09 Maret 2018

[090318.ID.BIZ] China Berupaya Unicorn Teknologi Kembali ke Beijing



Kabar24.com, JAKARTA - Satu demi satu unicorn terbang keluar dari sangkarnya. Tencent, Weibo, dan Alibaba sebagai bintang unicorn teknologi telah memberikan imbal hasil bagi investornya sebesar US$1,4 triliun kecuali rumahnya sendiri di China.

Ukuran mereka bisa setara dengan satu banding lima dari jumlah saham yang terdaftar di Shanghai dan Shenzhen. Belum lagi di masa depan ukuran itu bisa bertambah karena dua dari lima unicorn di seluruh dunia mengklaim China sebagai rumahnya.

Akan tetapi, abstainnya para unicorn tersebut di pasar saham negerinya sendiri berpotensi dapat melemahkan kehidupan pasar saham terbesar kedua di dunia itu. Pasalnya, pemerintah China selama ini sangat ketat dalam mendata segala sesuatu yang memiliki nilai valuasi tinggi, apalagi yang tidak memiliki rekam jejak pendapatan.

Kendati demikian, kini kebijakan itu mulai berubah. Beijing tengah mencari jalan agar perusahaan-perusahaan yang terdaftar di luar negeri bisa kembali ke daratan China.

Para pembuat kebijakan kabarnya tengah mengembangkan teknologi pelacak cepat untuk penerbitan saham perdana (IPO) tahun ini dan berdiskusi untuk memperbolehkan perusahaan memiiki saham kelas ganda.

Tugas besarnya adalah membuat pasar dalam negeri juga menjadi pilihan bagi perusahaan-perusahaan baru nantinya.

Eric Bian, Wakil Direktur Ekuitas Emerging Market Asia Pasifik JPMorgan Asset Management di Hong Kong menyampaikan bahwa investor domestik China tidak terlalu bisa menggenjot perekonomian baru China dan sektor internetnya.

“Regulator harus memikirkan bagaimana cara mereka melonggarkan aturan untuk generasi unicorn berikutnya agar mereka mau mendaftar di pasar negaranya sendiri,” katanya seperti dilansir dari Bloomberg, Jumat (9/3/2018).

Tidak seperti di Eropa, perusahaan teknologi masih belum terlihat di permukaan, China sudah lebih maju. Lihat saja kekuatan global seperti Tencent Holdings Ltd yang mampu memberikan investasi miliaran dolar AS untuk usaha rintisan seperti Megvii Inc., Babytree dan Ele.me.

Adapun, hal yang kurang dari struktur regulasi China adalah pemberian kenyamanan bagi perusahaan muda. Apalagi, calon pendaftar saham di Shanghai dan Shenzhen harus memperlihatkan keuntungannya sebelum mereka mendaftar. Hal itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan perusahaan AS seperti Twitter Inc atau Box Inc. yang bahkan sampai sekarang masih melaporkan kerugian.

Oleh karena itu, meningkatnya kehadiran perusahaan teknologi di pasar ekuitas China juga menjadi topik berulang yang dibicarakan pekan ini dalam Kongres Rakyat China (NPC).

Fokusnya adalah untuk meningkatkan dukungan terhadap perusahaan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dalam tiga tahun ke depan perekonomian China iduga akan melambat.

Hao Hong, Chief Strategist Bocom International Holdings Co., di Hong Kong menyampaikan telah ada perubahan dalam kebijakan Negeri Panda untuk menghadapi saham perusahaan teknologi.

“Prioritas penting dalam agenda para pembuat kebijakan adalah cara meyakinkan pengusaha muda dan pengembang teknologi untuk dapat memperbaiki perekonomian,” katanya.

Sun Jianbo, Presiden Direktur China Vision Capital menambahkan, jika mendapatkan raksana seperti Tencent atau Alibaba kembali ke negerinya, maka pasar daratan China akan mendapat kemenangan besar. Sehubungan dengan investor di seluruh dunia tengah mengantri di belakang segala sesuatu yang berbau teknologi.

Sekadar informasi, dengan reli melebihi 200% pada Weibo Corp., Alibaba dan Sina Corp. telah menguntungkan trader di New York. Sementara China hanya bisa memandang indeks Nasdaq Composite mencatatkan rekor, mencapai 73% setelah posisi terendahnya pada Februari 2016.

Sumber : Bloomberg – Bisnis Indonesia, 09.03.18.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar