06 September 2011

[060911.ID.BIZ] SBY: Laju Pertumbuhan Ekonomi RI 2012 6,7%

JAKARTA: Pemerintah memperkirakan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan sebesar 6,7%, naik tipis 0,2% dari asumsi tahun ini yang 6,5%.

Proyeksi tersebut disampaikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pidatonya di hadapan Sidang Paripurna DPR, sore ini.

Menurut Kepala Negara, asumsi pertumbuhan ekonomi tersebut menjadi acuan bagi pemerintah dalam menyusun rencana kerja tahun depan.

Dalam RAPBN 2012, kata Presiden, tertuang juga perkiraan pemerintah untuk indikator makro ekonomi lainnya, a.l. inflasi 5,3%, suku bunga SPN 3 bulan 6,5%, nilai tukar Rp8.800 per dolar AS, harga minyak mentah Indonesia (ICP) US$90 per barel, dan produksi minyak 950.000 barel per hari.

Kepala Negara mengatakan di tengah perkembangan ekonomi global yang penuh ketidakpastian, ekonomi Indonesia pada tahun ini diyakini tumbuh 6,5%. Pertumbuhan ekonomi tahun ini  merupakan yang tertinggi setelah krisis 1998. Investasi, ekspor, dan konsumsi masyarakat diyakini menjadi motor penggerak utama.

“Dari sisi produksi, pertumbuhan ekonomi [2011] akan digerakkan oleh sektor industri pengolahan, sektor pertanian, dan sektor pertambangan,” ujar dia.

Sementara itu, lanjut Presiden, kenaikan harga komoditas dunia serta cuaca ekstrim yang terjadi di beberapa wilayah, telah memberi tekanan terhadap laju inflasi di dalam negeri. Pada tahun lalu, laju inflasi mencapai 6,96%, sementara hingga Juli 2011 secara tahunan mencapai 4,61%.

“Oleh karena itu, pemerintah telah dan akan senantiasa menempatkan pengendalian harga-harga sebagai prioritas utama, dalam menjaga stabilitas ekonomi dan peningkatan kesejahteraan rakyat,” tuturnya.

Di sisi lain, kata dia, nilai tukar rupiah terus mengalami penguatan.

Hingga akhir Juli 2011, rata-rata nilai tukar rupiah mencapai Rp8.716 per dolar AS atau menguat 4,93% bila dibandingkan dengan posisinya pada periode sama tahun lalu.

Terkait dengan tingkat suku bunga BI rate, pada Februari 2011 dinaikkan sebesar 25 basis poin menjadi 6,75%, dan masih dipertahankan hingga saat ini.(er)

Sumber : Bisnis Indonesia, 16.08.11.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar