11 Februari 2011

[110211.ID.AIR] Merpati Kontrak di Bekas Gedung Sendiri


·       JAKARTA, KOMPAS.com - Sungguh ironis nasib PT Merpati Nusantara Airlines (Persero). Maskapai yang dulu memiliki gedung megah itu kini hanya bisa mengontrak di bekas gedung sendiri. Karyawan maskapai ini juga diberi tenggat waktu hingga 2012 untuk berkantor di gedung tersebut.

Ketua Umum Serikat Karyawan (Sekar) Merpati, Purwanto, mengatakan, proses penjualan gedung yang dilakukan oleh manajemen pada 2009 menjadi keprihatinan karyawan.

"Karyawan sangat prihatin dengan upaya protes penjualan gedung yang diabaikan oleh manajemen serta pemegang saham pada tahun 2009. Sangat ironis saat ini jadi pengontrak pada pemilik gedung yang baru," kata Purwanto di Jakarta, Rabu (9/2/2011).

Disebutkan Purwanto, Gedung Merpati di Jl Angkasa, Jakarta tersebut dijual ke Badan SAR Nasional pada akhir 2009 senilai Rp 180 miliar.

Penjualan dilakukan setelah manajemen memutuskan akan memindahkan kantor pusat ke Makassar. Namun hingga kini, proses pemindahan kantor tidak juga dilakukan, sehingga Merpati harus menyewa beberapa lantai di bangunan yang kini menjadi Gedung Basarnas itu. "Karyawan yang dikasih tenggat waktu oleh Basarnas sampai 2012," ujarnya.

Disebutkan, untuk menyewa gedung bertint 16 tersebut, Merpati harus merogoh kocek untuk surchargesebesar Rp 42.000 per meter per bulan. Merpati saat ini menyewa beberapa lantai seluas 5.600 meter persegi sehingga harus mengeluarkan dana sekitar Rp 235,2 juta per bulan.

Dalam setahun, jelasnya, maskapai ini mengeluarkan dana hampir Rp 3 miliar untuk sewa gedung saja, belum biaya lainnya. Disebutkan juga, karyawan Merpati yang setelah proses golden shake hand, atau rasionalisasi berjumlah 1.300 orang kini mulai mekar lagi menjadi sekitar 2.000 orang, termasuk sekitar 600 tenaga outsource melakukan kegiatannya di gedung itu.

Purwanto mengkhawatirkan nasib para karyawan saat tenggat waktu habis dan Merpati tidak bisa menempati gedung itu. Karenanya, selaku Ketua Umum Sekar Merpati, Purwanto meminta kepada pemerintah untuk menyediakan gedung baru baik secara tunai ataupun leasing.

Sementara, juru bicara Merpati, Sukandi, mengatakan, saat ini manajemen memang sedang mencari gedung sendiri untuk ditempati bagi para karyawan Merpati.

"Sekarang gedung itu bukan menjadi milik Merpati lagi. Yang namanya numpang, ya kami harus mencari tempat lain untuk pindah. Sekarang kami sedang mencari tempat yang cocok, baik lokasi dan harganya," jelas Sukandi.
Sukandi juga mengatakan, rencana pindah ke Makassar saat ini masih belum diputuskan karena dananya dianggap terlalu besar.

Sumber : Kompas, 10.02.11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar