21 April 2011

[210411.ID.BIZ] RI Akan Ambil Alih Inalum

JAKARTA: Pemerintah menegaskan akan mengambil alih pengelolaan PT Indonesia Aluminium (Inalum) pada 2013 karena kecewa dengan kondisi keuangan perusahaan tersebut yang selama 30 tahun dikelola Nippon Asahan Aluminium (NAA). 

“Inalum itu, kami sudah tegaskan untuk kembali ke Tanah Air [pada 2013],” ujar Menteri Keuangan Agus D. W Martowardojo di kantornya, semalam.

Menurutnya, sebagian besar masyarakat tidak merasakan manfaat dari keberadaaan Inalum. Sebenarnya, kegiatan produksi Inalum memberikan nilai tambah yang tinggi bagi Indonesia, yakni 7,4 kali lipat dibandingkan jika Indonesia mengekspor bahan tambang mentah, seperti nikel dan bauksit.

“Tapi kamu kan tidak tahu bahwa dalam 30 tahun itu (Inalum) dikerjakan, secara kondisi keuangan itu jauh dari harapan. Jadi kok bisa industri yang begitu sehat, ternyata laporan keuangannya menunjukkan kondisi yang begitu buruk,” tandasnya.

Setelah kontrak pengelolaannya habis pada 2013, lanjut dia, jika Inalum kembali ke tangan Indonesia, pemerintah akan melakukan tender terbuka untuk menjual kembali Inalum ke pihak-pihak yang bisa mengelola dengan lebih baik. Nantinya, diharapkan hasil penjualan Inalum tersebut ada penerimaan negara yang lebih besar dibandingkan melanjutkan kontrak dengan NAA.

“Jadi nanti kalau pada 2013 (Inalum) bisa balik ke Indonesia, akan kami jual dengan tender terbuka supaya siapa-siapa yang minat bisa ikut tender. Jadi 30 tahun kemudian bisa kembali dengan baik, dengan tegas, kemudian dijual lagi, sehingga hasil penjualannya bisa masuk [ke kas] negara. Itu yang kami harapkan,” kata dia.

Ketika ditanya kemungkinan Pusat Investasi Pemerintah (PIP) ikut mengelola Inalum, Menkeu  tidak membantah maupun menjawab secara eksplisit. Intinya, Indonesia harus mencontoh Pemerintah China yang mampu menguasai kembali Hong Kong setelah 99 tahun ‘disewa’ Inggris.

“Masa Hong Kong yang ‘disewa’ Inggris selama 99 tahun bisa kembali ke China dengan selamat dan baik dan kemudian ekonominya juga kembali tumbuh, tapi di Indonesia terbatas sekali atau hampir tidak ada. Hong Kong yang per kapitanya sekarang sudah di atas US$40.000, kalau Inggris tahu, pasti dia ingin memperpanjangnya. Karena dalam sambutan Perdana Menteri Inggris ketika penyerahan Hong Kong bilang, kenapa dulu saya hanya 100 tahun (sewanya) bukan 1.000 tahun. Jadi ini kita juga harus hati-hati,” tuturnya.

Agus menambahkan semangat pemerintah untuk menguasai kembali Inalum dan membeli 7% saham PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) adalah keinginan untuk menjadikan tata kelola perusahaan mineral di Tanah Air menjadi lebih baik. Aksi korporasi tersebut merupakan upaya pemerintah untuk lebih memahami cara kerja perusahaan mineral ‘raksasa’ dan memperjuangkan kepentingan Indonesia yang lebih besar dari sektor tambang.

“Ini adalah langkah-langkah pemerintah agar lebih paham perusahaan mineral ‘raksasa’ dan kepentingan Indonesia terjaga. Kita kan tahu, bahwa Newmont kaya emas, dan harga emas sekarang tertinggi di beberapa periode terakhir ini. Jadi kami harus yakinkan bahwa dari manfaat yang diterima perusahaan, jangan sampai perusahaan tidak atau belum menjalankan (kewajiban) apa yang perlu dijalankan,” ucapnya. (msw)

Sumber : Bisnis Indonesia, 21.04.11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar