31 Januari 2018

[310118.ID.BIZ] Perusahaan Swasta Mulai Tergiur Proyek Transportasi Massal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor swasta untuk ikut berpartisipasi dalam membangun proyek transportasi massal sudah mulai bermunculan. Selama ini, pembangunan infrastruktur tersebut hanya dilakukan oleh pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Minat terbaru datang dari Sinarmas Land. Pengembang BSD City ini berminat berinvestasi dalam pembangunan proyek Mass Rapid Transit (MRT) yang akan menghubungkan kota Jakarta menuju Serpong.

Maklum, Pemerintah Kota Tangerang Selatan sedang mengajukan ke Pemerintah DKI Jakarta agar MRT Jakarta sebagai BUMD yang menjadi kontraktor dan pemilik konsesi MRT menyambungkan proyek transportasi massal itu dari Jakarta hingga Rawa Buntu. Dan Sinarmas Land ingin memperpanjang lintasan MRT hingga ke BSD City.

"Memang betul ada penjajakan rencana untuk menyambung proyek MRT sampai ke BSD. Tetapi belum ada pembicaraan dan rencana detailnya, sedang dikaji terlebih dahulu oleh pihak MRT," kata Petrus Kusuma, Advisor Sinarmas Land pada Kontan.co.id, Selasa (30/1).

Seperti diketahui, pembangunan pembangunan MRT meliputi tiga fase. Fase pertama akan menyambungkan Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia. Lalu pada tahap kedua nantinya akan menghubungkan Bundaran HI dan Kampung Bandan. Sedangkan pada fase ketiga akan menyambungkan bagian Barat dan Timur Jakarta. Tahapan ini akan dibangun dari Cikarang-Balaraja.

Tuhiyat, Direktur Keuangan MRT Jakarta menjelaskan, perpanjangan proyek MRT hingga Rawa Buntu merupakan inisiasi dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Saat ini baru, kedua belah pihak masih melakukan pembicaraan mengenai mekanisme pengembangan proyek itu. " MRT menyambut baik keinginan Pemkot Tangsel ini kalau memang skemanya oke," kata Tuhiyat.

Jika skema yang ditawarkan nantinya disepakati kedua belah pihak, lanjut Tuhiyat maka Pemkot Tangerang Selatan akan memberikan penugasan kepada MRT. Selanjutnya, MRT akan melakukan feasibility Study dan mencari investor untuk ikut membangun proyek transportasi massal tersebut.

Sementara pengembangan lintasan MRT hingga Cisauk baru muncul setelah inisiasi pengembangan lintasan Jakarta -Rawa Buntu. Tuhiyat bilang, perpanjangan sampai ke sana belum masuk pembahasan perusahaan karena Cisauk sudah bukan wilayah Kota Tangerang Selatan melainkan Kabupaten Tangsel.

"Jadi pembangunan MRT sampai Cisauk masih sebatas wacana. Kami masih fokus dulu untuk membahas kelanjutan inisiasi dari Pemkot Tangsel, sekarang kami lagi melakukan pertemuan rutin dengan mereka. Sedangkan pembicaraan dengan Sinarmas sejauh ini masih dilakukan oleh tim di level bawah, " jelas Tuhiyat.

Gandeng investor dari China

Selain Sinarmas, perusahaan swasta yang sudah lebih dulu mengatakan minatnya berinvestasi di proyek infrastruktur transportasi massal adalah PT Ratu Prabu Energy Tbk (ARTI). Perusahaan berencana untuk membangun proyek Ligh Rail Transit (LRT) Jakarta.

Burhanuddin Bur Maras l, Direktur Utama Ratu Prabu Energi mengatakan, nantinya untuk membangun proyek LRT tersebut, pihaknya akan menggandeng sejumlah investor dari China. "Saat ini kami sudah melakukan penjajakan dengan lima investor China, empat di antaranya sudah serius untuk ikut berinvestasi di proyek LRT," kata Burhanuddin.

Investor asal Tiongkok tersebut merupakan perusahaan kontraktor, ada yang BUMN dan adalah perusahaan swasta. Namun, ARTI belum bisa meneken kontrak kerja sama dengan investor tersebut karena perusahaan belum mendapatkan izin dari Kementerian Perhubungan untuk membangun proyek tersebut.

"Ini kami masih berunding dengan Kementerian Perhubungan. Kalau sudah dapat lampu hijau, kami akan langsung tanda tangan kontrak dengan investor tadi, " kata Bur.

Burhanuddin mengungkapkan, Ratu Prabu memilih untuk mencari partner dari China karena banyak kontraktor dari negeri Tirai Bambu tersebut membutuhkan proyek. Pasalnya, banyak proyek pembangunan transportasi massal di sana, akan rampung dibangun.

"Proyek perkeretaapian di China sudah mau selesai. Kontraktor di sana memiliki banyak alat berat yang menganggur, kalau tidak dapat kontrak baru karyawan mereka akan menganggur. Itu sebabnya mereka terus ekspansi keluar untuk dapat proyek, " tambah Bur.

Burhanuddin mengatakan, panjang lintasan proyek LRT yang akan mereka bangun mencapai sekitar 200 an kilometer (km) yang akan dibangun dalam tiga tahap. Fase pertama, rencananya akan dibangun sekitar 120 km dengan perkiraan investasi US$ 7 miliar - US$ 8 miliar.

Burhanuddin mengaku, sudah melakukan Feasibility Study untuk pembangunan LRT tersebut. Menurutnya rute yang direncanakan akan dibangun pada fase pertama akan ada di dalam kota Jakarta. "Untuk lintasan detailnya masih dibahas dengan Departemen Perhubungan. Tapi, harapan kami ingin akan mulai bangun tahun depan. Kalau sudah dapat izin, pembangunan bisa segera kami lakukan karena nantinya proyek ini tidak membutuhkan pembebasan lahan, " tuturnya.

Untuk mendanai proyek itu, kata Burhanuddin, Ratu Prabu sedang melakukan penjajakan dengan empat perbankan dari China di mana salah satunya adalah China Exim Bank.

Sumber : Kontan, 31.01.18.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar