08 Februari 2019

[080219.ID.BIZ] Banyak Beri Masukan, Pelaku Usaha Bidang Logistik Sambut Baik Grand Design Sislognas

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bersama pada pelaku usaha di bidang logistik lakukan diskusi guna rancang Sistem Logistik Nasional (Sislognas). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan bahwa pihaknya tengah menampung segala masukan dari berbagai pihak pelaku usaha di bidang logistik.

"Mulai mengidentifikasi berbagai permasalahan, dari sana kita rumuskan, kita coba menjahit dari sana sini sehingga bisa terlihat kebijakannya seperti apa dalam mendorong ekspor," tutur Darmin saat presscon Grand Design Sistem Logistik Nasional di Gedung Kementerian Bidang Perekonomian pada Rabu (6/2). Ditekankan Darmin, saat ini baru masuk tahap mengumpulkan permasalahan yang dialami oleh berbagai pihak.


Nantinya Grand Design tersebut mengoptimalkan pembangunan infrastruktur dan juga digital. Indonesia sendiri naik 17 peringkat dari posisi sebelumnya di ranking 63 pada 2016 dalam Logistics Performance Index (LPI) yang dikeluarkan Bank Dunia. Hal tersebut merupakan hasil dari berbagai upaya termasuk pengembangan infrastruktur baik fisik maupun digital.

Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Yukki Hanafi menyambut positif dukungan pemerintah kepada dunia logistik agar dapat bersaing di kancah ASEAN. "Kita ingin lima tahun kedepan bisa masuk dalam 30 besar Logistic Performance Index artinya kalau kita bisa masuk 30 besar di ASEAN kita bisa masuk 3 besar," kata Yukki.

Menurut Yukki Grand Design Sislognas akan mengidentifikasi permasalahan dari setiap proses yang ada di bandara maupun yang ada di pelabuhan. Termasuk juga berdasarkan empat jenis moda darat, laut, udara dan kereta api.

Sementara International National Shipowners' Association (INSA) berharap pembangunan infrastruktur semakin banyak guna mempermudah penyaluran logistik. Ketua INSA Carmelita Hartoto menginginkan pengakutan batubara maupun kelapa sawit menggunakan kapal-kapal nasional.

"Dijadwalkan oleh Kementerian Perdagangan bahwa efektif 2020 nanti saatnya kita akan mengangkut angkutan batubara dan sawit dengan kapal-kapal nasional. Dalam hal ini kita menyampaikan bahwa petunjuk teknisnya masih kita tunggu dan roadmap masih terus kita siapkan," ungkap wanita yang akrab disapa Meme tersebut.

Peraturan tersebut menurut Carmelita masih harus diperbaiki. Apalagi menyangkut penyiapan kapal nasional yang akan mengangkut batubara dan kelapa sawit nantinya. "Diharapkan dalam aturan tersebut ditambahkan mungkin bukan dikuasai tapi dimiliki oleh perusahaan pelayaran nasional," tambahnya.

Carmelita juga menyoroti adanya daftar negatif investasi yang cukup mengganggu dalam pihak lain berinvestasi. INSA mengerti bahwa banyak pihak yang ingin berinvestasi di Indonesia.

Di sisi lain Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Muhammad Feriadi menuturkan sebagai negara kepulauan tentu membutuhkan moda transportasi pengangkutan yang tepat. Belakangan ini diceritakan Feriadi bahwa kenaikan tarif kargo cukup menghambat proses pengiriman.

"Maskapai sudah melakukan kenaikan setidaknya sampai enam kali sejak tahun lalu dan kenaikan yang dilakukan bentuk ini dirasakan Sangat memberatkan pertama karena memang dilakukan secara terus menerus dengan pemberitahuan yang sangat singkat dan cepat," jelas Feriadi.

Sedangkan anggota Asperindo terdapat yang terikat kontrak dengan ketentuan harus memberitahukan satu bulan sebelum penyesuaian tarif terjadi. "Apa yang terjadi ini tentu dirasakan sangat memberatkan oleh kami sebagai salah satu negara jasa titipan yang banyak melakukan pengiriman dengan moda transportasi udara," sambung Feriadi.

Sementara itu dari sisi jalur darat, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Nofrisel pengusaha truk Indonesia melihat perlunya peremajaan armada truk yang ada. "Para pengusaha sendiri untuk melakukan peremajaan kita juga membutuhkan beberapa instrumen dari pemerintah diantaranya adalah stimulus bidang perpajakan supaya kita bisa melakukan semacam reinvestasi terhadap kebutuhan-kebutuhan peremajaan truk kita," terang Nofrisel.

Sumber : Kontan, 06.02.19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar