02 Agustus 2020

[020820.ID.BIZ] Indonesia Dalam Bayang Resesi, Ini Kata Ekonomi Core

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona atau Covid-19 telah menghantam segala aspek kehidupan manusia termasuk sektor ekonomi. Akibatnya, resesi ekonomi melanda sejumlah negara.

Penguncian dan pembatasan sosial ketat yang berlaku di banyak negara untuk membendung penyebaran virus corona membuat roda perekonomian tidak berputar secara normal. Sebut saja, Amerika Serikat (AS).

Ekonomi negeri AS pada kuartal II-2020 mencapai -32,9%. Dengan ekonomi yang minus ini, AS masuk jurang resesi karena kuartal I 2020 mengalami pertumbuhan -5%.

Selain AS, sejumlah negara juga telah masuk dalam jurang resesi, Jerman, Hong Kong, Singapura, dan Korea Selatan.

Hong Kong juga mengalami pertumbuhan ekonomi negatif pada kali kedua, yakni Kuartal 1-2020 -9,1% dan Kuartal 2-2020 -9%.

Adapun sebelumnya, Korea Selatan juga mencatat pertumbuhan ekonomi Kuartal I-2020 sekitar -1,3% dan Kuartal 2-2020 -3,3%. Disusul juga  Singapura yang melaporkan terjadinya krisis karena pertumbuhan di kuartal I dan Kuartal II mengalami pertumbuhan ekonomi negatif yakni -3,3% dan Kuartal 2-2020 mencapai -12,6%.

Ekonom Core Piter Abdullah menilai, menjelang pengumuman Badan Pusat Statistik di bulan Agustus 2020, Indonesia juga tinggal menunggu waktu untuk dinyatakan secara resmi masuk dalam jurang resesi atau tidak. Sebab, akibat Covid-19, berbagai negara juga terkena dampak tak terkecuali di Indonesia.

Namun, Piter mengatakan, meski banyak negara tertentu yang sangat bergantung kepada ekspor pasti akan terseret lebih dalam. Sebab, selain terjadi wabah di domestik, ekspornya juga ikut menurun akibat lesunya ekonomi global.

“Tapi Indonesia bukan negara seperti itu. Kita tidak bergantung Ekspor,” ujar Piter saaat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (2/8).

Sehingga, menurutnya, resesi yang terjadi di AS dan di banyak negara lainnya tidak akan memperburuk perekonomian Indonesia.

“Dampak resesi di berbagai negara termasuk AS sudah kita rasakan, dimana ekspor kita sudah menurun. Sehingga tidak akan berdampak lebih besar lagi. Perekonomian kita juga sudah terkontraksi, khususnya karena Covid-19 yang menyebabkan konsumsi dan investasi kita menurun,” tambah Piter.

Sehingga, meskipun Indonesia sudah dipastikan akan ikut mengalami resesi, tetapi kontraksi ekonomi Indonesia yang dialami saat ini diyakini tidak akan sedalam negara-negara maju.

“Sekali lagi karakteristik negara Kita yang lebih bergantung kepada konsumsi ketimbang ekspor menyebabkan kontraksi ekonomi menjadi lebih ringan karena konsumsi walaupun mengalami kontraksi tidak akan sampai terlalu dalam,” katanya.

Apalagi, masyarakat di Indonesia bagaimanapun tetap akan melakukan konsumsi terutama dengan adanya berbagai bantuan dari pemerintah.

Sumber : Kontan, 02.08.2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar