03 Januari 2018

[030118.ID.BIZ] Djakarta Lloyd Siap Tambah 2 Kapal Mulai Kuartal I/2018



JAKARTA – Perusahaan pelayaran milik negara PT Djakarta Lloyd menargetkan bisa menambah dua kapal baru pada kuartal I/2018 setelah gagal dalam lelang sepanjang tahun lalu.

Direktur Utama Djakarta Lloyd, Suyoto mengatakan perseroan perlu menambah armada karena tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah calon mitra. Pada tahun ini, menurutnya, kontrak angkutan batu bara melonjak dibandingkan dengan 2017.

Dia menyebutkan kontrak angkutan batu bara dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) tahun ini mencapai 3,7 ton atau tiga kali lipat dibandingkan kontrak pada 2017.

Pada tahun lalu, Djakarta Lloyd mengoperasikan dua kapal curah, yakni MV Aurora Christine dan MV Lumoso Karunia.

Selain membeli dua kapal, perseroan yang didirikan pada 1951 itu juga bakal menyewa dua kapal sehingga jumlah kapal beroperasi mencapai enam unit kapal.

Suyoto menegaskan realisasi penambahan armada juga sekaligus mempercepat realisasi penggunaan dana penyertaan modal negara (PMN).

Hingga 2017, realisasi penggunaan PMN Djakarat Lloyd baru mencapai Rp20 miliar. “Oleh karena itu kami kejar target, dengan membeli dua kapal itu sudah hampir Rp300 miliar,” jelasnya kepada Bisnis, Rabu (3/1/2018).

Suyoto mengungkapkan perseroan kerap gagal dalam lelang penjualan kapal karena tidak bisa selihai perusahaan swasta.

Hal itu disebabkan tindak tanduk korporasi Djakarta Lloyd bakal diaudit oleh lembaga negara yang berwenang.

Pada November 2017, dia mencontohkan perseroan sempat menjadi penawar tertinggi dalam lelang sebuah kapal curah (bulk carrier). Djakarta Lloyd enggan menawar lebih tinggi karena penawaran terakhir sudah lebih tinggi dari rata-rata penawaran yang masuk atau premium.

Tahun ini, Suyoto optimistis perseroan bisa memenangkan lelang karena telah mendapat persetujuan dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku auditor BUMN. “Kami sudah ada guidance [dalam lelang kapal], terlebih Djakarta Lloyd juga sudah mendapat kepercayaan dari perbankan dan juga mendapat kontrak [jasa pengangkutan],” jelasnya.

Di sisi lain, Djakarta Lloyd juga tengah menjajaki kerja sama dengan beberapa perusahaan tambang yang beroperasi di Kalimantan. Perusahaan swasta yang dijajaki Djakarta Lloyd tidak terkait dengan PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebagaimana ditulis Bisnis, Rabu (3/1/2018) dan Bisnis.com pada Selasa (2/1/2018). Berita ini meralat pernyataan Suyoto sebelumnya yang menyebutkan Djakarta Lloyd berencana membentuk perusahaan patungan dengan KPC.

Kerja sama dengan perusahaan swasta, tegasnya, menjadi tonggak penting bagi perseroan selepas restrukturisasi utang lewat penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU). Kerja sama dengan perusahaan swasta juga membuat ruang ekspansi Djakarta Lloyd lebih lebar karena tahun lalu perseroan baru mendapat kontrak dari BUMN dan anak usaha BUMN.

Sumber : Kontan, 03.01.18.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar