09 Februari 2010

[ID-OTH] HK : From 4C To 5C


KOMPAS.com - Dunia Internet saat ini dibanjiri oleh platform yang dapat menyerap dan mengumpulkan konten tersindikasi di web yang dipasok dari mana-mana.
Dengan adanya RSS (Really Simple Syndication), kita dengan mudah dapat seperti ber-‘langganan’ konten terbaru dari situs-situs penyedia konten yang ada di Internet. Tinggal masuk ke platform yang menyediakan layanan pengumpul ini, kita akan seolah oleh disuap update terbaru dari situs-situs konten yang telah kita pilih.

Langganan RSS lewat layanan pengumpul ini, tidak diperlukan biaya alias gratis, hanya saja memang konten yang dikirim terkadang terbatas sehingga kita tetap harus masuk ke alamat situs terkait untuk membaca versi yang lebih lengkap.

Dengan RSS, Anda akan tergabung dengan orang-orang seperti Anda yang ingin disuapi oleh konten-konten terbaru di suatu situs blog tertentu. Artinya isi suapannya akan kurang lebih sama.

Google dengan Google Alert-nya juga memiliki platform penyerap, pengumpul, dan penyuap hal-hal terbaru di dunia web, mulai dari blog, berita, videocast, forum milist, dan lain sebagainya. Dengan fasilitas Google ini, kita tidak perlu mengubek-ngubek sendiri untuk menarik berita ke kita, tapi kita yang didatangi oleh berita tersebut.

Anda tinggal ’pesan’ untuk disuapi oleh Google mengenai berita-berita terbaru mengenai apa saja, mulai dari berita mengenai aktivitas yang dilakukan oleh para agen perubahan (change agents), apa yang dilakukan kompetitor Anda, apa yang dilakukan konsumen Anda, sekaligus pemberitaan mengenai perusahaan Anda sendiri. Semuanya memungkinkan, asalkan tepat keyword yang Anda masukan ketika ’memesan suapan’ dari Google ini.

Dengan demikian, kita tidak saja jadi tahu tahu tentang apa yang terjadi di lingkungan sekitar, namun kita jadi bisa lebih alert dan dapat secara otomatis men-sensing perubahan lanskap. Informasi yang datang ke kita dapat diperoleh kapan kita mau dan dalam bentuk yang kita mau. Tentunya kalau kita terkonek ke internet.

Platform pencarian social media seperti ini kini semakin marak, contohnya dengan adanya platform seperti Friendfeed, Blogpulse, Technorati, Boardtracker, Socialmention, Whostalkin, Newsfit, Twitrratr, Tweetfeel, dan lain sebagainya, Anda dapat tahu percakapan-percakapan yang beredar belakangan di social media mulai dari blog-blog orang sampai apa yang ada di dunia Twitter.

Canggihnya lagi, situs-situs pencarian social media seperti ini sekarang ibarat penyedia jasa riset karena secara otomatis dapat memberikan feedback terhadap keyword yang Anda ingin lacak. Misalnya Anda memasukkan keyword "iPhone 3Gs", Anda akan secara otomatis dapat gambaran beberapa orang yang seminggu belakang menggosipkannya di dunia online, asosiasi terhadap keyword tersebut, dan juga sentiment (negative, positif, atau netral) mengenai konten pembicaraanya.

Itu semua langsung secara otomatis dapat terlihat secara jelas dan dapat diakses oleh siapa saja, apakah itu oleh Anda sebagai pengguna, oleh Apple sendiri sebagai produsen, bahkan oleh para kompetitor dari Apple.

Seperti yang dijelaskan lewat kolom ini kemarin, di era serba canggih seperti sekarang, perusahaan terhubung oleh Connector seperti platform-platform yang diceritakan diatas yang membuat kita semakin mudah mengakses apa yang ingin tahu mengenai konsumen, kompetitor dan para change agents yang senantiasa mendorong tatanan lanskap makro.

Lewat Connector ini, hubungan yang lebih horisontal dengan elemen lingkungan bisnis menjadi lebih memungkinkan. Dengan adanya connector, pemasar di era New Wave dapat menerapkan apa yang dinamakan Always-on Connection, yang bukan lagi sifatnya 24/7 tapi 60/60/24/7.

Karena setiap detik telah terjadi koneksi yang menghubungkan perusahaan (Company) dengan 3C lainnya dalam lainnnya; Change agents, Competitor, dan Customer. Inilah yang membuat kami merasa yakin bahwa pada dasarnya cara kita melihat dan menganalisa lanskap menjadi berubah dari 4C (Change, Competitor, Customer, Company) ke 5C (Change agents, competitor, customer, dan company).

Dari Landscape ke Globosphere

Selama ini model 4C (Change, Customer, Competitor, dan Company) adalah ibarat radar yang kita gunakan dalam menganalisa perubahan lanskap di dunia bisnis. Analisa dari keempat C tersebut memberikan kita sebuah gambaran tentang profil lingkungan bisnis serta kondisi internal perusahaan.

Sesuai dengan namanya, 4C terdiri dari empat faktor yang saling terkait satu sama lain: Change (Perubahan), Customer (Pelanggan), Competitor (Pesaing), dan Company (Perusahaan). Ketiga faktor pertama merupakan unsur-unsur utama lanskap bisnis, sementara faktor terakhir yaitu Company, adalah berbagai faktor internal perusahaan yang sangat kritikal posisinya dalam penyusunan strategi.

Observasi ini tidak hanya memberitahu kita tentang kondisi yang ada sekarang maupun sejumlah perkembangan mutakhir dari lanskap bisnis perusahaan, namun juga yang lebih penting lagi memberi kita gambaran tentang berbagi kondisi dan perkembangan di masa mendatang.

Semangat yang digunakan pada saat kita menganalisa 4C ini adalah untuk berkompetisi untuk mendapatkan pasar saat ini dan berkompetisi untuk merebut pasar masa depan.

Studi-studi tentang lingkungan Change, Customer, dan Competitor menghasilkan suatu outlook tentang lanskap bisnis di masa depan. Tentu saja, tidak mudah meramalkan masa depan. Kalau saja kita bisa, pasti kita semua akan kaya raya.

Namun yang penting adalah menciptakan suatu gambaran tentang lanskap bisnis dengan kerangka waktu sejauh mungkin, berdasarkan apa yang kita ketahui saat ini. Ini sejalan dengan definisi dari kata ’lanskap’ yakni suatu gambaran yang mewakili pemandangan yang merentang sejauh mata dapat memandang.

Seiring dengan masuknya kita ke era New Wave ini, semua serba horisontal dan pasar menjadi datar. Artinya antara Change, Customer, Competitor, dan Company menjadi sejajar dan mereka semua semua dapat berinteraksi secara real-time, memiliki akses ke satu dan yang lain, dan semua menjadi transparan karena adanya C ke lima yaitu Connector.

Dengan demikian cara kita menganalisa lanskap bukan lagi yang sifatnya vertikal-dari atas ke bawah-lewat model berbentuk ’wajik’ yang selama ini kami namai 4C Diamond . Namun kini sejajar karena lahirnya Connector tadi yang membuat lanskap bisnis menjadi seperti globe, di mana antara Change Agents, customer, competitor, dan company saling terhubung oleh berbagai macam platform Connector, mulai dari yang sifatnya mobile, experiential, dan social.

Para pemasar pada umumnya menganalisa lanskap secara step-by-step, pertama-tama dilihat dulu dari kekuatan-kekuatan perubahan yang terdiri dari lima unsur-perubahan teknologi, perubahan politik/legal, perubahan ekonomi, perubahan sosial/budaya, dan terakhir perubahan pasar, yang mana kelimanya mewakili ’C’ pertama yaitu Change.

Dari situ kita lihat ’C’ yang kedua yaitu Competitor, di mana kita melihat bagaimana kekuatan-kekuatan tersebut mempengaruhi kondisi persaingan dan gerak-gerik kompetitor dan juga ’C’ yang ketiga yaitu Customer, di mana kita melihat bagaimana kekuatan Change mempengaruhi perilaku dan trend baru di dunia konsumen.

Ketiganya; (forces of) Change atau kekuatan perubahan, Competitor, dan Customer adalah faktor eksternal yang harus terus diamati karena sebagaimana yang terumus dalam filosofinya, marketing adalah pendekatan yang ’outside-in’ (dari luar ke dalam), bukannya ’inside-out’ (dari dalam ke luar).

Insight yang kita cari dari perubahan eksternal tersebut adalah hal-hal apa saja yang dapat mengancam (Threats) dan juga membawa peluang baru (Opportunities) bagi internal perusahaan kita.

Setelah menganalisa ketiga ’C’ tersebut, barulah kita melihat ke internal sendiri, berbagai macam aspek yang terkait dengan kelemahan (Weaknesses) dan kekuatan (Strengths) yang kita miliki di tengah perubahan lanskap. Analisa tersebut selama ini dinamakan analisa TOWS (kebalikan dari SWOT analysis).

Dengan adanya connector, cara step-by-step seperti ini mungkin sudah tidak relevan lagi. Karena perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis bergerak sangat cepat, dan kita semakin ter-inform oleh itu semua karena berbagai platform yang ada di dunia online dan offline.

Selain itu pula, connector yang berbasiskan open platform membuat kita semakin mudah untuk mendapatkan insights dari gerak-gerik kompetitor dan trend baru di dunia konsumen. Bahkan platform pencarian yang membantu pemasar membuat analisa SWOT secara otomatis dan real-time pun sudah ada, seperti dengan Thomson Reuters, Bloomberg, Lexis Nexis, dan sebagainya.

Platform-platform tersebut, meski masih belum open, selama ini digunakan oleh kalangan analyst pasar dan akademis, yang membayar biaya akses dan langganannya dengan harga yang cukup mahal.

Dulu di zaman kita hidup di waktu yang sifatnya berjalan tiktok 24/7 mungkin cara analisa step-by-step seperti itu masih relevan. Tapi kini dengan gaya hidup yang Always-on Connection, kita hidup di zaman yang 60/60/24/7.

Setiap detik telah terjadi koneksi yang menghubungkan perusahaan (Company) dengan 3C lainnya dalam lainnnya; Change agents, Competitor, dan Customer. Inilah yang membuat kami merasa yakin bahwa pada dasarnya cara kita melihat dan menganalisa lanskap menjadi berubah dari 4C (Change, Competitor, Customer, Company) ke 5C (Change agents, competitor, customer, dan company).

Bagaimana pendapat Anda?

Oleh : Hermawan Kartajaya (HK),Waizly Darwin

Sumber : Kompas, 17.09.09.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar