09 Oktober 2010

[091010.ID.OTH] Bulog Akan Impor Beras 300.000 Ton

JAKARTA: Perum Bulog akan mengimpor beras menyusul stok setiap bulannya kekurangan 300.000 ton.

Sutarto Alimoeso, Direktur Utama Bulog, menyatakan idealnya setiap bulan Bulog memiliki stok beras 1,5 juta ton agar dapat memenuhi kebutuhan sampai 6 bulan ke depan. "Namun, saat ini, stok beras Bulog hanya 1,2 juta ton. Bulog kekurangan 300.000 ton. Itu artinya memperbesar peluang impor beras," ujarnya usai konferensi pers di Gedung Bulog, kemarin.

"Tapi angka itu [300.000 ton] untuk saat ini saja. Sampai akhir tahun, kita belum bisa pastikan karena masih ada pengadaan dan konsumsi," katanya.

Sutarto mengatakan Bulog akan menggunakan segala macam cara agar dapat memenuhi kebutuhan berasnya. "Impor merupakan salah satu cara yang dapat dipilih. Mengingat stok beras tidak mencapai target," tuturnya.

Namun, dia menegaskan, keputusan impor itu ada di tangan presiden. "Kita [Bulog] ini hanya menjalankan instruksi. Kami harus siap melaksanakan jika ada instruksi. Termasuk jika instruksinya adalah impor," kata Sutarto.

Meskipun demikian, dia menjamin pihaknya akan memprioritaskan pengadaan beras dalam negeri untuk mencukupi cadangan beras pemerintah tersebut. "Kalau sampai impor jangan sampai mengganggu petani kita. Impor berapapun Bulog tetap akan menyerap gabah petani," katanya.

Menurut dia, hingga saat ini realisasi pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog mencapai 1,85 juta ton, lebih tinggi dibandingkan dengan 2007 yang sebanyak 1,7 juta ton. "Itu mnegapa kondisi tahun ini mirip dengan 2007 yang mana saat itu terjadi El Nino, tetapi penyerapan gabah saat ini lebih baik," katanya.

Sutarto mengatakan Bulog telah menyiapkan 131 unit penggilingan gabah dan beras di seluruh Tanah Air, lebih dari 90 unit di antaranya telah melakukan pengadaan dengan baik. Namun, jika impor terjadi, Indonesia diperkirakan akan mengimpor dari Thailand dan Vietnam masing-masing 1 juta
ton ketika Indonesia membutuhkan beras impor.

"Indonesia punya MoU dengan Thailand sampai 2011 dan dengan Vietnam sampai 2012. Namun, soal jumlah, kita belum bisa pastikan," tuturnya.

Diduga, susutnya stok Bulog disebabkan target peningkatan produksi yang ditetapkan Kementerian Pertanian sebesar 3,2% tidak terpenuhi. Dengan begitu, target Bulog untuk menyerap beras sampai 3,2 juta ton pun tidak dapat terpenuhi. Dari angka ralaman II yang dibuat BPS, produksi beras
Indonesia hanya tumbuh 1,17% dibandingkan dengan produksi 2009.

Namun, meski jumlah serapan beras oleh Bulog sejak awal tahun sampai saat ini hanya 1,85 juta ton, dia optimistis soal pasok beras 2010 akan tercapai.

Beberapa waktu lalu, Kementerian Pertanian menjamin pada 2010 tidak akan melakukan impor beras, karena produksi beras nasional melampaui tingkat kebutuhan dalam negeri.

Menteri Pertanian, Suswono pada 3 Maret mengatakan dari angka ramalan I yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) terlihat produksi padi 2010 naik 0,88% dari 2009 atau dari 64,3 juta ton gabah kering giling menjadi 64,9 juta ton gabah kering giling. "Dari data ini bisa dipastikan 2010 tidak akan ada impor beras," katanya.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan, angka ramalan I produksi padi 2010 diperkirakan sebesar 64,9 juta ton gabah kering giling, naik 568.370 ton atau 0,88% dibandingkan dengan angka sementara 2009 sebesar 64,33 juta ton gabah kering giling.

Kenaikan produksi diperkirakan terjadi karena peningkatan luas panen seluas 13.710 hektare (0,11%) dan juga produktivitas sebesar 0,39 kwintal/hektare (0,78%).

"Angak ramalan I tergolong pesimis dibandingkan dengan peningkatan tahun sebelumnya yang bisa mencapai 5%. Tapi kini masih ada pertumbuhan, dan itu bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri,"
ujarnya.(msb)

Sumber : Bisnis Indonesia, 09.10.10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar