23 Oktober 2013

[231013.ID.BIZ] Symbian: 'Android' yang Dikudeta Android

Jakarta - Symbian dan Nokia merupakan gabungan kisah sukses yang pernah sangat lama merajai pasar ponsel dunia. Tapi kini, cerita manis keduanya hanya akan menjadi bagian dari masa lalu seiring kudeta Android.

1 Januari 2014 akan menjadi hari dimana Nokia secara resmi menghentikan sepenuhnya dukungan terhadap Symbian. Mulai dari update hingga perhatian ke para pengembang aplikasinya.

Banyak faktor yang menyebabkan Nokia akhirnya memilih kebijakan tak populis ini. Mulai dari kedigdayaan Android hingga pilihan Nokia ke Windows Phone, sehingga menjadikan Symbian bukan lagi sistem operasi pilihan utama.

Sebelum akhirnya 'lonceng kematian' itu benar-benar berbunyi, ada cerita tentang Symbian yang masih layak untuk diangkat kembali. Kisah dimana Symbian masih berjaya, dan sebelum ada Android pastinya.

Berikut kisahnya seperti detikINET rangkum dari ZDnet, Rabu (9/10/203).

1. Sejarah Symbian
Sekitar tahun 1980, perusahan piranti lunak bernama Psion Software membangun sebuah platform yang diberi nama Symbian. Fokus ke sistem operasi mobile, membuat Psion berubah nama menjadi Symbian Ltd pada tahun 1998.

Seperti halnya Android, Symbian Ltd ini semacam konsorsium yang didukung oleh sejumlah perusahaan ternama seperti Nokia, Motorola dan Samsung. Tapi memang, Nokia yang paling banyak berkontribusi.

Sepuluh tahun setelahnya atau tepatnya tahun 2008, Nokia mengambil alih sebagian besar kemudi di Symbian Foundation. Terlebih saat itu, vendor Samsung dan Motorola mulai mengendurkan dukungannya.

Berharap Symbian semakin besar di tangan Nokia, nyatanya di awal tahun 2012, perusahaan yang berdiri di Finlandia itu malah memutuskan untuk berhenti mendukung sistem operasi Symbian.

2. Symbian Penemu Smartphone
Kembali pada pertengahan 2007, Nokia dan Symbian terus menanjak posisinya di tempat teratas dalam daftar penjualan smartphone global, dengan market share hingga 65%.

Saat itu, setiap satu dari dua ponsel yang terjual di seluruh dunia terdapat logo Nokia di belakangnya. Antara Nokia dan Symbian menjadi pasangan serasi yang seolah-olah tak tergantikan.

Nokia yang berbasis di Helsinki, memiliki inovasi yang menarik di perangkat keras dan Symbian yang bermarkas di London membantu mengembangkann software yang menghubungkan pengguna dengan dunia luar.

Ya, boleh dibilang Symbian lah penemu kategori smartphone consumer, bila dilihat dari sisi kesuksesan penjualan.

3. Android Sebelum Android
Kini, Android menguasai kurang lebih separuh penjualan smartphone di dunia. Tapi, banyak dari karakteristik yang membantu Android sukses, sebetulnya sudah digunakan oleh Symbian di tahun sebelumnya.

Seperti Android, Symbian--sebelum menjadi pengikut Nokia--digunakan dalam handset oleh banyak produsen besar, seperti Ericsson dan Samsung. Tapi, Symbian masih bisa menjaga kestabilan OS-nya, walau hadir di banyak handset.

Symbian pun sejatinya adalah sistem operasi terbuka. Buktinya, OS ini masih mengizinkan kustomisasi oleh pihak ketiga. Dari ketebukaan ini muncul pengembangan OS lain dari Symbian.

Sebut saja, S60 (Nokia, Samsung dan LG), UIQ (Sony Ericsson dan Motorola) dan MOAP (S) (Jepang seperti Fujitsu, Sharp dll).

4. Ekosistem dan Aplikasi
Berbeda dengan Android, sistem operasi Symbian ini tidak menggunakan ponsel untuk menjual ekosistem, namun menggunakan ekosistem untuk menjual ponsel.

Dua hal yang berbeda inilah membuat Symbian lebih dikenal sering merangkul dan mendorong pengembang ketiga. Bahkan hasil rayuannya berhasil membuat inisiatif bernama Symbian Signed di tahun 2005.

Ini semacam cara agar aplikasi pihak ketiga bisa masuk dengan lancar tanpa perlu mendapatkan persetujuan rumit. Sehingga proses mendapatkan aplikasi ke tangan pengguna aplikasi bisa lebih cepat dan mudah.

Memang, cara ini dianggap lebih baik dari Android, tapi tak demikian dalam hal mengejar kuantitas aplikasi dari App Store milik Apple. Karena jumlah aplikasi Symbian kalah mentereng dibandingkan iOS.

Symbian perlu 7 tahun untuk mengejar 10 ribu aplikasi, sedangkan iOS tak mencapai setahun untuk mendapatkannya. Apalagi diketahui, App Store telah menjadi rumah yang baik bagi pengembang saat ini.

5. Apa Salah Symbian?
Symbian kian terpuruk setelah duopoli Android dan iOS menguasa pasar smartphone. Dengan segala sumber daya dan pengalamannya, seharusnya Symbian bisa terus berjaya.

Jawaban dari permasalahan itu adalah warisan kolot dari masa lalu. Menurut Lee Williams, mantan kepala Symbian Foundation, karena selain warisan Psion-nya, Symbian 'disandera' oleh mitra dan industri pada umumnya.

"Untuk mengeluarkan produk Symbian pada waktu itu kami harus disertifikasi lebih dari 200 jaringan atau operator di seluruh dunia."

"Aku ingat dalam satu kasus ada 10.000 persyaratan untuk mendapatkan produk Symbian ke jaringan satu operator adalah Symbian tidak boleh menghubungkan dengan WiFi," ungkap Williams, betapa terkekangnya Symbian saat itu.

Alhasil, Symbian menjadi platform high end yang mengalami stagnasi, tidak bisa membuatnya cukup cepat dalam menarik pengembang.


Sumber : detikInet, 09.10.13.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar