16 Januari 2017

[160117.ID.BIZ] Rest Area Terapung Dibangun

DENPASAR— PT Jasamarga Bali Tol merancang pembangunan rest area atau tempat pelayanan wisata di kawasan Teluk Benoa yang diharapkan dapat meningkatkan trafik kendaraan di jalan tol Bali Mandara.

Dirut Jasamarga Bali Tol (JBT) Akhmad Tito Karim menyampaikan saat ini pihaknya sudah mengajukan izin prinsip ke Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) untuk mendapatkan restu terkait rencana pembangunan tersebut.

“Izin prinsip sudah diajukan ke BPJT, setelah itu keluar baru akan melakukan Amdal ,” jelasnya, Jumat (13/1).

Rencananya, rest area yang akan dinamai Bedawang Nala ini akan dibangun di lahan seluas 30.000 meter persegi dan konstruksinya menggunakan tiang pancang.  Lokasinya berada di sisi timur Jalan Tol Bali Mandara (JTBM), tepatnya di kilometer 3 setelah pintu tol Benoa.

Fasilitas yang akan disediakan di area tersebut antara lain restoran, toko oleh-oleh, panggung pertunjukkan hingga area parkir untuk kendaraan roda dua dan empat, serta ruangan rapat skala kecil.

Rencana pembangunan ini salah satunya didorong oleh masih banyaknya wisatawan yang melakukan swafoto di tepi jalan tol sehingga membahayakan pengendara.

Keberadaan rest area ini diharapkan dapat memfasilitasi keinginan masyarakat yang akan mengabadikan keindahan di atas jalan tol sekaligus mendongkrak pendapatan JBT.

Berdasarkan data JBT, pada 2016 total kendaraan yang melintasi tol sepanjang 12,7 km ini mencapai 17,46 juta unit (rata-rata 47.973 unit per hari) atau naik 6% dibandingkan dengan tahun sebelumnya 16,54 juta unit kendaraan.

Jenis kendaraan yang mendominasi melintas di tol ini adalah golongan 1 dan 6, yaitu roda dua dan roda empat pribadi.‎

Kendati mengalami kenaikan, tetapi realisasi tahun lalu diklaim manajemen hanya 90% dari target sehingga terdapat deviasi sekitar 10%.

Humas JBT Drajad Hari Suseno menambahkan, nantinya pengunjung dapat menikmati pemandangan sisi timur jalan tol seperti hutan mangrove dan Pelabuhan Benoa dengan lalu lalang kapal.

Proyek ini, paparnya, paling cepat terealisasi pada akhir 2017. ‎ Drajad menekankan Bedawang Nala merupakan satu kesatuan dengan Jalan Tol Bali Mandara dan masih dalam koridor surat persetujuan penetapan lokasi pembangunan (SP2LP) yang dikeluarkan Gubernur Bali.

Dia menegaskan, begitu mendapatkan izin prinsip dari BPJT, pihaknya akan langsung melakukan studi Amdal, DED, dan rencana investasi, pengajuan IMB, dan lelang konstruksi.

JBT masih merahasiakan nilai investasi untuk pembangunan rest area mengapung pertama di Indonesia tersebut dengan alasan masih menunggu izin prinsip dari BPJT. Drajad menyatakan sumber ‎pendanaan investasi untuk pembangunan tersebut masih akan dikonsultasikan dengan pemegang saham.

Namun, pada prinsipnya, pengelola satu-satunya jalan tol di atas laut ini menyatakan sudah menyiapkan sejumlah alternatif seperti internal atau kerja sama apabila mendapatkan persetujuan dari pemegang saham.‎ Komposisi pemegang saham Jalan Tol Bali Mandara, PT Jasa Marga 55%, PT Pelindo III 17,98%, PT Angkasa Pura I sebanyak 8%, Pemprov Bali dan Pemkab Badung masing-masing 8,01%,  PT Pengembangan Pariwisata Bali, PT Adhi Karya dan PT Hutama Karya masing-masing 1%.

Wagub Bali I Ketut Sudikerta selaku perwakilan pemegang saham Pemprov Bali me‎ngakui sudah mendapatkan informasi terkait dengan rencana tersebut, tetapi belum dapat memberikan persetujuan atau penolakan. Menurutnya, rencana itu harus dikomunikasikan ke sejumlah lintas lembaga agar jangan sampai menimbulkan keresahan di masyarakat.

RESTRUKTURISASI

Perwakilan pemegang saham Pemprov Bali menyarankan manajemen JBT untuk mendongkrak pendapatan dengan cara restrukturisasi utang kepada empat bank BUMN yang memberikan sindikasi pembangunan tol tersebut.

Sudikerta menilai suku bunga yang diberikan keempat bank se besar 14% sangat tinggi, sehingga wajar jika JBT meminta pemotongan menjadi satu digit ke angka sekitar 9%.

Dengan begitu dividen yang dibagikan ke pemegang saham bisa dimanfaatkan, karena saat ini dividen yang diperoleh digunakan lagi untuk membayar pinjaman ke bank.

“Solusi terbaik restrukturisasi supaya lebih cepat dinikmati. Sekarang ini kan ada suku bunga murah makanya minta supaya dimanfaatkan agar suku bunga rendah. Sudah ada penurunan dapat itu baru di dua digit dari 14% ke 10%, tetapi masih diproses,” jelasnya.

Jalan Tol Bali Mandara diresmikan pada awal Agustus 2013 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, dengan nilai investasi di taksir mencapai Rp2,4 triliun. Sumber investasi itu, 30% dari Jasa Marga, dan 70% berasal dari sindikasi Bank Mandiri, BTN, BNI, BRI, dan BCA. Jasa Marga mendapatkan hak masa konsesi atas jalan tol ini selama 45 tahun.

Sumber : Bisnis Indonesia, 16.01.17.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar