05 Juli 2018

[050718.ID.BIZ] Teknologi IoT Dorong Efisiensi 60%-70% Cikarang Dry Port


KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pemanfaatan teknologi internet of things (IoT) telah mendorong efisiensi dan memangkas proses bisnis, sehingga produktivitas akan bertambah. Salah satu perusahaan logistik dan pelabuhan yang sudah pemanfaatan teknologi IoT adalah Cikarang Dry Port.

Satu-satunya pelabuhan darat di Indonesia ini mengklaim sebagai bisa melakukan efisiensi sekitar 60%-70% dan mempercepat proses bisnis dengan pemanfaatan teknologi IoT. Teknologi IoT digunakan seiring peningkatan volume layanan di Cikarang Dry Port. Disebutkan, pada semester I-2018 peningkatan volume di Cikarang Dry Port mencapai 27% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Ekosistem pelabuhan melibatkan berbagai pihak. Dahulu komunikasi berantai, sekarang dapat dilakukan secara simultan dengan teknologi IoT. Jadi, dahulu pekerjaan setengah hari, sekarang dengan sekian menit bisa selesai. Itulah yang dimaksud peningkatan efisiensi yang mendorong produktivitas,” ujar Managing Director PT Cikarang Inland Port Benny Woenardi pada acara Asia IoT Business Platform Media Day di Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Rabu (4/7), seperti dikutip dalam rilis yang diterima Kontan.co.id.

PT Cikarang Inland Port adalah perusahaan yang mengelola Cikarang Dry Port. Perusahaan ini, menurut Benny, menggunakan teknologi IoT pada pertama kalinya untuk electronic seal. Teknologi ini dipakai guna melacak dan meningkatkan keamanan kontainer.

Setelah itu, penggunaan IoT berkembang pada teknologi smart port dan auto gate. “Pada April 2018 juga mobile apps sudah direalisasikan. Nanti dua bulan lagi di Agustus, kami sudah full epayment dan ebilling di mobile apps kami (My CDP),” paparnya.

Menurutnya, saat pertama digunakan, impact efisiensi dari penggunaan IoT masih kecil, baru sekitar 10%-15%. “Nah sekarang jika dibandingkan dengan awal, itu mungkin sudah hampir 60%-70% efisiensi yang dihasilkan,” paparnya.

Cikarang Dry Port menjadi satu dari 83% pelaku bisnis di Indonesia yang saat ini sedang mengeksplorasi dan mengimplementasikan solusi teknologi IoT. Menurut Direktur Asia IoT Business Platform Irza Suprapto, hasil survei Asia IoT Business Platform di ASEAN tahun lalu menunjukkan, 11,8% bisnis sudah mengimplementasikan IoT dan 5,1% sudah mendapat manfaat dari pengimplementasian itu. Sementara 29% sedang mengeksplorasi solusi-solusi IoT dan 37% sedang mengumpulkan fakta dan mempelajari solusi IoT.

“Kami sangat positif tentang perkembangan di Indonesia dan kami telah melihat langkah yang diambil perusahaan lokal selama 2-3 tahun terakhir dalam membangun strategi digitalisasi. Ini upaya mereka untuk bisa bersaing tidak hanya secara lokal, tetapi juga regional,” katanya.

Dirjen Aplikasi Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Semuel Abrijani memaparkan, dengan adanya revolusi industri 4.0, pemerintah mendorong berbagai sektor industri menerapkan dan mengembangkan teknologi IoT. “Misalnya, Cikarang Dry Port sebagai pelabuhan bisa makin berkembang dan efisien dengan dukungan teknologi IoT,” katanya.

Menurut Semuel menilai teknologi IoT tidak bisa tergantikan. Seluruh pemangku kepentingan dari mulai pemerintahan, industri, telekomunikasi, pelabuhan, hingga energi mesti mengadopsi teknologi ini agar tidak tertinggal.

Sumber : Kontan, 05.07.18.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar