14 Juli 2020

[140720.ID.BIZ] Pertanian Hidroponik Kian Dilirik

Indopos.co.id – Adanya pandemi COVID-19 membuat orang lebih banyak beraktivitas di dalam rumah. Bagi sebagian besar orang kondisi saat ini sungguh membosankan. Tapi tidak bagi beberapa orang. Berdiam diri di rumah just ru menjadi momentum menangkap peluang bisnis baru. Ya, ada orang yang akhirnya jadi pengusaha masker kecilkecilan.

Ada juga yang hobi masaknya dijadikan produk kuliner yang bisa dijual. Menariknya, ada juga sebagian kecil orang yang jadi alih pro fesi sebagai petani. Petani di kota, dengan lahan terbatas. Ternyata konsep pertanian hidroponik yang menjadi inti dari urban farming (pertanian perkotaan) makin dilirik dan dikembangkan menjadi usaha pertanian.

Karena ternyata, bertani di pekarangan yang sempit bisa menghasilkan produksi sayur mayur yang tidak hanya bisa dikonsumsi sendiri, tapi juga melimpah untuk dijual.

”Kalau saya nggak perlu beli perlengkapan pipa untuk hidroponik. Saya manfaatkan botol bekas air minum. Asal ra jin perawatan, kurang dari se bulan sudah bisa panen,’’ aku Fanny, salah satu warga Jakarta Selatan.

Urban farming merupakan suatu gerakan yang mulanya dilakukan di Amerika Serikat sebagai upaya pengendalian kondisi ekonomi yang membuat harga sayuran mahal. Kala itu, AS da lam kondisi perang dunia. Pengelolaan lahan yang semula minimalis diubah menjadi lahan produktif sehingga dapat mendukung terealisasinya pembangunan berkelanjutan dan ekonomi berkelanjutan.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku melihat minat masyarakat terhadap konsep urban farming. Dia mengatakan, dengan memanfaatkan lahan yang ada, maupun menanam dalam pot atau polybag, akan membantu pemenuhan kebutuhan masyarakat akan sayuran. Sehingga mengurangi pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan dapur.

Founder Smart Hydroponic Indonesia Ronny Tanumihardja menjelaskan, teknik menanam dengan cara hidroponik sebenarnya bukan hal yang baru. Sudah ada sejak tahun 1980-an.

‘’Salah satu putri Soeharto (Presiden ke dua RI) ada yang kuliah di IPB (Institut Pertanian Bogor) dan sudah mulai buat kebun. Tapi tidak memasyarakat karena akses teknologi dan informasi tentang belajar masih susah kecuali pemerintah punya wellness-nya,’’ ujarnya, akhir pekan lalu.

Kini, pertanian perkotaan itu mulai berkembang, karena masyarakat mudah mengakses ilmu via internet.

‘’Sekarang siapapun bisa belajar dari internet. Baru mulai pertanian hidroponik ini laku di Indonesia,” sebutnya.

Kenapa pertanian hidroponik jadi berkembang pesat?

‘’Karena sekarang orang semakin aware pentingnya mengonsumsi makanan sehat. Lantas orang juga belajar bagaimana menanam sayur tanpa pestisida. Muncul istilah sayur organik,” paparnya.

Dia mengatakan, hidroponik berkembang pesat karena awareness terbangun dan kebutuhan meningkat.

‘’Orang cari sayur sehat atau organik harganya lebih mahal. Akhirnya orang berpikir lebih baik tanam sendiri,” imbuhnya.


Menurutnya pertanian hidroponik sangat pas untuk dikotakota besar. Dia pun mengusung istilah smart urban farming.

”Kota besar, lahan sempit jadi harus punya teknologi yang mendukung. Tidak perlu kayak petani nyangkul-nyangkul, tapi cuma kontroling,’’ terangnya.

Hidroponik, jelasnya, benihnya sama dengan konvensional. Yang membedakan adalah metode penanamannya.

‘’Intinya mudah, murah, hasil melimpah, dan menyenangkan,” tutupnya.

Sumber : indopos, 14.07.2020.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar