28 Juni 2012

[280612.ID.LAN] Revitalisasi Truk : Remajakan 4 Juta Truk, Organda Minta Impor Dibuka


JAKARTA - Organisasi Pengusaha Nasional Angkutan Bermotor di Jalan (Organda) mendesak pemerintah untuk membantu program revitalisasi 4 juta truk dan angkutan umum lainnya yang sudah  kurang layak beroperasi, yakni dengan membuka keran impor serta menggelontorkan dana hingga Rp9 triliun.

Ketua Umum DPP Organda Eka Sari Lorena mengatakan dari 6 juta truk yang di bawah naungan organisasi, 60% diantaranya sudah harus segera direvitalisasi atau diremajakan karena sudah berusia di atas 30 tahun.

"Semakin tua usia truk menjadi boros bahan bakar, polusi tinggi, dan tenaga mesinnya sudah lemah sehingga jalannya truk menjadi pelan dan bikin  macet jalan," ujarnya, Jumat (22/6/2012).

Eka menambahkan revitalisasi truk perlu segera dilakukan namun terganjal masalah biaya dan mekanisme impor. Selama ini impor truk harus melalui satu pintu yakni gabungan industri kendaraan bermotor Indonesia (Gaikindo). Padahal Gaikindo sendiri hanya mendapat kuota impor 600.000 per tahun.

"Kebutuhan kita ada 4 juta truk, itu yang harus revitalisasi, belum lagi yang ada tambahan, sampai berapa tahun bisa tercapai," kata Eka.

Dengan demikian Eka pun mendesak pemerintah untuk membuka keran impor truk tidak harus melalui Gaikindo, yakni bisa langsung ke pabrikannya di luar negeri, sama seperti mekanisme mengimpor bus.

Soal dana untuk keperluan revitalisasi, Eka menambahkan juga perlu bantuan pemerintah. Total yang dibutuhkan sekitar Rp9 triliun termasuk untuk peremajaan sejumlah angkutan umum seperti bus.

Dia mengusulkan kepada pemerintah untuk membebaskan bea masuk pembelian truk termasuk suku cadang truk sehingga biaya truk menjadi lebih murah. Juga dengan memberi subsidi bunga pembelian truk dan kendaraan umum.

"Saat ini bea masuk pembelian sebesar 40%-60% dari harga truk tersebut. Peremajaan truk sangat dibutuhkan karena pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin meningkat," tuturnya.

Dia menambahkan pertumbuhan truk sebagai angkutan barang publik hanya tumbuh 6% per tahun. Apabila revatilisasi tersebut tidak segera  dilaksanakan maka semakin mahal biaya distribusi di Indonesia yang  sekarang sudah mengambil porsi 30% dari pendapatan masyarakat dan semakin
tidak kompetitif produk Indonesia bersaing di dalam maupun luar negeri.

Untuk angkutan umum lainnya, lanjut Eka, perlu juga dilakukan revitalisasi, mengingat jumlah kendaraan pribadi yang meningkat, terus menggerus penggunaan angkutan umum yang berdampak pada kemacetan. Dia mencatat, pertambahan kendaraan pribadi terutama roda dua sebanyak 60% per tahun dan mobil pribadi 20%, sedangkan pertumbuhan bus angkutan umum hanya
2% dan truk 6%.

"Berdasarkan materi yang saya peroleh dari program Eisenhower Fellowship di Amerika Serikat, pemerintah perlu melakukan kebijakan transportasi yang berkesinambungan, perlu transportasi massal terutama untuk negara yang terjadi pertumbuhan ekonomi yang sehat dan kompetitif," ucap Eka yang menjadi perwakilan Indonesia untuk program Eisenhower 2 tahunan di AS ini.

Eka menjelaskan program  Eisenhower Fellowship ini memilih orang-orang muda yang sudah terbukti melakukan kepemimpinan dan berpengaruh terhadap masyarakat.

Ketua I DPP Organda Onny Febriananto mengatakan pemerintah dapat mengalokasikan dana untuk revitalisasi dari dana pengembangan jalan tol. Yang dibutuhkan bagi negara dengan pertumbuhan ekonomi yang sehat adalah ketersediaan angkutan umum.

"Tidak perlu membangun banyak jalan tol, tetapi perlu menyediakan angkutan umum yang banyak," kata Onny. (bas)

Sumber : Bisnis Indonesia, 22.06.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar