15 Januari 2010

[ID-BIZ] Cina Rajai Non-Migas, Indonesia Defisit



JAKARTA, KOMPAS.com — ASEAN-China Free Trade Agreement atau Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China telah diberlakukan secara penuh pada 1 Januari 2010 lalu, setelah sejak 2002 perjanjian tersebut ditandatangani dan dijalankan secara bertahap.
Dengan diberlakukannya ACFTA, lebih dari 6.600 komoditas dari China diperkirakan akan masuk ke Indonesia tanpa dikenai tarif masuk sama sekali (0 persen). Di antara komoditas-komoditas impor China yang masuk ke Indonesia, produk nonmigas diprediksi masih akan menjadi salah satu yang paling mendominasi.

Dominasi produk China, khususnya barang-barang impor nonmigas, di pasar Indonesia memang bukan cerita baru lagi. Produk impor nonmigas China, seperti tekstil, hortikultura, dan perkebunan, bahkan telah merajai pasar dalam negeri sebelum diberlakukannya ACFTA.

Menurut Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) Henry Saragih, dominasi produk-produk China, terutama produk pertanian dan hortikultura, terhadap pasar dalam negeri sebenarnya sudah terjadi sejak lama. "Sebenarnya dominasi produk China, khususnya hortikultura ini sudah dimulai sejak lama.

Sejak pemerintah memberlakukan liberalisasi-liberalisasi perdagangan. Sejak tahun 1998, sudah dimulai itu, saat Indonesia melakukan perjanjian dengan IMF yang berkiblat pada WTO itu. Nah, ACFTA 2010 ini sesungguhnya merupakan klimaks dari itu," ujar Henry saat ditemui Kompas.com di Kantor SPI, Jakarta Selatan, Kamis (14/1/2010).

Data yang didapatkan SPI dari Badan Pusat Statistik mencatat bahwa selama tahun 2009 lalu saja China menjadi negara pemasok barang impor nonmigas terbesar ke Indonesia dengan nilai mencapai 12,01 miliar dollar AS.

Dominasi produk China tersebut ternyata berdampak cukup fatal, tidak hanya pada menurunnya gairah konsumsi masyarakat pada produk lokal dan lesunya pasar industri dalam negeri, tetapi juga berdampak langsung pada defisitnya neraca ekspor impor Indonesia.

Selama produk China masuk ke Indonesia, selalu terjadi ketimpangan neraca ekspor impor antara Indonesia dengan China. Dalam tiga tahun terakhir saja, perbandingan neraca ekspor impor nonmigas antara Indonesia dan China selalu menunjukkan defisit. Data Bank Indonesia (Mei 2009) menyebutkan bahwa pada tahun 2006, Indonesia mengalami defisit sebesar 0,993 miliar dollar AS.

Pada tahun 2007, jumlah defisit naik mencapai 2,708 miliar dollar AS dan pada tahun 2008 defisit semakin meningkat tajam hingga mencapai 7,898 miliar dollar AS.

Sumber : Kompas, 14.01.10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar