18 November 2009

[ID-BIZ] "GM" Berusaha Mempertahankan "Opel" & "Vauxhall"

DETROIT, KOMPAS.com — Keinginan Pemerintah Jerman di bawah Kanselir Angela Merkel menjual Opel ke Magna International mendapat tantangan baru.

Pasalnya, pemegang saham mayoritas perusahaan yang berbasis di Jerman itu, yaitu General Motors (GM), justru ingin mempertahankannya.

Hal itu langsung disampaikan CEO GM Fritz Henderson setelah melakukan rapat dewan direksi perusahaan, kemarin.

“Dengan perkembangan bisnis GM dalam beberapa bulan terakhir, keputusan strategi global adalah tetap mempertahankan Opel (di Jerman) dan Vauxhall (di Inggris),” ungkap Fritz Henderson dalam rilis yang diterbitkan GM.

Untuk itu, produsen mobil yang 61 persen sahamnya sekarang dimiliki Pemerintah Amerika Serikat akan mempresentasikan rencana restrukturisasi ke Jerman.

Terakhir, Opel gencar ditawarkan kepada Magna International Inc, Kanada, dan mitranya, OAO Sberbank dari Rusia. Ketika dibangkrutkan pada 1 Juni lalu, GM ingin menjual 55 persen sahamnya di Adam Opel GmbH.

Waktu itu, GM memperkirakan bahwa mereka memerlukan 3 miliar euro untuk strukturisasi Opel. Menurut Fritz Henderson, dana yang akan digelontorkan Magna International tidak sesuai dengan harapan GM.

Karena itulah, mereka memutuskan untuk tetap mempertahankannya. Ini merupakan keputusan kedua GM mempertahankan unitnya setelah dibangkrutkan awal Juni lalu. Sebelumnya, GM membatalkan penjualan Saturn ke Penske Automotive Group.

Akses teknologi

Menurut pengamat industri otomotif, GM ingin mempertahankan Opel untuk mencegah kompetitornya memperoleh akses teknologi dan desain.

Di samping itu, mereka juga ingin mempertahankan keberadaannya di Eropa, apalagi Opel sekarang ini adalah produsen mobil kedua terbesar setelah Volkswagen.

Opel mempunyai 50.000 karyawan di seluruh Eropa. Sebanyak empat pabrik berada di Jerman dan mempekerjakan 25.000 orang. Adapun di Inggris, jumlah pekerja Vauxhall 5.000 orang.

Belum dijelaskan, berapa banyak posisi jabatan yang harus dihilangkan dari Opel bila GM tetap mempertahankannya. Keinginan GM tersebut juga mengundang kritikan dari pengamat industri di Eropa.

Ferdinand Dudenhoeffer, Direktur Center Automotive Reseach di Universitas Duisburg-Essen, mengatakan bahwa keputusan GM mempertahankan GM di luar batas kemampuannya.

“Pasar Eropa Barat sangat kompetitif. Peluang sukses GM lebih besar di Amerika. Mereka tidak bisa di sini. Cepat atau lambat, Opel akan bangkrut,” komentarnya, seperti dikutip Bloomberg.

Sumber : Kompas-Bloomberg, 04.11.09 (editor : ZBJ).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar