11 Desember 2009

[ID-BIZ] "Johnson & Johnson" Bakal Pangkas 7.000 Karyawan


NEW YORK, KOMPAS.com — Produsen produk kesehatan terbesar di dunia, "Johnson & Johnson" (J&J), akan melakukan PHK terhadap 7.000 karyawannya dalam waktu dekat ini.


Langkah itu dilakukan Johnson & Johnson akibat di tengah resesi global, kalangan konsumen memangkas pengeluarannya untuk membeli produk kesehatan, mulai dari obat-obatan hingga perawatan wajah.


Dalam sebuah pernyataannya, Selasa (3/11) waktu setempat, J & J yang berbasis di New Brunswick, New Jersey, mengungkapkan bahwa perusahaan akan menyusutkan jumlah pekerjanya sebesar 7 persen dari total 117.000 karyawan.


Menurut manajemen, pemangkasan karyawan itu akan menghemat pengeluaran J & J sebanyak 1,7 miliar dollar AS pada 2011. Dalam konfrensi pers kemarin, Bill Weldon, CEO J & J, menegaskan, permintaan konsumen tidak akan menyelesaikan masalah pengangguran.


Sebab, banyak dari kalangan konsumen yang masih sangat berhati-hati dalam mengatur pengeluarannya. Oktober lalu, J & J melaporkan kinerja penjualannya pada kuartal ketiga 2009 jauh lebih rendah daripada perkiraan para analis.


Penurunan penjualan didorong oleh rendahnya permintaan konsumen terhadap produk obat-obatan generik, antipsikotik Risperdal, dan obat epilepsi Topamax.


"Pelemahan ekonomi telah memakan korban Johnson & Johnson," kata Mike Krensavage, Manajer Keuangan di Krensavage Partnes, yang memiliki saham J & J, dalam sebuah wawancara telepon.


"Perusahaan tersebut akan terjerembap lagi ke bawah, bersiap-siap untuk menghadapi masalah yang lebih sulit." Seusai mengumumkan rencana PHK karyawan, pada penutupan di bursa New York, saham J & J langsung menukik 56 sen atau kurang dari 1 persen ke level 58,93 dollar AS.


Pada sepanjang tahun ini, saham J & J telah mengalami penurunan sebesar 1,5 persen. "Pasar saham dapat menyeimbangkan fakta bahwa J & J sangat pesimistis memandang prospek bisnis dan perekonomian.


Umumnya kalangan investor di Wall Street menyukai pemotongan biaya yang dilakukan manajemen perusahaan karena hal itu bisa meningkatkan pendapatan perseroan," kata Krensavage. (Dikky Setiawan/Kontan)


Sumber : Kontan, 04.11.09.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar