14 Februari 2017

[140217.ID.BIZ] Duterte Dukung Penutupan Tambang, Harga Nikel Melonjak

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga nikel melonjak ke level tertinggi baru 2017 setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte menegaskan dukungan terhadap penutupan tambang.

Pada penutupan perdagangan Senin (13/2), harga nikel di bursa London Metal Exchange naik 0,66% atau 70 poin menuju US$10.730 per ton. Angka ini merupakan level tertinggi baru 2017 dan nilainya sama seperti perdagangan 22 Desember 2016.

Dalam perdagangan sebelumnya, Jumat (10/2), harga nikel melonjak 380 poin atau 3,7% menjadi US$10.660 per ton. Sepanjang tahun berjalan, harga nikel meningkat 7,09%. Adapun pada 2016, harga nikel tumbuh 13,61%.

Pada hari Minggu (12/2), Rodrigo Duterte menyatakan dukungan terhadap sikap menterinya untuk menutup sejumlah tambang di Filipina Selatan. Pernyataan ini disampaikan setelah Duterte melihat kerusakan lingkungan yang timbul akibat aktivitas tambang.

Temuan ini tidak disengaja, karena Duterte terbang menggunakan helikopter dari Butuan ke kota Surigao untuk memeriksa wilayah yang mengalami gempa. Bencana tersebut menewaskan 6 orang dan merusak infrastruktur publik.

Dari 23 tambang yang ditutup oleh Menteri Lingkungan Regina Lopez, 7 di antaranya berada di Provinsi Surigao del Norte, dan 7 lainnya berada di dekat Pulau Dinagat. Hampir semua tambang itu menghasilkan nikel.

"Saya sudah mengatakan kepada Gubernur [Surigao del Norte] tidak ada yang bisa saya lakukan bila Gina menutup perusahaan tambang," ujar Duterte.

"Kota Surigao sebagai wilayah yang paling banyak ditambang... Mereka tidak akan pernah mampu mengembalikan alam seperti sebelumnya. Jadi saya akan benar-benar menutup semua," ujarnya.

Filipina merupakan pemasok bijih nikel terbesar di dunia sejak 2014, ketika Indonesia menetapkan larangan ekspor mineral yang belum diolah.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina Gina Lopez menyampaikan penutupan tambang mencakup sekitar setengah dari total pasokan nikel di dalam negeri. Selain penghentian operasi, sejumlah perusahaan dikenakan suspensi ekspor.

Menurut Kementerian, jumlah perusahaan yang dikenakan penyetopan operasi ialah 23 tambang. Adapun keputusan terhadap 5 tambang lainnya masih ditangguhkan.

Filipina menyumbang sekitar 25% produksi nikel global, yang sebagian besar dikirim ke China. Penyidikan terhadap tambang yang diprakarsasi Presiden Duterte dan Lopez bertujuan menegakkan standarisasi keselamatan lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan harga nikel.


Sumber : reuters, Bloomberg.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar