15 Desember 2011

[151211.ID.BIZ] Studi Kelayakan Jembatan Selat Sunda Segera Dimulai

JAKARTA: PT Bangungraha Sejahtera Mulia dan konsorsium Banten-Lampung akan segera memulai proses studi kelayakan dan penyusunan desain dasar proyek pembangunan jembatan Selat Sunda, menyusul ditandatanganinya Perpres No.86/2011 tentang pengembangan kawasan strategis dan infrastruktur Selat Sunda oleh Presiden pada 2 Desember 2011.

 
 Pendiri dan Direktur Utama PT. Wiratman & Associates selaku perencana proyek mengatakan penyusunan studi kelayakan akan berlangsung selama dua tahun atau dirampungkan pada 2014 sebelum groundbreaking proyek sepanjang 30 kilometer itu dimulai.

Menurutnya, kebutuhan anggaran studi kelayakan dan desain dasar itu diperkirakan mencapai US$150 juta atau setara dengan Rp1,2 triliun. "Kami sudah mulai menyiapkan proses studi kelayakan dan desain dasar, dan diberi waktu hingga 2014 untuk menyelesaikannya. Kami yakin target itu bisa terpenuhi," ujarnya di Jakarta hari ini.

Wiratman mengatakan dalam penyusunan studi kelayakan tersebut pihaknya bekerjasama dengan perusahaan asal Italia yakni Streto di Messina, yang sebelumnya telah melakukan studi kelayakan untuk pembangunan jembatan di Italia sepanjang 33 kilometer.

Dari hasil studi kelayakan itu, katanya, akan menjadi acuan dalam penentuan nilai investasi proyek yang semula diperkirakan bakal menelan biaya Rp250 triliun tersebut. Setelah studi kelayakan dan desain dasar rampung disusun, selanjutnya barulah akan dilaksanakan tender pelaksana proyek.

Berdasarkan pra studi kelayakan jembatan Selat Sunda akan dibangun dengan pembagian lima seksi. Dua seksi diantaranya, berupa jembatan gantung ultra panjang dengan bentang tengah lebih dari 2.200 meter, sedangkan sisanya akan dibangun dalam bentuk jembatan beton.

Sementara itu, titik pembangunan JSS pun diperkirakan akan berjarak 50 kilometer dari letak Gunung Krakatau, sedangkan level bahaya letusan paling jauh adalah sejauh dua kilometer. Dengan perhitungan tersebut, JSS dinilai akan cukup aman dari bahaya meletusnya Gunung Krakatau.

Untuk percepatan pengembalian investasi yang jumlahnya ratusan triliun itu, lanjutnya, dalam studi kelayakan juga menyusun mengenai pengembangan kawasan di kedua wilayah Banten dan Lampung. Pasalnya, jika hanya mengandalkan pendapatan dari tol dan jembatan yang akan dibangun maka tingkat pengembalian investasi akan memakan waktu panjang.

"Kalau dari tol saja, investor tidak akan berani karena kembalinya uang terlalu lama. Kalau ada konsesi atau pengembangan kawasan di dua ujung jembatan maka kembalinya uang akan cepat dan investor tertarik," tambahnya.

Berdasarkan pasal 21 Perpres No.86/2011 juga disebutkan untuk pelaksanaan proyek kerja sama JSS, dalam pengembangan wilayah di kedua kawasan itu akan diawasi dan dilaksanakan oleh Konsorsium Banten-Lampung yang merupakan pemrakarsa proyek.

Konsorsium Banten-Lampung ini merupakan konsorsium badan usaha berbentuk perseroan terbatas yang dibentuk oleh dan antara badan usaha milik daerah Provinsi Banten, badan usaha milik daerah Provinsi Lampung, dan mitra swasta. (Bsi)

Sumber : Bisnis Indonesia, 15.12.11 (kliping tgl 141211 ngga terbit, kecapean dan ketiduran ...).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar