17 Oktober 2019

[171019.ID.BIZ] Perang Dagang Pangkas Pertumbuhan Ekonomi Global Ke Titik Terendah Sejak 2009

Bisnis.com, JAKARTA – Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan bahwa perang dagang AS-China akan memangkas pertumbuhan global 2019 ke titik terendah sejak krisis keuangan 2008-2009.

Menurut lembaga itu, bahkan kondisinya bisa lebih buruk jika ketegangan antara kedua negara dalam sektor perdagangan tetap tidak terselesaikan.

IMF melaporkan dalam proyeksi Outlook Ekonomi Dunia terbaru bahwa pertumbuhan PDB 2019 sebesar 3,0 persen atau turun dari 3,2 persen dalam perkiraan Juli. Penyebabnya sebagian besar karena meningkatnya dampak dari gesekan perdagangan global.

Proyeksi itu menjadi latar belakang yang mengkhawatirkan sebelum pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia minggu ini di Washington. Direktur pelaksana baru IMF, Kristalina Georgieva akan mewarisi sejumlah masalah, dari kemandekan perdagangan hingga reaksi politik di beberapa negara pasar berkembang akibat program penghematan yang dimandatkan IMF.

Laporan Outlook Ekonomi Dunia itu menjabarkan secara perinci kesulitan ekonomi yang disebabkan oleh tarif AS-China, termasuk biaya langsung, gejolak pasar, pengurangan investasi dan produktivitas yang lebih rendah karena gangguan rantai pasokan.

IMF menyatakan bahwa pada tahun 2020, tarif yang diumumkan akan mengurangi output ekonomi global sebesar 0,8 persen. Angka itu menunjukkan kerugian US$700 miliar, atau setara dengan membuat ekonomi negara Swiss menghilang.

"Kelemahan pertumbuhan didorong oleh penurunan tajam aktivitas manufaktur dan perdagangan global. Tarif yang lebih tinggi dan ketidakpastian kebijakan perdagangan berkepanjangan akan merusak investasi dan permintaan barang modal," kata Kepala Ekonom IMF, Gita Gopinath dalam sebuah pernyataan seperti dikutip CNBC.com, Rabu (16/10).

Untuk tahun 2020, IMF menyatakan pertumbuhan global akan meningkat menjadi 3,4 persen karena ekspektasi kinerja yang lebih baik di Brasil, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, dan Turki. Tetapi perkiraan itu sepersepuluh poin lebih rendah dari pada perkiraan bulan Juli dan rentan terhadap risiko penurunan.

Sumber : Bisnis, 16.10.19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar