11 April 2011

[110411.ID.SEA] Pelabuhan Kariangau Tambah 4 Dermaga

BALIKPAPAN: Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) berencana membangun empat dermada sandar baru di Pelabuhan Kariangau, Balikpapan, dengan total kebutuhan anggaran sebesar Rp60 miliar.


Pembangunan infrastruktur transportasi ini diharapkan mengurangi kepadatan antrian kendaraan dan menekan biaya angkutan logistik.


Kurangnya dermaga sandar di Pelabuhan Kariangau Balikpapan yang menghubungkan Kota Balikpapan- Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) serta menjadi jalur penyeberangan utama menuju Kalimantan Selatan (Kalsel), menyebabkan waktu tempuh perjalanan menjadi lebih lama.


Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Timur Zairin Zain mengakui jumlah dermaga sandar di Pelabuhan Kariangau saat ini jumlahnya memeang tidak memadai. Ada dua dermaga sandar yang beroperasi, tetapi masing – masing melayani tujuan pelayaran yang berbeda. Satu dermaga melayani PPU sedangkan sisanya melayani pelayaran menuju Mamuju, Sulawesi Barat.


“Kami berencana membangun beberapa dermaga sandar baru. Targetnya, empat dermaga sandar baru bisa terealisasi melalui kucuran anggaran pendapatan dan belanja negara  sebesar Rp60 miliar,” kata Zairin, hari ini.
Namun, menurut Zairin, pada tahun ini alokasi anggaran dari APBN baru mengalir Rp10 miliar sehingga hanya dua dermaga yang terbangun, satu di Kariangau dan satu di Penajam. Proses lelang sudah dilakukan dan rencananya tahun ini sudah mulai dibangun.


Dia menjelaskan, dengan pembangunan dua dermaga sandar ini nantinya diharapkan bisa mengurangi kepadatan antrian kendaraan yang akan menyeberang melalui pelabuhan Kariangau. Selain itu, arus barang yang akan masuk maupun keluar Balikpapan menjadi lebih lancer sehingga tidak terjadi tambahan biaya pengangkutan.


Selama ini, setiap kapal yang ingin bersandar di Pelabuhan Kariangau harus menunggu proses bongkar muat yang dilakukan oleh kapal yang lebih dahulu bersandar. Proses ini memakan waktu setengah sampai satu jam. Sehingga apabila dihitung waktu dengan waktu pelayaran sekitar satu jam menuju PPU, waktu tempuh pelayaran sekitar 2 sampai 3 jam.


Perhitungan waktu tersebut tidak berlaku saat terjadi lonjakan penumpang di hari raya. Dengan jumlah arus kendaraan yang tinggi, setiap penumpang bisa menghabiskan waktu sampai 9 jam. Ini terjadi karena antrian kendaraan yang akan menyeberang lebih padat.


Kondisi jalan trans Kalimantan yang cukup parah memaksa kendaraan dari selatan Kalimantan yang menuju Kota Balikpapan, untuk menggunakan feri sebagai moda transportasi utama. Waktu tempuh yang cukup lama apabila harus menggunakan jalan trans Kalimantan yang menempuh jarak lebih dari 100 kilometer menjadi alasan utama mengapa jalur penyeberangan ini selalu padat.


Selain jauhnya jarak perjalanan, kondisi jalan yang rusak parah juga menyebabkan masyarakat enggan menggunakan jalan trans Kalimantan.


Zairin menjelaskan pembangunan jalan trans Kalimantan merupakan wewenang dari pemerintah pusat. Pemerintah Provinsi memiliki andil namun tidak sebesar pemerintah pusat sebab jalan tersebut menguhubungkan seluruh daerah di Kalimantan, tidak hanya Kaltim. (sut)


Sumber : Bisnis Indonesia, 11.04.11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar