31 Januari 2019

[310119.ID.BIZ] Eka Tjipta Meninggalkan Kekayaan Rp 120 T


Jakarta - Kelompok bisnis papan atas Indonesia, Sinar Mas Group, kehilangan sang pendirinya, Eka Tjipta Widjaja. Dia menghadap Sang Pencipta pada Sabtu (26/1), pukul 19.43 WIB pada usia 98 tahun. Managing Director Sinar Mas, Gandi Sulistiyanto mengatakan, faktor usia dan kesehatan menjadi penyebabnya. Jenazah akan dimakamkan di pemakaman keluarga Desa Marga Mulya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Sabtu 2 Februari 2019.

Eka Tjipta Widjaja adalah sosok yang memiliki prinsip hidup tak mudah menyerah. Ia lahir dari keluarga miskin. Embrio bisnis Sinar Mas berawal ketika Eka Tjipta berusia 15 tahun, ketika itu bernama Oei Ek Tjhong, berwirausaha menjajakan biskuit dan permen dengan mengendarai sepeda ke penjuru kota Makassar, Sulawesi Selatan, pada 3 Oktober 1938. Pria yang lahir pada 27 Februari 1921 itu berdagang keliling demi membantu perekonomian keluarga.

Filosofi yang dipegang Eka Tjipta, yakni jujur, menjaga kredibilitas, dan bertanggung jawab, baik terhadap keluarga, pekerjaan maupun terhadap sosial, telah menjadi kompas hidupnya. Filosofi itu kemudian bermetamorfosis menjadi nilai-nilai luhur Sinar Mas, yakni integritas, sikap positif, berkomitmen, perbaikan berkelanjutan, inovatif, dan loyal.

Memiliki jiwa pedagang dan tidak pernah menyerah telah mewujudkan ambisinya untuk membeli perkebunan kelapa sawit seluas 10.000 hektare di Riau pada 1980. Meski hanya lulusan sekolah dasar, siapa sangka Eka Tjipta pada akhir hayatnya disebut-sebut Forbes memiliki kekayaan sedikitnya US$ 8,6 miliar atau sekitar Rp 120 triliun.

Eka Tjipta Widjaja menikahi Trinidewi Lasuki, memiliki delapan anak dan 26 cucu. Trinidewi Lasuki telah meninggal dunia dalam usia 90 tahun pada Februari 2017. Putra sulungnya, Teguh Ganda Widjaja, adalah Presiden Komisaris pabrik kertas PT Tjiwi Kimia Tbk dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Sang adik, Franky Oesman Widjaja, menjabat sebagai CEO Golden Agri-Resources Ltd dan Wakil Presiden Komisioner perusahaan properti PT Bumi Serpong Damai Tbk.

Adapun anak keempat, Indra Widjaja, menekuni sektor finansial, pernah menjabat Presdir Bank Internasional Indonesia dan memimpin PT Sinar Mas Multi Artha Tbk, di samping presiden komisioner dan menjadi Presiden Direktur PT Asuransi Sinar Mas.

Kemudian Sukmawati Widjaja menjabat sebagai Executive Chairman Top Global Limited, perusahan yang bergerak di sektor real estate dan hospitality. Anaknya yang lain, Muktar Widjaja adalah CEO Sinarmas Land Ltd serta Djafar Widjaja sebagai pendiri Bund Center Investment Ltd di Shanghai, Tiongkok.

Sinar Mas menaungi sejumlah perusahaan yang independen dengan manajemen tersendiri. Perusahaan-perusahaan tersebut bergerak di sektor pulp dan kertas, agribisnis dan makanan, pengembang dan real estat, jasa keuangan, telekomunikasi dan data, serta energi dan infrastruktur. Belakangan, Sinar Mas juga memasuki ranah bisnis digital ventures.

Sejarah

Eka Tjipta mulai membangun emporium bisnis Sinar Mas sejak 1960 lewat perkebunan kopi dan karet, ketika dibentuk CV Sinar Mas di Surabaya. Sinar Mas Group sendiri memiliki enam lini bisnis utama. Sebagian perusahaan tersebut tersebar di luar negeri.

Salah satu perusahaan penyumbang pendapatan utama Sinar Mas adalah PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, yang dibangun pada 1972 di Jawa Timur. Inilah cikal bakal perusahaan pulp dan kertas Sinar Mas. Perusahaan yang melantai di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham TKIM ini dimiliki publik sebesar 40,32% dan sisanya dikuasai induk usahanya, PT Purinisa Ekapersada sebesar 59,67%. Perusahaan pulp dan kertas lainnya adalah PT Indah Kiat Pulp and Paper (INKP).

Bisnis pulp dan kertas milik Sinar Mas Group beroperasi di bawah naungan holding Asia Pulp and Paper (APP). Total kapasitas produksi APP mencapai 19 juta ton per tahun, dengan penjualan tersebar ke 120 negara.

Di sektor agribisnis, Sinar Mas Group mendirikan induk usaha Golden Agri-Resources Ltd (GAR) yang berdiri pada 1996 dan telah tercatat di Bursa Efek Singapura pada 1999. Di Indonesia, GAR memiliki anak usaha PT SMART Tbk (SMAR) yang menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 1992.

SMART memiliki total lahan seluas 138,000 ha. SMART bukan hanya perkebunan sawit, tapi juga memiliki fasilitas pengolahan tandan buah segar industri hilir CPO menjadi produk-produk turunan seperti minyak goreng, margarin, shortening, biodiesel dan oleokimia, dan sebagainya. SMART mengoperasikan 16 pabrik kelapa sawit, 5 pabrik pengolahan inti sawit, dan 4 pabrik rafinasi di Indonesia. Pada 1968, Eka Tjipta mendirikan pabrik minyak goreng kopra pertamanya, dengan nama Bitung Manado Oil Ltd di Sulawesi Utara.

Sinar Mas juga leading dalam bisnis real estat lewat Sinar Mas Land Limited. Lingkup usahanya tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan Inggris. Di Indonesia, kompleks real estat yang tersohor adalah Bumi Serpong Damai yang dibangun oleh PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE). Juga ada PT Duta Pertiwi Tbk (DUTI) yang dirintis sejak 1972. Sinar Mas Land juga memiliki bisnis patungan dengan Sojitz, perusahaan Jepang untuk mengembangkan kota bernama PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS).

Di sektor keuangan, Sinar Mas memiliki Bank Internasional Indonesia, namun mayoritas kepemilikannya berpindah tangan. Pada 2005, Sinar Mas mengakuisisi Bank Shinta, yang setahun kemudian resmi menjadi Bank Sinarmas. Kemudian, ada PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA), pembiayaan keuangan untuk korporasi termasuk mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sinar Mas juga mengembangkan usaha penyediaan energi listrik, pertambangan batu bara, infrastruktur, bahan kimia, perdagangan ritel, dan multimedia. Bidang bisnis ini dioperasikan oleh PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA) yang berdiri pada 1996. Di sektor telekomunikasi, Sinar Mas memiliki brand yang cukup kondang, yakni PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) yang berdiri pada 2006.

Sumber : BeritaSatu, 28.01.19.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar