproduksi oleh dua perusahaan swasta yaitu PT Batang Hari Bengkulu Pratama dan PT Bukit Angkasa Makmur di Kabupaten Bengkulu Tengah.
Produksi karet dari dua perusahaan itu seluruhnya dari karet tanaman rakyat dan kerja sama dengan produksi karet perusahaan besar di daerah ini antara lain dari PTPN VII Bengkulu.

Proses pengangkutan komoditas ekspor itu akhir-akhir ini sebagian besar melalui pelabuhan provinsi tetangga karena pelabuhan laut Pulau Baai Bengkulu mengalami pendangkalan, terutama pada alur masuk ke kekawasan pelabuhan tersebut. 

Akibat pendangkalan itu pengusaha mengalami kerugian, karena harus mengangkut produksinya melalui jalan darat ke pelabuhan Boom Baru Palembang, Sumsel.

Provinsi Bengkulu saat ini sudah memiliki tujuh unit pabrik pengolahan karet dengan kapasitas 20 ton per jam yang merupakan milik swasta dan BUMN yakni PTPN VII Bengkulu. 

Luas tanaman karet di Bengkulu tercatat 118.616 hektare, dengan produksi sekitar 80.339 ton per tahun dan melibatkan 60.173 kepala keluarga petani. (sut)

Sumber : Bisnis Indonesia, 20.08.10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar