20 November 2009

[ID-BIZ] KTT APEC : Membantu UKM Menembus Batas

KOMPAS.com - Salah satu seminar penting yang khusus digelar di sela-sela Pertemuan Tingkat Tinggi Forum Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC Ke-20 di Singapura adalah seminar tentang usaha kecil menengah atau The APEC SME Summit 2009.

Potensi bisnis UKM di kawasan Asia Pasifik bisa bertambah 1 triliun dollar AS jika semua pemimpin 21 anggota APEC memberikan iklim usaha yang mendukung kepada pelaku bisnis mini ini.

UKM juga mempekerjakan sekitar 60 persen angkatan kerja di Asia Pasifik. Hanya 10 persen dari jumlah perusahaan di Asia Pasifik yang merupakan pelaku usaha besar, sisanya adalah UKM.

Pendiri kelompok usaha perdagangan berbasis internet asal China, Alibaba, Jack Ma, menegaskan, membicarakan UKM itu penting karena semua bisnis besar berawal dari usaha kecil.

Namun, yang dihadapi setiap usaha kecil saat ini justru lapisan hambatan yang sulit ditembus.

”Saya memulai usaha tanpa meminta dukungan kredit dari bank. Jadi, jangan gantungkan harapan Anda kepada bank atau pemerintah sekalipun. Jalankan saja bisnis Anda dengan kekuatan sendiri,” ungkapnya.

Suara pengusaha yang merangkak dari modal kecil, seperti Ma, adalah satu sisi, di sisi lain ada suara dari pemerintah sebagai regulator.

Pemerintah Singapura berupaya mendukung UKM dengan mengidentifikasi masalah. Cara satu-satunya untuk menolong UKM adalah dengan membantunya menembus batas perdagangan antarnegara atau internasionalisasi UKM.

Namun, ada tiga hambatan yang dihadapi UKM saat akan diinternasionalkan. Pertama, lemahnya kemampuan untuk mengidentifikasi peluang bisnis di negara lain.

Kedua, akses yang terbatas pada informasi pasar. Ketiga, adanya ketidakmampuan untuk menggapai potensi konsumen di pasar global.

Singapura juga mengusulkan dua inisiatif baru tahun ini dalam kaitan APEC. Pertama, studi khusus untuk pengembangan model bantuan teknis ekspor. Kedua, membuat bantuan pendidikan dan pelatihan jangka pendek untuk pebisnis asal anggota APEC.

Inisiatif pertama akan menjadi wadah tukar-menukar pengalaman antara pelaku usaha yang telah sukses dan UKM yang berniat menembus pasar global di APEC.

Adapun inisiatif kedua akan diberi nama APEC Business Fellowship (ABF), yang hingga saat ini sudah didukung Cile, Selandia Baru, Peru, Thailand, Rusia, dan Singapura.

ABF akan menyediakan pelatihan bagi para eksekutif UKM yang difokuskan pada pemahaman atas pasar lokal yang menjadi sasaran.

”Singapura akan memimpin proses implementasi pertama ABF pada tahun 2010 di Peru dan Thailand. ABF menyiapkan program pelatihan lima hari yang mencakup pemahaman tentang struktur pasar lokal.

Kami percaya ini akan menambah aliran investasi UKM pada negara yang menyelenggarakan pelatihannya nanti,” ujar Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Lee Yi Shyan.

Dukungan negara

Saat berbagi ide dengan 20 pemimpin anggota APEC lain, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengatakan bahwa di negaranya ada inisiatif berbagi risiko khusus yang diberikan kepada UKM yang membutuhkan kredit modal dari bank.

Dengan inisiatif ini, ada skema agar Pemerintah Singapura menanggung sebagian dari risiko usaha UKM yang seharusnya ditanggung seluruhnya oleh bank.

Dengan cara ini, UKM yang memiliki potensi usaha tetapi tidak cukup memiliki agunan bisa tetap mendapatkan kredit bank.

Dewan Penasihat Bisnis APEC (ABAC) sangat berharap APEC tidak berhenti pada upaya membuka akses ke pasar internasional, tetapi juga menyediakan fasilitas pembiayaan khusus bagi UKM.

”Bisnis UKM mencakup 40 persen produk domestik bruto APEC. Nilai ini terlalu besar untuk dikucilkan. Fokus perhatian utama ABAC adalah bertambahnya akses pembiayaan pada UKM, selain mengadakan pelatihan hingga membantu akses pasar,” kata Ketua ABAC Teng Theng Dar.

Bahkan, Amerika Serikat sendiri sadar atas fungsi UKM dalam perekonomiannya. Pemerintahnya akan melakukan segala upaya untuk mencarikan peluang agar UKM berhasil.

”UKM adalah inkubator bagi bakat-bakat terpendam yang mampu menjadi pelaku bisnis tangguh dan pada saat yang sama menjadi tulang belakang perekonomian nasional. Ini berlaku di semua negara,” ujar Pejabat Perdagangan Amerika Serikat Ron Kirk.

Bagi Jack Ma, setiap UKM sebaiknya berdiri atas empat prinsip. Pertama, fokus pada kepuasan konsumen yang telah memberikan kebahagiaan kepada pebisnisnya, bukan pada kepuasan pemegang saham.

Kedua, layani pegawai sebaik mungkin karena mereka yang menjadikan mimpi kita menjadi kenyataan. Ketiga, belajar memahami pesaing sehingga bisa mengetahui kekurangannya.
”Keempat, jangan pernah menyerah pada mimpi yang sedang Anda bangun.

Anda bisa bertahan seminggu lebih tanpa makanan atau tiga hari tanpa minum air. Tetapi, Anda akan mati jika kehilangan harapan satu menit saja. Bisnis kecil akan hilang arah tanpa ada sasaran yang ingin dituju,” pesan Ma.

Sumber : Kompas, 19.11.09.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar