28 Februari 2010

[EN-SEA] "Samudera" Forecasts Slow Upturn For Box Shipping

Jakarta: Intra-Asia and feeder container line Samudera Shipping Line is predicting a slow recovery for the box shipping market in 2010.

“Although the level of global trade activity has seen an improvement and there have been a number of cancellations on newbuilding orders, the existing idle containership capacity in the industry will continue to be an issue,” Samudera said in its annual results statement.

“The group expects operating conditions in 2010 to continue to be challenging, and any recovery in the industry should at best be slow,” Samudera said. Samudera reported a next loss of $8.8m for 2009 compared to a $26.7m profit in the previous year.

The company handled 1.26m teu last year down 16.5% on 2008. The Singapore-listed company expects to benefit from lower charter rates this year, but some of these gains could be offset by higher bunker prices. Samudera forecast its domestic Indonesian shipping business would remain stable and it would for opportunities to expand in this market.

Source : STA-Online, 26.02.10.

[ID-LHS] 4 Alasan Pria Terpanah Asmara Wanita Dewasa

PERBEDAAN usia sering kali menjadi penghalang bagi pasangan untuk menumbuhkan benih-benih cinta, terlebih usia sang wanita lebih tua. Alhasil, pasangan beda usia ini kerap menerima kritikan pedas dari lingkungannya.

Kendati demikian, ada banyak alasan yang membuat pria tergila-gila pada wanita yang usianya lebih tua dari mereka. Salah satunya, pria terpesona dengan kepribadian kuat dari wanita matang.

Untuk alasan lebih lengkap pria terpanah asmara pada wanita dewasa, berikut ulasan dari Askmen:

Wanita dewasa lebih mandiri

Inilah salah satu alasan yang membuat kaum adam jatuh hati. Pria menilai wanita dewasa mempunyai kepribadian matang. Wanita seperti ini punya pengalaman menyelesaikan berbagai macam masalah dengan bijaksana. Selain itu, wanita dewasa juga tidak terlalu menuntut pasangan mereka yang harus menemani sepanjang waktu.

Wanita dewasa bersikap tegas

Wanita dewasa bisa bersikap tegas, berbeda dengan yang lebih muda masih terlihat labil. Wanita yang lebih tua mengerti jelas apa yang mereka inginkan dalam hidup ini. Sehingga mereka pun tak akan malu-malu ketika menyatakan perasaan cinta pada sang pujaan hati.

Sementara itu, wanita muda usia 20-an masing sering mencari sosok pria yang tepat menjadi pendamping hidupnya. Jangan heran wanita muda kerap membuang waktu Anda saat menjalin hubungan, bahkan mereka berusaha keras membuat Anda cemburu. Namun dibandingkan dengan wanita lebih tua, justru mereka lebih terbuka mengungkap isi hatinya pada pasangan.

Wanita dewasa memiliki banyak uang

Tak menampik, uang menjadi alasan pria tertarik pada wanita lebih dewasa. Namun tidak semua pria tertarik pada wanita dewasa hanya karena uang. Ini hanyalah salah satu alasan sebagian kecil pria.

Wanita yang lebih tua cenderung memiliki banyak uang dibandingkan wanita muda. Dan hal ini sering kali pria manfaatkan dalam urusan membayar biaya kencan. Sebagian pria muda berpendapat, menjalin hubungan dengan wanita dewasa membuat mereka tak perlu membayar tagihan telepon seluler, terutama saat mereka tengah meniti karier dan membutuhkan banyak uang.

Wanita dewasa mahir ciptakan kencan hebat

Wanita dewasa lebih pintar menciptakan kencan yang menarik. Inilah yang menjadi alasan pria terpesona pada wanita lebih tua. Mereka tidak tertarik mabuk di tengah-tengah acara atau pingsan di toilet umum.

Mereka juga tidak tertarik menari heboh di lantai dansa dengan alunan musik berirama cepat. Justru mereka telah melewati fase-fese ini. Mereka cenderung memilih tempat nyaman dan hangat untuk menikmati sebuah sesi kencan yang mengesankan.

Sumber : OkeZone, 17.02.10.

27 Februari 2010

[EN-SEA] "DSME" In Talks To Open Canadian Wind Turbine Plant

Seoul: South Korean shipbuilding giant DSME is on the verge of resurrecting the mothballed TrentonWorks plant in Nova Scotia, according to Candaian press.

An executive from Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering said in an interview with The Canadian Press that the company plans to build components for wind turbines at the seven-hectare factory in Trenton.

Three sources with knowledge of the announcement say it could ultimately mean hundreds of jobs at the former railcar plant, which was closed by Oregon-based Greenbrier Inc. in April 2007.

DSME, like other large Korean shipbuilders, has looked to diversify into renewables during the shipping downturn as part of Korean president Lee Myung-bak’s so called ‘Green New Deal’.

Source : STA-Online, 25.02.10.

[ID-LHS] Ingin Jauhi Sakit Jantung, Gembiralah !

KOMPAS.com — Hati yang bahagia dan selalu positif akan membantu Anda terhindar dari penyakit jantung. Demikian menurut para peneliti yang dimuat dalam European Heart Journal.

Dalam pengawasan kesehatan yang dilakukan terhadap 1.700 orang selama 10 tahun, para ahli menemukan bahwa orang yang depresi dan sering merasa cemas lebih tinggi risikonya terkena penyakit jantung.

Pada awal penelitian, para responden diminta menaksir kadar emosional mereka, mulai dari rasa dendam, kecemasan, hingga kegembiraan dan antusiasme. Mereka diminta memberi penilaian pada tiap level emosi, baik yang negatif maupun positif.

Pada akhir penelitian, sebanyak 145 responden menderita penyakit jantung. Akan tetapi, responden yang masuk dalam kategori bahagia saat awal penelitian memiliki risiko menderita penyakit jantung 22 persen lebih rendah.

Para ahli meyakini bahwa orang yang bahagia mungkin memiliki pola tidur yang lebih baik, jarang stres, dan lebih mudah beralih dari situasi yang membuatnya tertekan. Semua faktor tersebut diyakini akan meningkatkan kekebalan tubuh.

Ketua peneliti, dr Karina Davidson, mengakui jika hasil penelitian ini masih perlu dibuktikan lebih lanjut. Meski begitu, ia menyarankan agar setiap orang selalu berpikir positif supaya terhindar dari stres. "Tidak perlu menunggu liburan untuk bersenang-senang. Rasa bahagia harus dimunculkan setiap hari," katanya.

Davidson menyarankan agar kita setiap hari memiliki "me time" untuk meningkatkan mood. "Jika Anda merasa senang saat membaca novel, luangkan waktu 15 menit setiap hari untuk melakukannya. Demikian juga dengan aktivitas lain yang membuat hati gembira," ujarnya.

Sumber : Kompas, 19.02.10.

26 Februari 2010

[EN-SEA] "NYK" and "Yusen Air & Sea Service" to Integrate Logistics Arms


Tokyo: Nippon Yusen Kabushiki Kaisha and Yusen Air & Sea Service Co have signed a letter of intent (LOI) for the reorganisation and integration of the logistics businesses of the two companies in order “to boost the value of the group’s logistics business by optimisation and efficiency improvement using maximised group synergy”.
The move will see YAS change its trade name to Yusen Logistics Kabushiki Kaisha (Yusen Logistics) but remain listed subsidiary of NYK.

The logistics business of NYK Logistics (Japan) is slated for integrated into YAS through anabsorption-type de-merger or business transfer with cash consideration on or around October 1, 2010.

Although stocks of overseas subsidiaries owned by NLJ will not be transferred initially, specific details of the entire scheme will be laid out by the Steering Committee for the Integration of Logistics Businesses in the definitive agreement to tentatively be executed around May.

Shunichi Yano, current president of YAS, and Masahiko Fukatsu, current president of NLJ, is to assume the responsibilities of representing the newly integrated company.

The two companies’ logistics businesses outside Japan will be integrated gradually from around April 2011 to March 2012, primarily through the establishment of joint ventures.

Although the details of the integration scheme are under discussion, the newly integrated company will, in principle, make the subject JVs their consolidated subsidiaries and will lead the business operations of those subsidiaries.

Source : STA-Online, 25.02.10.

[ID-SEA] MTI Kaji Penetapan Tuslah Angkutan Laut

Oleh: Raydion Subiantoro & Hendra Wibawa

JAKARTA (Bisnis.com): Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) akan melakukan kajian mengenai penetapan tuslah di angkutan laut guna memperkokoh peran dan fungsi moda transportasi laut dalam perekonomian nasional.

“Tuslah kan adanya di angkutan darat, MTI akan melakukan kajian apakah tuslah itu cocok juga jika diterapkan di angkutan laut atau tidak,” jelas Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono, saat jumpa pers usai kongres MTI hari ini.

Bambang, yang juga menjabat sebagai Ketua Umum MTI, menuturkan moda transportasi laut memegang peranan penting terhadap pertumbuhan perekonomian nasional karena Indonesia adalah negara kepulauan.

MTI mulai tahun ini juga akan membentuk forum transportasi laut sebagai platform komunikasi dan diskusi guna mengurai permasalahan yang ada di sektor laut.

Di tempat yang sama, Sekjen MTI Danang Parikesit mengatakan harus ada koordinasi yang baik antara Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dengan Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub guna mengawasi kompetisi perusahaan pelayaran sehingga tidak terjadi persaingan yang saling mematikan melalui tarif.

“Harus ada kerja sama yang baik antara KPPU dan Kemenhub supaya persaingan yang saling memangsa lewat praktek predatory pricing tidak terjadi,” katanya.(fh)

Sumber : Bisnis Indonesia, 24.02.10.

25 Februari 2010

[EN-SEA] "American Bar" Backs "Rotterdam Rules" Over European Objections

THE American Bar Association has voted in favour of urging the US Congress to ratify the Rotterdam Rules at a recent ABA House of Delegates meeting in Orlando, Florida.

There has been considerable division over the Rotterdam Rules with Europeans tending to be against them while American interests mostly favouring the new regime.

These international shipping liability rules, which the United States signed last September, would replace the 1924 Carriage of Goods by Sea Act to cover liability for cargo that's damaged at sea or on land when part of a door-to-door intermodal move.

"The present legal regimes for maritime cargo transportation are numerous and outdated," the American Bar Association was quoted as saying in Newark's Journal of Commerce. "The Rotterdam Rules will provide greater harmony, efficiency, uniformity and predictability for those involved in marine shipping."

According to maritime attorney Chester Hooper, a member of the US delegation to the United Nations Commission on International Trade Law working group that drafted the rules, the American Bar Association's endorsement is important because the Senate will consult with the ABA about the Rotterdam Rules when they come up for ratification, the report noted.

Mr Hooper was cited as saying "he was unsure when the Senate will take up the rules, but with ABA endorsement and support from shippers and carriers, the rules should be ratified without difficulty," the report said.

It added that the Arab Academy for Science, Technology and Maritime Transport recommended in a declaration released earlier this month that the 15 member countries of the Arab League jointly sign the rules "as a clear signal that the Arab region is dedicated to the developments of globalisation and modernisation in international maritime transport."

Earlier the European Commission found fault with the rules because they are not in line with wider EU transport policy that seeks to reduce shipping complexity.

The Geneva-based International Road Transport Union (IRU) added its call on governments to shun the rules as they were a "serious threat to the harmonised application of laws governing the road transport industry".

The European Shippers' Council (ESC) also opposed the rules with ESC secretary general Nicolette van der Jagt saying the rules were too complex and would discourage short-sea and coastal shipping in an intra-European, door-to-door logistics setting.

Source : HKSG, 13.02.10

[ID-BIZ] "Schlumberger" Akan Beli "Smith" US$11 Miliar

Oleh: Ananda Wardhiati

HOUSTON (Bloomberg): Schlumberger Ltd, perusahaan jasa perminyakan terbesar di dunia, akan membeli seluruh saham Smith International Inc senilai US$11 miliar. Dengan pembelian ini Schlumberger Ltd bakal menjadi pemilik tunggal perusahaan pengeboran minyak terbesar tersebut.

Para pemegang saham Smith masing-masing akan memperoleh 0,6966 saham Schlumberger untuk setiap saham yang mereka kuasai. Berdasarkan penutupan harga saham Schlumberger 19 Februari lalu, transaksi itu bernilai US$11 miliar.

Kesepakatan ini diduga akan semakin mengukuhkan terobosan Schlumberger dalam teknologi pengeboran yang berhasil meningkatkan produksi minyak dan gas alam di seluruh dunia. Smith, yang memiliki M-I Swaco dalam kongsinya dengan Schlumberger, adalah perusahaan pengeboran terbesar kedua di dunia.

"Teknologi pengeboran, produk dan tenaga ahli yang dimiliki Smith melengkapi apa yang kami miliki, sementara dengan 'jejak kaki' Schlumberger berarti kita bisa menawarkan kedua kombinasi ini ke seluruh dunia," kata Chief Executive Officer Schlumberger Andrew Gould dalam pernyataannya.

Menurut data Bloomberg, transaksi ini akan menjadi merger terbesar di AS tahun ini dan menjadi akuisisi terbesar Schlumberger. Menurut data statistik Bloomberg dalam satu dekade lebih, merger ini juga akan menjadi akuisisi terbesar yang terjadi dalam perusahaan jasa perminyakan.

Penghematan

Schlumberger, yang berbasis di Houston dan Paris, berharap dengan akuisisi itu mereka akan melakukan penghematan sebelum pajak senilai US$160 juta pada tahun depan dan US$320 juta pada 2012. Pembelian Smith, yang juga berbasis di Houston, akan menambah jumlah pendapatan perusahaan itu pada 2012.

"Ketika saya melihat fakta bahwa Smith memiliki neraca keuangan yang rendah serta produksi yang mereka tawarkan juga sempit, saya menilai akan lebih baik bagi Smith khususnya dalam jangka waktu panjang untuk diakuisisi," ujar Philip Weiss, analis di Argus Research di New York.

Pada saat yang bersamaan, keuntungan lain yang dimiliki Schlumberger adalah menjadi pemilik tunggal M-I Swaco yang tadinya merupakan kongsi Schlumberger dengan Smith, lanjut Weiss.

Smith memiliki 60% saham dalam kongsi tersebut yang mengkontribusikan US$4,22 miliar dari pendapatan Smith yang mencapai US$8,22 miliar pada 2009. Penjualan Schlumberger mencapai US$22,7 miliar tahun lalu, atau turun 16% dibandingkan dengan 2008.

Pada laporan keuangan tertanggal 27 Januari, utang bersih Smith mencapai US$1,2 miliar pada akhir 2009.

Schlumberger menghargai transaksi tersebut senilai US$45,84 per saham. Harga ini sebelum munculnya berita terkait kemungkinan kesepakatan akuisisi yang menyebabkan saham Smith melompat 13% atau US$4,35 menjadi US$37,70 pada 19 Februari di perdagangan saham di New York.

Pada hari yang sama, saham Schlumberger turun US$1,91 atau 2,9% menjadi US$63,90.

Schlumberger pada 8 Februari melaporkan bahwa Paal Kibsgaard akan menjadi CEO. Penggantian ini akan memberi kesempatan kepada CEO sebelumnya yakni Gould, 63, untuk fokus kepada sejumlah isu besar yang ada, semisal merger dan akuisisi, ujar Bill Herbert, analis di Simmons & Co di Houston.(er)

Sumber : Bisnis Indonesia, 22.02.10.

24 Februari 2010

[EN-AIR] French Strike Hieghtens Europe Air Travel Woes


PARIS (AFP) - – Travellers in Europe faced more misery on Tuesday as French air traffic controllers launched a five-day strike and British and German airlines sought to head off threats of industrial action.
A quarter of flights from Paris Charles de Gaulle, a major international hub, were cancelled, along with around half out of Paris Orly, which mainly serves domestic routes and the French overseas territories.

The strike also disrupted flights due to pass through French air space from other hubs, including Amsterdam, Brussels and Geneva, airlines and authorities said. Some French provincial airports were closed.

Queues built up at Orly, but most passengers appeared resigned as flights flashed up "cancelled" on information screens. Air France vowed to fly all long-haul services during the strike, to last until Saturday morning.

Dutch carrier KLM reported major delays on southbound flights from another of Europe's biggest airports, Amsterdam-Schiphol. Swiss International Air and Lufthansa also reported delays on flights due to overfly France.

"I was supposed to leave at 8:20 am for Barcelona but my flight is cancelled," said Bruno Lacroix, 49, who turned up to Orly early but was told to come back and get a flight in the evening.

"I'm crossing my fingers but I have no guarantee for the return flight on Friday."

A spokeswoman for Europe's busiest airport, London Heathrow, said there was "no major impact on our operations" though some airlines were "consolidating flights," bundling passengers onto fewer departures.

Four French unions called Tuesday's strike in order to protest against the planned merger of the Belgian, Dutch, French, German, Luxembourg and Swiss air traffic control networks.

More widespread air chaos was prevented, or at least postponed, late on Monday, when German flag-carrier Lufthansa persuaded pilots to return to negotiations after only one day of a planned four-day stoppage.

Lufthansa, which normally offers 1,800 flights daily, had scrubbed 800 as a preventive measure ahead of the strike. This special schedule was also in force on Tuesday.

Lufthansa, Europe's biggest airline in terms of passenger numbers, said Tuesday it hoped to get services running normally by the end of the week as talks with unions started.

"Our goal is to have the network running at 100 percent by Friday at the latest," airline spokesman Klaus Walther told ZDF television.

The Cockpit union is pressing for a 6.4-percent pay raise but its main demand is that pilots not lose their jobs when Lufthansa begins to operate more flights using cheaper foreign affiliates.

British Airways meanwhile faced the threat of a crippling protest after cabin crew voted by more than 80 percent in favour of new strike action in a long, bitter dispute over working conditions and a planned pay freeze.

European airlines have been fighting for survival as they battle with the low-cost airlines poaching customers, soaring fuel costs and the worst global recession in decades.

Lufthansa 'optimistic' over talks

French air traffic controllers meanwhile fear the merger plans will end their protected role as French state employees, but the French aviation authority DGAC has insisted that its status will not be changed.

France's national audit office gave a severe assessment of the air traffic control sector last month. It estimated controllers get 30 weeks' holiday a year, winning generous allowances because bosses fear disputes with them.

The report hinted that the threat of a strike in the security-sensitive sector made bosses reluctant to crack down on the excessive leave system, which is defended by labour unions.

Howard Wheeldon, an analyst at BGC Partners financial group in London, said Tuesday's strike was a symptom of "a bad industrial relations situation that seems evenly spread across Europe."

Source : AFP, 24.02.10.

[ID-AIR] Cara Benar Untuk Dapatkan Fasilitas "Tax Treaty"

Oleh: Achmad Aris

Awal November 2009 sebagian besar pelaku usaha di sektor pasar keuangan dan penerbangan 'berteriak-teriak' karena merasa terbebani dengan adanya tambahan biaya pajak. Ini terjadi akibat pemberlakuan dua Peraturan Direktur Jenderal Pajak (Perdirjen) tentang pencegahan penyalahgunaan persetujuan penghindaran pajak berganda (P3B).

Dua perdirjen yang bikin heboh itu tak lain adalah PER-61/PJ/2009 tentang Tata cara Penerapan P3B yang kemudian direvisi dengan SE-114/PJ/2009 dan PER-62/PJ/2009 tentang Pencegahan P3B.

Sebenarnya apa yang salah dengan dua perdirjen itu sampai-sampai para pelaku usaha merasa keberatan?

Asosiasi perusahaan maskapai pesawat, misalnya, berargumentasi kalau pemberlakuan Perdirjen 61 dan 62 akan membebani mereka karena harus terkena pajak sewa pesawat sebesar 20% yang selama ini tidak dikenakan. Secara tidak langsung, menurut mereka, hal itu akan berpengaruh terhadap kenaikan tarif angkutan udara domestik.

Sementara itu, pelaku pasar keuangan berpendapat peraturan tersebut berpotensi mengurangi minat investor asing pada SUN. Mereka menganggap secara teknis aturan itu sangat menyulitkan karena investor memerlukan waktu sendiri terkait dengan pengkajian dari segi legal/ hukum terhadap pengisian formulir yang harus dipenuhi agar transaksi yang dilakukan bisa mendapatkan fasilitas P3B.

Menanggapi hal ini, Kasubdit Penjanjian dan Kerjasama Perpajakan Internasional Ditjen Pajak Astera Primanto Bhakti mengatakan latar belakang diterbitkannya dua perdirjen itu karena dalam ketentuan yang lama tidak ada standar baku perihal bentuk surat keterangan domisili (SKD) dan juga tidak diatur secara tegas mengenai penentuan beneficial owner.

"SKD selama ini kami cuma terima beres, bahkan ada wajib pajak yang baru menunjukkan SKD setelah kejadian, padahal itu seharusnya di awal. Makanya kami buat Perdirjen 61 dan 62," katanya dalam acara sosialisasi Perdirjen 61 dan 62 akhir bulan lalu.

Menurut dia, dengan tidak adanya standar baku tersebut membuat banyak pihak yang sebenarnya tidak berhak mendapatkan fasilitas P3B justru mendapatkannya melalui rekayasa treaty shopping yang dibuat.

Dua Perdirjen baru tersebut, lanjutnya, merupakan pintu gerbang bagi wajib pajak (yang benar-benar berhak) agar bisa memanfaatkan fasilitas penurunan tarif yang ada di P3B. "Kalau nggak berhak ya nggak boleh dapat fasilitas P3B. Jadi ini perlu ditegaskan supaya orang nggak lari-lari bikin treaty shopping."

Merujuk Gunadi, Guru Besar Perpajakan FISIP UI, rekayasa treaty shopping biasanya dilakukan dengan mendirikan suatu badan dengan tujuan khusus (special purpose vehicle/SPV) di salah satu negara mitra P3B, atau dengan berbagai cara lainnya sebagai suatu saluran (conduit) atas penghasilan yang diperoleh di negara mitra lainnya.

Skema yang biasa digunakan dalam melakukan rekayasa ini adalah back to back loan. Misalnya P3B Indonesia dengan Belanda menurunkan tarif potongan pajak atas bunga dari 20% menjadi 0%. Cco adalah WPDN negara C yang tidak mempunyai P3B dengan Indonesia. Kalau Cco membeli langsung obligasi PT A (WPDN Indonesia) bunganya akan dikenakan pajak 20%.

Maka untuk menganulir beban pajak tersebut Cco bisa menitipkan dana US$1 miliar ke BBv di Belanda untuk membeli obligasi PT A. Dengan skema itu maka bunga obligasi sebesar US$100 juta yang dibayar PT A kepada BBv tidak dikenakan pajak. Di Belanda, BBv membayar bunga kepada Cco dan tidak ada potongan pajak atas bunga.

BBv selain tidak kena pajak karena penghasilan bunga akan dikurangi dengan biaya bunga, juga tidak memotong pajak atas bunga yang dibayarkan tersebut. Bunga tersebut akhirnya hanya akan kena pajak di negara C apabila negara ini menerapkan pemajakan global.

Rekayasa lain yang dapat dimanfaatkan adalah skema controlled foreign corporation (CFC), dengan mendirikan B1Bv di Belanda ketimbang nitip dana ke BBv, yang selanjutnya aliran transaksinya akan terjadi seperti dalam skema back to back loan.

Baru-baru ini Dirjen Pajak Mochamad Tjiptardjo juga menegaskan kalau dua perdirjen itu memang untuk menutup celah praktik penyalahgunaan P3B melalui skema tax avoidence dan tax evasion dalam rangka rekayasa treaty shopping yang selama bertahun-tahun ini seolah-olah menjadi trandmark di kalangan pengusaha Indonesia.

"Kemarin waktu ada pertemuan dengan Presiden waktu pembukaan pasar modal, ada yang ngomong dari lawyer komplain adanya Per 61 dan 62. Tapi mereka ngaku kalau skim yang dipakai orang-orang itu tax avoidance," ujarnya. (Bisnis, 16 Januari)

Penerima fasilitas

Kalau begitu lantas siapa yang berhak untuk mendapatkan fasilitas itu? Dalam Per 62 ditegaskan pihak-pihak yang berhak memanfaatkan P3B adalah individu yang bertindak tidak sebagai agen atau nominee, lembaga yang namanya disebutkan dalam P3B, perusahaan yang sahamnya terdaftar di pasar modal dan diperdagangkan secara teratur, bank, dan wajib pajak (WP).

WP yang dimaksud adalah WP luar negeri (WPLN) yang menerima atau memperoleh penghasilan melalui kustodian sehubungan dengan pengalihan saham atau obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia (selain bunga dan dividen) dalam hal WPLN bertindak tidak sebagai sebagai agen atau nominee.

Pihak lainnya yang juga berhak adalah perusahaan yang memenuhi persyaratan kumulatif yaitu pendirian perusahaan di negara mitra P3B atau pengaturan struktur/skema transaksi tidak semata-mata untuk pemanfaatan P3B, kegiatan usaha dikelola manajemen sendiri yang mempunyai kewenangan yang cukup untuk menjalankan transaksi, perusahaan mempunyai pegawai, penghasilan yang bersumber dari Indonesia terutang pajak di negaranya, dan tidak menggunakan lebih dari 50% dari total penghasilannya untuk memenuhi kewajiban kepada pihak lain dalam bentuk seperti bunga, royalti, atau imbalan lainnya.

Untuk yang terakhir ini bisa diistilahkan sebagai SPV yang benar-benar perusahaan operasional dan bukan 'abal-abal'. "Kalau [persyaratan] Perdirjen 62 lulus, mudah-mudahan di Perdirjen 61 bisa gampang karena Perdirjen 61 itu tatacara pelaksanaannya, sedangkan Per 62 itu substansinya. Jadi istilah orang Amerikanya tinggal check the box," ujar Prima.

Nah, kalau sudah lolos di Perdirjen 62, lalu syarat-syarat apa yang harus dipenuhi selanjutnya? Di Perdirjen 61 diatur kalau WPLN harus menyampaikan SKD dengan formulir yang diterbitkan oleh Ditjen Pajak yaitu form DGT 1 atau Form DGT 2.

"Form DGT 1 itu untuk umum, kalau DGT 2 itu dipakai khusus untuk bank dan WPLN yang menerima penghasilan melalui kustodian dari transaksi pengalihan saham atau obligasi yang diperdagangkan atau dilaporkan di pasar modal di Indonesia, selain bunga dan dividen," jelasnya.

Langkah selanjutnya, SKD harus diisi oleh WPLN dengan lengkap dan ditandatangani yang kemudian disahkan oleh pejabat berwenang di negara mitra P3B. SKD harus disampaikan paling lambat pada batas waktu penyampaian SPT masa terkait. Kalau sampai terlambat, tarif yang berlaku adalah tarif sesuai UU PPh di Indonesia.

"Kami buat ketentuan ini tidak asal bikin karena negara lain juga melakukan ini. Bahkan di Perancis dan China itu malah lebih ribet lagi. Jadi kami punya benchmark sebelum menerbitkan aturan ini," tambah Prima.

Nah, kalau ternyata di negara-negara lain juga menerapkan ketentuan itu, kenapa penerapan ketentuan tersebut di Indonesia harus dipersoalkan? Lebih baik mari kita bersama belajar untuk menggunakan fasilitas yang memang menjadi hak dan bukan malah merekayasa sesuatu agar mendapatkan fasilitas yang bukan menjadi hak. (achmad.aris @bisnis.co.id)

Sumber : Bisnis Indonesia, 05.02.10.

23 Februari 2010

[EN-SEA] "Fleet Management" Fined USD10m for "Cosco Busan" Spill

Hong Kong: "Fleet Management" has been fined $10m by US court for its role in the oil spill that resulted from the collision of the Cosco Busan with the San Francisco Bay Bridge.

Fleet pleaded guilty last year to violating federal pollution laws and felony obstruction of justice after the containership Cosco Busan struck the Bay Bridge in fog on 7 November 2007 resulting in a spill 53,000 gallons of bunker fuel.

A US District court fined the firm $10m on Friday. As part of the sentence, US District Judge Susan Illston also ordered the ship manager to institute a compliance plan to heighten training and voyage planning for ships engaged in trade in the United States.

"Fleet's systemic management failures played a significant role in causing the Cosco Busan disaster, and they compounded the problem by attempting to cover up their conduct," said Ignacia S. Moreno, assistant attorney general for the US Justice Department's Environmental and Natural Resources Division.

"The sentence today not only includes a significant monetary penalty but also will ensure that Fleet Management develops a culture that puts safety and the environment first."

Source : STA-Online, 22.02.10.

[ID-OTH] HK : From Legacy to New Wave

KOMPAS.com - Di bagian “why new wave”, kita telah sama-sama melihat trend terbaru di lanskap bisnis termasuk di antaranya 10 faktor utama kenapa bisnis telah menjadi horizontal. Telah pula dijelaskan bahwa perubahan besar di dunia pemasaran sedang terjadi dan akan menjadi-jadi lagi kedepannya.
Teknologi informasi dan komunikasi yang didorong oleh dunia baru Web 2.0 yang telah merevolusi tatanan lanskap bisnis sehingga dunia semakin horizontal dan datar.

Dengan perubahan lanskap ini, sudah seharusnya perusahaan ikut berubah dan bergerak menghorisontalkan diri dengan konsumen, kompetitor, dan agen-agen pembawa perubahan.

Marketing adalah ilmu yang pada dasarnya tidak susah. Selama ini kami sering katakan bahwa, marketing berkaitan dengan sembilan elemen yang terdiri dari: segmentasi, targeting, positioning, diferensiasi, marketing-mix, selling, brand, service, dan process.

Kesembilan elemen tersebut adalah arsitektur bisnis perusahaan yang telah diperkenalkan 13 tahun yang lalu. Dari sembilan itu akhirnya perumusan makna pemasaran yang sesungguhnya yaitu positioning-differentiation-brand (PDB). Ketiganya saling terkait dan harus dibangun secara seksama sebagai suatu kesatuan.

Sembilan elemen inti pemasaran tersebut sudah dikenal sejak lama, kami pun menyebutnya legacy, karena secara tradisional, praktek pemasaran yang dilakukan oleh pemasar dan perusahaan bolak-balik tersaring dalam kesembilannya.

Sembilan elemen tersebut lahir di jaman serba vertikal, karena ketika itu belum ada teknologi yang canggih, belum ada Web 2.0, bahkan belum ada Web 1.0. Ketika itu praktek pemasaran yang dilakukan oleh pemasar dilakukan dan dikendalikan secara top-down, sifatnya hirarkis, dari perusahaan ke konsumen.

Konsumen dilihat sebaagai objek tujuan dan target perusahaan yang harus diraih dan dikuasai oleh perusahaan. Semuanya dilakukan oleh pemasar di perusahaan secara terorganisasi dan sangat rapi, terstruktur lewat marketing plan yang komprehensif. Konsumen di pasar dipaksa menerima apa yang ditawarkan perusahaan.

Seiring dengan masuknya kita ke era yang horisontal yang didorong oleh kekuatan baru teknologi Web 2.0., kita seakan dihadapi oleh tuntutan untuk bergerak lebih horisontal dan duduk sejajar terutama dengan konsumen, kompetitor dan agen-agen pembawa perubahan.

Artinya konsumen bukan lagi menjadi objek tapi subjek, karena penciptaan nilai pemasaran akan lebih bertambah kalau kita libatkan pelanggan dan melakukan inovasi secara bersama-sama.

Kompetitor bukan lagi menjadi ’musuh’ yang harus dimatikan dalam perang pemasaran, namun menjadi musuh yang harus ’dirangkul’ secara etikal. Agen-agen pembawa perubahan harus terus diawasi pergerakannya sebab karena merekalah lanskap berubah.

Model pemasaran yang sesuai dengan era New Wave ini memang harus berubah dari tidak lagi yang sifatnya vertikal, namun horisontal. Sembilan elemen yang selama ini sudah dikenal mungkin masih tetap berlaku, namun secara praktek kesembilannya harus dirubah ke yang lebih horisontal.

Maka dari itu di bagian kedua ”what is new wave” ini, kami akan membahas pergeseran strategi, taktik, dan value pemasaran dari yang sifatnya vertikal dan horisontal. Dari sisi strategi pemasaran, terjadi pergeseran dari yang namanya Segmentation menjadi Communitization, Targeting menjadi Confirmation, dan Positioning menjadi Clarification.

Penerapan elemen taktik pemasaran pun berubah karena terjadi pergeseran praktek Differentiation menjadi Codification, dari bauran pemasaran 4P (product, price, place, promotion) menjadi New Wave Marketing-Mix 4C (co-creation, currency, communal activation, dan conversation) dan juga dari Selling ke Commercialization.

Begitupula dengan Marketing Value yang bergeser dari Brand ke Character, dari Service menjadi Care, dan dari Process menjadi Collaboration.

Oleh : Hermawan Kartajaya (HK).

Sumber : Kompas, 20.09.09.

22 Februari 2010

[EN-AIR] "Lufthansa" Pilots Strike Next Week


The Vereinigung Cockpit (VC) union has called on Lufthansa pilots to take part in a four-day strike from Monday 22nd to Thursday 25th of February.
The strike, which will reportedly cost the airline around €100 million, affects Lufthansa Passenger Airline and subsidiaries Germanwings and Lufthansa Cargo.

Lufthansa Cargo says it will be able operate more than 90% of its freighter operations during this time.

Altogether, of the 31 flights scheduled during that period, four flights on Monday, all flights on Tuesday and Wednesday, and five flights on Thursday will depart as scheduled.

The first two flights on Monday will depart early, and four of Thursday's flights will be delayed.

Two flights will be cancelled:

• Monday 22nd - flight LH8412 from Frankfurt to Madras via Bangalore

• Thursday's 25th - flight LH8468 from Frankfurt to Hong Kong via Bahrain and Sharjah

The union is protesting against Lufthansa's plans to transfer jobs from Germany to recently acquired - and lower-paying - subsidiaries.

Source : EFT, 19.02.10.

[ID-BIZ] "Foton" Tunjuk Indonesia Jadi basis Produksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Produsen mobil asal China terus ekspansi pasar ke Asia Tenggara, khususnya Indonesia. Setelah Geely, kini giliran Foton yang akan menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk pasar regional ASEAN.
PT Foton Mobilindo (Modern Group), selaku ATPM mobil Foton di Indonesia berencana menggandeng pihak prinsipal di China, Beiqi Foton Motor Company Limited untuk memulai pendirian pusat perakitan baru. Bahkan, studi kelayakan (feasibility studies) untuk menjadikan Indonesia sebagai basis produksi mulai bergulir sejak awal 2009.

"Rencananya Indonesia akan dipilih menjadi basis produksi di ASEAN, tapi mereka (Foton) juga tengah mempertimbangkan Thailand. Cuma, di Indonesia mereka sudah melakukan studi kelayakan dan menjual produk melalui kami.

Sementara di Thailand masih belum apa-apa, Indonesia masih berkesempatan besar," papar Charles Honoris selaku Direktur PT Foton Mobilindo di Jakarta, Kamis (4/2/2010).

Persiapan pendirian pabrik baru Foton di Indonesia dimulai dengan penjajakan pasar yang dilakukan Foton Mobilindo dengan memasukkan produk MPV dan Truk Berat (Kategori V) ke Indonesia sejak tahun lalu. Bahkan tahun ini, Foton berencana menambah dua produk lainnya yakni Midi dan MPX yang juga masuk ke segmen low dan medium MPV.

Untuk merealisasikan investasi, prinsipal telah melihat potensi lokasi pabrik di Cikande, Serang, Provinsi Banten seluas 1,1 hektare. Untuk tahap awal, investasi diperkirakan akan mencapai Rp100 miliar (sekitar 10,5 juta dolar AS).

"Rencananya kita akan joint venture untuk bikin pabrik di sini. Kalaupun nanti kepemilikan saham lebih besar prinsipal, ya tak masalah. Justru membuat beban tanggung jawab lebih di mereka. Arahnya, kami ingin tetap fokus memegang pemasaran, sementara mereka di kegiatan manufacturing (produksi), " papar Charles.

Dijelaskan, ada dua skema bisnis yang coba dilakukan Foton Mobilindo untuk merakit produk secara lokal (completely knocked-down/CKD) di Indonesia. Pertama, membangun pabrik dengan membentuk perusahaan gabungan. Kedua, menunjuk pabrikan lokal untuk menitip produksi tanpa harus membangun pusat produksi baru.

"Semua masih dibicarakan, rencananya akhir tahun ini sudah bisa direalisasikan CKD yang ada untuk produk Midi dan MPX. Bisa nitip atau bangun pabrik sendiri," tukas Charles.

Saat ini, Foton Mobilindo merakit Foton View di pabrik milik PT Gaya Motor di Sunter, Jakarta Utara.

Direktur Industri Alat Transportasi Darat dan Kedirgantaraan Departemen Perindustrian (Depperin) Panggah Susanto mengaku belum mendapatkan informasi mengenai rencana Foton mendirikan pabrik di Indonesia. Panggah berharap, rencana tersebut bisa terlaksana dengan lancar dan akan memperoleh dukungan penuh pemerintah.

"Sampai sekarang belum ada kabar, mudah-mudahan ini benar dan Foton serius. Pada dasarnya kita terbuka untuk siapa saja masuk ke Indonesia," tukas Panggah.

Sumber : Kompas, 04.02.10.

21 Februari 2010

[EN-LOG] South Africa's Supply Chain Future

According to research conducted by Frost & Sullivan for Barloworld Logistics, South Africa still lacks the logistics and transportation infrastructure to compete on a global level. Sharon Gill reports ...

While there are early indications that South Africa's major industries are optimistic about the ways in which their supply chains will enable recovery from the recession, the country is somewhat hamstrung by poor infrastructure, high costs and currency instability.

In the course of last year's research, South African CEOs addressed recession survival tactics This year, the focus has shifted to how industries can become more competitive in what is bound to be a cautious post-recession economic world.

According to this year's study, South African CEOs have already begun to focus on the following:

Strategic alignment - this aspect was underway in 2009, and will be a key focus of redesigned supply chains in 2010. Business decisions will be taken more holistically, with more understanding, post-recession, about how supply chain planning will affect the cost and effectiveness of global supply and demand networks.

Lead time reduction - the recession has shown the pitfalls of a global supplier base, and the difficulty of balancing global demand with efficient local supply that cuts lead times. A focus on more localised supply continues to be important, however.

Technology deployment - the use of, especially, ERP technology can represent a competitive advantage for markets like South Africa's that are geographically remote from major markets. Such technology is now more mature, cost effective and can be more effectively.

However, all the good intentions in the world won't get round the fact that South Africa is burdened as an international competitor in a few areas:

• The country's currency stability is low and its rate of GDP decline high.

• South Africa's investment in rail and road infrastructure exceeds only Germany - a country that actually needs little further investment in these areas.

• South Africa's emission standards are worse than the UAE - an oil-producing country.

• Private sector involvement in the rail sector rates less than China's, which is also state-owned.

• In terms of ports and airports and land transport, lead times are at best average and costs high, compared to key strategic competitors such as Brazil, India and China.

• In terms of land transport, South Africa's export and import costs are high.

• In terms of conducting cross-border business, South Africa is among the worst in its competitor group. In almost every area, such as clearance times, numbers of export and import documents, and quality assurance measures such as frequency of inspections, South Africa makes it relatively hard to do business.

• While multi-modal strategies are in place and apparently working, there appears to be insufficient capacity and service levels available in the country's rail infrastructure.

It is common knowledge that South Africa's freight system is heavily imbalanced towards road freight. While this often means a better, more direct service, it also causes heavy road use, congestion, cost escalation and infrastructural damage.

Currently, 80% of companies move less than 10% of their goods by rail. If adequate rail capacity were available, 46% of companies would move more than 20% of their goods by rail.

This is a tragic indictment of the country's key economic failing. Businesses are subjected to needless costs and competitive pressures, while governments elsewhere provide infrastructure and trade incentives to business as a key strategic priority.

The fact that 21% of South African businesses spend more than 10% of the cost of their goods on transport is a clear indication of the country's infrastructure inadequacies.

Source : EFT, 19.02.10.

[ID-LHS] 5 Kesalahan Terbesar Karyawan Di Kantor

KOMPAS.com - Setiap orang tentu harus tampil sebaik mungkin di kantor, baik dalam penampilan fisik maupun performa kerja. Anda dituntut untuk melakukan apa saja demi kesuksesan perusahaan. Namun meskipun Anda berpikir bahwa Anda adalah sosok yang paling dibutuhkan di kantor, sedikit kecerobohan bisa menghambat kemajuan Anda.

Anda tidak percaya? Coba lihat beberapa kesalahan yang sering dilakukan karyawan di kantor berikut ini:

Menjadikan Facebook sebagai sarana komunikasi

Dulu, email dan instant messenger menjadi sarana komunikasi andalan Anda. Ketika kita perlu menyampaikan laporan kepada rekan kerja, klien, atau atasan yang sedang berada di luar kantor, kita bisa mengirimkannya melalui email.

Kini, karena banyak ponsel sudah memiliki aplikasi Facebook, Anda pun mengirimkan undangan meeting kepada rekan kantor melalui Wall atau Inbox. Ayolah, tak semua orang mempunyai cukup banyak waktu untuk membuka-buka Facebook pada jam kerja. Pesan Anda bisa saja tak dibaca penerimanya.

Anda mendekam terus di dalam kubikel

Jangan mengira bahwa dengan menatap layar komputer Anda terus-menerus membuat Anda dianggap sebagai karyawan teladan. Keluar dari kubikel untuk bergabung bersama rekan-rekan Anda di pantry atau di ruang merokok juga bisa memperbaiki hasil kerja dan membangun kesetiakawanan.

Menertawakan beban kerja yang harus ditanggung dapat menguatkan ikatan sesama karyawan, memperbaiki komunikasi dan performa Anda, demikian menurut sebuah studi dari University of Missouri di Columbia.

Di lain pihak, Anda juga bisa lho, menjadikan kubikel Anda sebagai "markas" karyawan. Letakkan saja macam-macam snack (yang sehat tentunya!), maka rekan-rekan Anda akan senang nongkrong di tempat Anda. Anda akan banyak mendengar "gosip" mengenai keadaan kantor dari sini.

Menjadi sumber penyakit di kantor

Badan meriang, ingus terus keluar dari hidung Anda, bersin dan batuk-batuk? Sudahlah, istirahat saja di rumah. Memaksa masuk kerja ketika Anda menjadi penyebar virus dapat menciptakan wabah penyakit di kantor.

Tahukah Anda, menurut penelitian University of Arizona di Tucson, rata-rata meja kerja memiliki kuman 400 kali lebih banyak daripada di toilet seat gedung kantor? Lagipula, atasan Anda akan jengkel bila menghadapi bawahan yang terlihat loyo dan kurang konsentrasi.

Memakai parfum terlalu banyak

Bagaimana pun juga, bau wangi memang lebih menyenangkan daripada bau keringat. Namun bila setiap hari harus menghirup wangi yang terlalu semerbak, tentu akan mengganggu juga. Menurut Job Accommodation Network di Morgantown, West Virginia, makin banyak keluhan yang disampaikan pekerja kantor akibat penggunaan parfum.

Bagian sebagian orang, wangi parfum bisa memperparah migrain dan memicu serangan asma. Belum lagi gangguan kecil seperti bersin-bersin. Wangi sitrus atau bunga-bungaan yang ringan lebih disarankan untuk kondisi di kantor.

Sibuk sendiri saat meeting

Anda tahu kan, pemandangan yang kerap terjadi saat ini? Daripada mendengarkan atasan ngoceh saat meeting, lebih baik mengutak-atik Blackberry.

Menurut Liz Bywater, PhD, konsultan karier di Yardley, Pennsylvania, melakukan aktivitas seperti ini akan menjauhkan Anda dari topik yang sedang dibicarakan. Selain itu, Anda menunjukkan pada rekan yang lain bahwa Anda tidak peduli dengan meeting tersebut.

Sumber: Self (editor : DIN), Kompas, 18.02.10.

20 Februari 2010

[EN-AIR] Aifreight Can Recover Faster Than Other Transport Modes, Says "TIACA"

As the global economy shows signs of recover, air cargo could well emerge from the crisis in a stronger position than other transport modes, as manufacturers rethink their production and supply chain strategies.

According to Ulrich Ogiermann, chairman of The International Air Cargo Association (TIACA), manufacturers and other businesses will be more reluctant than ever to tie up vast investment in inventories, preferring to operate on a just-in-time basis that demands the speed, security and reliability of transportation that only air cargo can provide.

Despite suggestions that cost conscious companies in the manufacturing sector will go for near-sourcing - buying materials and products closer to their final production points in Europe and North America and eliminating the logistics costs of imports from Asia - Ogiermann believes the business case for such a strategy will not be sustainable in the majority of cases.

He said that recent studies prove that the reduction in logistics costs are outweighed by the increased cost of local production, where infrastructure and employment investment in greater.

Although there are early signs of improvement in cargo volumes, he said it will take several months of increasing business before companies truly believe the economic recovery is properly under way, and it will be 2011 before the industry sees a sustainable improvement.

TIACA has shifted its focus to concentrate on issues that could, if ignored, present a new wave of economic challenges to the industry.

The Association's Industry Affairs Committee is working to advance the interests of members in a variety of areas ranging from improving aviation security and safeguarding the industry to ensuring comprehensive and cost-efficient cargo screening programs are achieved with as little disruption as possible to air cargo operators and customers.

In terms of customs, it is addressing urgently-needed changes it says are essential in both developing countries and developed economies to reduce origin/destination timings and capitalize on aviation's core speed-through-the-air commercial advantage.

TIACA will also continue to address customs processes, new air traffic management systems and environmental issues - including dispelling some of the myths about aviation's impact on it.

Source : EFT, 18.02.10.

[ID-BIZ] Pemilik "Bank Eksekutif" Menyerah

Keluarga Widjaja, pemilik PT Bank Eksekutif Tbk (Eksekutif) mengaku tidak mempunyai dana untuk memperkuat modal banknya. Karena itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan agar pemegang saham pengendali mencari investor baru.

Demikian diungkapkan oleh Deputi Direktur Pengawasan Bank I Mubarakah kepada media di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (19/02/2010). "Kita memutuskan agar pemegang saham mencari investor baru karena memang investor lama sudah tidak kuat lagi. Tidak punya dana atau give up," ujar Mubarakah.

Jika nantinya mendapatkan investor baru, lanjut Mubarakah, pemegang saham lama akan menyerahkan seluruh kepemilikannya. "Mereka akan memberikan 100% seluruh kepemilikannya dan saham milik publik tetap," tambahnya.

Mubarakah juga mengakui saat ini Recapital Advisor tengah melakukan due dilligence dengan Bank Eksekutif. Berbagai pemberitaan tentang Bank Eksekutif hari ini, menurut Mubarakah tidak menyurutkan minat Recapital untuk membeli bank tersebut.

"Info yang saya terima sampai hari ini, mereka (Recapital) tidak ada masalah. Malah sudah sampai kepada financial due dilligence ke daerah-daerah," tambahnya. BI memberikan jangka waktu untuk pemegang saham agar segera mencari investor sampai dengan tanggal 31 Mei 2010.

"Jika tidak bisa, maka akan dilakukan sikap tegas. Kita tidak akan menambah waktu lagi," jelasnya. Lebih lanjut Mubarakah mengatakan saat ini yang masih menjadi kendala di Bank Eksekutif adalah masalah Non Performing Loan (Rasio Kredit Bermasalah/NPL).

"NPL Bank Eksekutif tercatat tinggi, namun masih dibawah 15%," katanya. Permasalahan NPL tersebut dikarenakan macetnya kredit-kredit properti dan kredit kendaraan bermotor di bank tersebut. "Mereka kita harapkan sampai dengan 31 Maret 2010 bisa menyelesaikan masalah tersebut (NPL)," tegas Mubarakah.

Sementara Pjs Gubernur BI Darmin Nasution mengakui saat ini beberapa investor yang berminat terhadap Bank Eksekutif adalah dari lokal. "Sejauh ini semua lokal," imbuhnya. Darmin juga mengungkapkan kronologi Bank Eksekutif masuk dalam pengawasan intensif BI.

Darmin menjelaskan, Bank Eksekutif menjelang akhir tahun 2009 lalu sempat memburuk. Pada November, BI mengultimatum manajemen agar menambah modal sehingga CAR bisa meningkat menjadi 8%. Seminggu kemudian, manajemen Bank Eksekutif menambah modal sehingga CAR bisa di atas 10%.

Namun bank tersebut masih dibelit tingginya NPL. BI pun akhirnya memberi ultimatum kepada Bank Eksekutif untuk memperbaiki kondisinya hingga 31 Maret 2010.

Berdasarkan situs resmi Bank Eksekutif, Pemilik Bank tersebut yakni : Lunardi Widjaja (53,15%), Lusiana Widjaja (10,29%),  Irawati Widjaja  (4,99%), Sinthyawati Widjaja  (4,99%), Setiawan Widjaja  (4,82%), Publik (21,76%).

Sumber : Detikcom, 20.02.10.

19 Februari 2010

[EN-SEA] "Maersk" Taking Slow Steaming All The Way

(NEW YORK) It took more than a month for the containership Ebba Maersk to steam from Germany to Guangdong, China, where it unloaded cargo on a recent Friday - a week longer than it did two years ago.

But for the owner, the Danish shipping giant Maersk, that counts as progress.

In a global culture dominated by speed, from overnight package delivery to bullet trains to fast-cash withdrawals, the company has seized on a sales pitch that may startle some hard-driving corporate customers: Slow is better.

By halving its top cruising speed over the last two years, Maersk cut fuel consumption on major routes by as much as 30 per cent, greatly reducing costs. But the company also achieved an equal cut in the ships' emissions of greenhouse gases.

'The previous focus has been on 'What will it cost?' and 'Get it to me as fast as possible',' said Soren Stig Nielsen, Maersk director of environmental sustainability, who noted that the practice began in 2008, when oil prices jumped to US$145 a barrel.

'But now there is a third dimension. What's the carbon footprint?'

Travelling more slowly, he added, is 'a great opportunity' to lower emissions 'without a quantum leap in innovation'.

Slowing down from high speeds reduces emissions because it reduces drag and friction as ships plough through the water.

Transport emission has soared in the past three decades as global trade has grown by leaps and bounds, especially long-haul shipments of goods from Asia, causing the containership trade to grow eightfold between 1985 and 2007.

The mantra was 'Need it now'. But the result is that planes, ships, cars and trucks all often travel at speeds far above maximum fuel efficiency. Of course, mile per mile, shipping even at conventional speeds is far more efficient than road travel. Shipping a tonne of toys from Shanghai to northern Germany churns out less emission than trucking them south to Berlin afterwards.

Some carriers initially resisted the idea of slowing down, arguing that speed was indispensable to serving their clients. Today, more than 220 vessels are practising 'slow steaming' - cruising at 20 knots on open water instead of the standard 24 or 25 - or, like Maersk's vessels, 'super slow steaming' (12 knots).

Many companies find that the practice allows them to cut prices in an ever more competitive market, even at a time when oil prices hover around US$80 a barrel. Yet, in shifting hundreds more ships to its slow steaming programme last year, Maersk considered itself prescient: It is convinced that a carbon tax or tighter shipping rules are on the horizon due to several concerns.

Any rise in fuel prices or taxes would enhance the appeal of slow steaming.

Slowing speeds is a good idea, said David Bonilla, senior research fellow at the transport studies unit at Oxford University's School of Geography and the Environment.

But he maintains that it cannot on its own arrest the emission growth resulting from today's trade patterns, in which vast amounts of goods are produced in Asia but consumed in Europe or the United States.

To make a difference, he said, fuel costs for long-distance shipping must rise to the point where carriers are forced to invest in new, far more efficient boats or shift to shorter routes.

In addition, Maersk had to prove that slow speeds would not damage ship engines in order to maintain engine warranties that did not cover such slow travel.

Customers have to factor in extra time for delivery, which can be problematic for time-sensitive products such as fashion or electronics, said Philip Damas of Drewry Shipping.

Maersk has also shouldered the labour costs of having crews at sea for longer periods and added two ships on its Germany to China route to maintain scheduled deliveries. But those expenses were cancelled out by decreased fuel costs, it said.

Now Maersk is working with customers in the hopes of slowing more boats and contemplating charging customers variable rates, depending on speed.

Source : NYT-Business Times, 19.02.10.

[ID-SEA] Ratifikasi "Arrest of Ship" Dibahas Interdep

Oleh: Raydion Subiantoro

JAKARTA (Bisnis.com): Kementerian Perhubungan masih membahas ratifikasi konvensi asas penahanan kapal atau arrest of ship secara internal, serta interdep dengan Kementerian Luar Negeri, dan tidak mempunyai target kapan pembahasan itu bisa selesai.

“Tidak ada target kapan pembahasan bisa selesai. Kemenlu merupakan pihak yang berperan cukup besar karena ini kan secara internasional, dan akan diratifikasi Presiden. Kemenhub akan membantu dalam hal teknis,” jelas Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Laut Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Leon Muhammad hari ini.

Menurut dia, sebetulnya Kemenhub, yang diwakili Ditjen Perhubungan Laut, dan Kemenlu tidak menemui permasalahan yang rumit saat pembahasan, namun banyak aturan-aturan internasional yang harus diperhatikan.

“Tidak ditemui kesulitan berarti, hanya saja banyak aspek yang harus dikaji karena ini kan sesuai dengan aturan internasional. Kami masih membahas itu,” ujarnya.

Pelaku usaha pelayaran mendesak pemerintah merampungkan ratifikasi tersebut karena bank meminta jaminan tambahan untuk pembiayaan perkapalan.

Sebagian besar bank di Indonesia belum dapat menerima kapal sebagai jaminan karena tidak ada kepastian hukum apabila terjadi gagal bayar, sehingga bank meminta tambahan aset tidak bergerak sebagai jaminan.

Sumber : Bisnis Indonesia, 18.02.10.

18 Februari 2010

[EN-SEA] "NOL" Suffers USD 741 Million Loss as Box Rates Fell 28pc Over 2009


SINGAPORE's Neptune Orient Lines (NOL) has announced a US$741 million full-year loss for 2009 with revenues dropping 30 per cent to $6.5 billion.
NOL, which owns container carrier APL, announced a fourth-quarter loss of $211 million against a $149 million decline in the last quarter of 2008, a fall blamed mostly on weak container shipping, which posted pre-tax losses $731 million with revenues down 31 per cent year on year to $5.5 billion.

APL volumes in 2009 declined seven per cent year on year to 2.3 million FEU (the FEU, rather than the TEU is the preferred unit of account at NOL).

"Some shifts in the volume mix occurred, with the Asia/Middle East segment contributing 39 per cent of total volumes over the course of the year, compared to 35 per cent in 2008," said the statement accompanying the results.

In the fourth quarter, volumes increased 28 per cent to 733,000 FEU year on year with the improvement due to more lifting in major trade lanes. Average revenue per FEU decreased though by 25 per cent and 28 per cent respectively for the corresponding quarters, due to "lower core freight rates and lower bunker fuel cost recovery as well as changes in trade mix".

APL achieved an average vessel utilisation rate of 89 per cent across 2009, and 93 per cent for the last quarter. Overall revenue for APL for 2009 was $5.5 billion, down year on year by 31 per cent while quarterly revenue of $1.7 billion was 14 per cent lower year on year.

Revenue per container fell 25 per cent year on year and 28 per cent in the fourth quarter, a factor blamed on "lower core freight rates and lower bunker fuel cost recovery as well as changes in trade mix", said the statement.

"The 2009 results were disappointing, and show the impact of sharp falls in demand and freight rates, especially in the first half of the year. This is evident from the dramatic reduction in annual revenue," said NOL chief executive Ron Widdows.

"Through the later part of 2009, improved volumes and active capacity management led to higher utilisation rates, but earnings remained depressed, due to low freight rates which continued below levels which enable full cost recovery," he said.

NOL terminals were profitable despite lower volumes at terminals, reflecting a revenue decline of 13 per cent to $503 million, but showing pre-tax profits of $32 million against 2008's earnings of $72 million.

But the company remains optimistic: "In early 2010, there have been improvements in volumes and asset utilisation in NOL's principal markets," said the statement. "In addition, freight rates have stabilised, and trended upwards in some trades. If these conditions continue, better business performance is possible."

But higher fuel costs remain a worry, the statement said. "The group will continue to pursue strategies which reflect the current operating environment, including the achievement of cost-savings and improved asset utilisation, yields and productivity," it said.

Said NOL chairman Cheng Wai Keung: "2009 was a most demanding year. We witnessed a worldwide economic downturn of unprecedented scale and, as a consequence, experienced a major slowdown in global trade. In the face of very difficult market circumstances, the group has reported a substantial loss."

Source : HKSG, 13.02.10.

[ID-SEA] Tren Pertumbuhan Armada Kontainer Melambat


Oleh: Tularji
JAKARTA (Bisnis.com): Pertumbuhan jumlah armada angkutan kontainer nasional berbendera Merah Putih selama lima tahun terakhir cenderung melambat dibandingkan dengan sub-sektor angkutan laut lainnya.

Ketua Bidang Kerjasama dan Hubungan Luar Negeri Dewan Pengurus Pusat Indonesian National Shiponers’ Association (INSA) Djoni Sutji mengatakan pelambatan kekuatan armada kontainer itu menyebabkan share holder dengan sub-sektor transportasi laut lainnya turun.

Selama lima tahun terakhir, lanjutnya, pengadaan armada kontainer lebih banyak untuk menggantikan kapal yang sudah tua.

“Selama ini pengadaan kapal kontainer lebih banyak untuk menggantikan armada berusia tua,” ujarnya kepada Bisnis.com hari ini.

Data Kementerian Perhubungan menyebutkan dalam lima tahun terakhir jumlah armada kontainer berbendera Merah Putih hanya bertambah 50 unit dari total 107 unit pada 2005 menjadi 157 unit pada Desember 2009 atau rata-rata tumbuh 2,5% per tahun.

Jumlah itu setara dengan 2,08% dari total kapal niaga milik perusahaan laut nasional sebanyak 7.546 unit. Pada 2005, jumlah kapal kontainer nasional sama dengan 2,3% dari total kapal niaga nasional sebanyak 4.659 unit.

Djoni menilai roadmap soal asas cabotage yang mewajibkan penggunaan kapal berbendera Merah Putih sudah benar namun tidak diikuti dengan perkembangan jumlah armada.(fh)

Sumber : Bisnis Indonesia, 17.02.10.

17 Februari 2010

[EN-SEA] Fighting Back : Long Beach to Spend USD 3 Billion On Improvement


THE US Port of Long Beach plans to invest up to US$3 billion on improvement projects over the coming decade, in a bid to ward off increasing competition from traditional rivals on the west coast, Canada, Mexico as well as the US east coast.
The Panama Canal expansion will allow the largest containerships from Asia to travel direct to gulf and east coast ports, warned Richard Steinke, executive director of the Port of Long Beach in his recent "2010: State of the Port" speech.

"Today's reality is that our customers are shopping around, and other seaports are vying aggressively for their business," said Mr Steinke. "We need to develop our infrastructure to move cargo more efficiently and reliably if we are to continue to support the economy and create new jobs.

Mr Steinke said that together these improvement projects are expected to generate nearly 50,000 new, permanent jobs in southern California, as well as thousands of temporary construction jobs.

Long Beach will roll out its next two milestone projects this year, namely, the Gerald Desmond Bridge replacement project and the Pier S development project.

Port authorities are proposing a US$1.1 billion project to replace the aging Gerald Desmond Bridge, which is more than 40 years old, to improve traffic flow and increase safety.

Construction of a replacement bridge will provide up to a $2.8 billion economic boost to the region, according to the Los Angeles Economic Development Corporation, he said. It will also support, on average, 4,000 jobs a year for five years of construction.

In line with these plans, the Port of Long Beach released early in February the revised draft environmental impact report for public comment on replacing the aging Gerald Desmond Bridge.

The port is also beginning a $40 million dredging project in partnership with the US Army Corps of Engineers to ensure that the biggest ships can move in and out of the port. Work is also continuing on renovating Pier G with the construction of a maintenance and repair facility and on-dock rail yard.

In 2009, the Port of Long Beach suffered a 22 per cent decline in total containerised cargo throughput volume compared to the previous year. It handled a total of 5.1 million TEU last year, which represents a 33 per cent drop from the peak of 7.3 million container units handled in 2007.

Source : HKSG, 08.02.10

[ID-BIZ] "Carrrefour" Kalahkan KPPU

JAKARTA, KOMPAS.com - Keberatan PT Carrefour Indonesia terhadap putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berbuah manis. Majelis Hakim yang diketua Kusno membatalkan seluruh putusan KPPU terhadap Carrefour terkait putusan monopoli pasar ritel di Indonesia.

Dalam putusannya, majelis hakim mengacu pada pasal 45 UU No 5/1999 tentang larangan monopoli dan persaingan usaha tidak sehat dan ketentuan terkait lainnya dalam pasar ritel.

"Mengadili, menerima dan mengabulkan permohonan pemohon, menyatakan bahwa pemohon keberatan tidak terbukti melanggar pasal 17 ayat 1 dan pasal 25 ayat 1 huruf a UU Nomor 5/1999, membatalkan keputusan KPPU Nomor 9/KPPU-R/2009 tanggal 3 november 2009 untuk seluruhnya," ujar Kusno di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (17/2/2010).

Majelis hakim mengabulkan permohonan Carrefour karena menilai KPPU telah salah dalam menafsirkan terkait monopoli pasar ritel yang menyebutkan bahwa akibat Carrefour mengakuisi Alfa Retailindo, Carrefour menguasasi pasar ritel sebesar 58 persen.

"Barang barang yang dijual di ritel Carrefour dijual sama dengan di pasar ritel lain dengan karakteristik yang sama," ujar Kusno dalam salah satu pertimbangannya.

Hakim juga menggunakan acuan tiga riset yakni AC Nielsen, Mars Indonesia, dan Euro Monitor yang menyebutkan bahwa dalam penelitian pasar ritel menyebutkan bahwa Carrefour tidak menguasai pasar secara dominan.

"Majelis tidak sepakat dengan termohon, yakni KPPU, terkait penguasaan pasar, karena berdasar riset setelah akuisisi pangsa pasar jauh di bawah 50 persen," ujar Kusno. (Epung Saepudin/Kontan)

Sumber : Kontan-Kompas, 17.02.10.

16 Februari 2010

[EN-SEA] Abu Dhabi Owner Throw SLS Shipbuilding a Lifeline

Seoul: Two broker reports out yesterday suggest fast emerging Abu Dhabi shipowner Eships has come to the rescue of bankrupt Korean yard SLS Shipbuilding.

EShips has splashed $100m for a trio of medium range product tankers at the Tongyeoung based yard, which filed for bankruptcy in December after losing various court cases with the likes of Stolt-Nielsen, Glencore and D’Amico which saw eight product tanker cancellations.

Eships is thought to have bought up three of these cancelled ships at a large - 30% - discount from the original $47.5m paid originally by the Glencore and D’Amico joint venture, Glenda International Shipping in 2007.

The first two ships will deliver next month and April. The new price is in line with market estimates for newbuild product tankers at the moment.

Privately-owned Eships is owned 50% each by Abu Dhabi Investment Company and Mubadala Development Company. It used to be known as Emirates Ship Investment having started out as an entity called Combined Cargo UAE.

SLS focuses on MR product tankers ranging in size from 40,000 dwt to 51,000 dwt. The yard has two semi-sliding berths, one floating dock as well as a 2008 completed flat berth to build onland.
 
Source : STA-Online, 16.02.10.

[ID-OTH] HK : Model Perusahaan Yang "New Wave"

KOMPAS.com - Di tengah perubahan dunia bisnis dan pemasaran yang bergerak ke arah yang lebih horizontal ini, banyak yang keluar dengan istilah baru untuk mendeskripsikan perusahaan zaman sekarang; ada yang menyebutnya “Networked Organization”, “Learning Organization”, “Relational Organization”, “intelligent enterprise” , “Cluster organization”, “Human networking”, dan ada juga yang menyebutnya “Crazy Organization.”
Istilah yang dikatakan oleh para pakar dan pemikir dunia bisnis tersebut−mulai dari Peter Drucker, Peter Senge, sampai Tom Peters−pada dasarnya merucut ke suatu hal yang sama. Intinya perusahaan pun menjadi horizontal.

Bagi mereka yang ingin membawa perusahaannya menjadi horizontal, tiga kata kunci Connected, Catalyzed, Civilized, menjadi sangat penting untuk diperhatikan.

Seperti yang dikatakan dalam kolom ini kemarin, di era New Wave seperti sekarang, perusahaan harus selalu melakukan Always-on connection. Dengan demikian perusahaan selalu punya akses dan selalu bisa memantau perkembangan terbaru yang bisa berubah dari detik ke detik.

Perusahaan harus terhubung lewat connector dan harus selalu get connected. Karena perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis bergerak sangat cepat, dan kita semakin ter-inform oleh itu semua karena berbagai platform yang ada di dunia online dan offline.

Selain itu pula, connector yang berbasiskan open platform membuat kita semakin mudah untuk mendapatkan insights dari gerak-gerik kompetitor dan trend baru di dunia konsumen. Bahkan platform pencarian yang membantu pemasar membuat analisa SWOT secara otomatis dan real-time pun sudah ada, seperti dengan Thomson Reuters, Bloomberg, Lexis Nexis, dan sebagainya.

Platform-platform tersebut, meski masih belum open, selama ini digunakan oleh kalangan analyst pasar dan akademis, yang membayar biaya akses dan langganannya dengan harga yang cukup mahal.

Untuk sekedar bertahan hidup, pemasar cukup sekedar terkoneksi. Namun itu tidak cukup untuk memenangkan persaingan. Di tengah perubahan dan lanskap yang penuh dengan kekacauan seperti sekarang, kita sebagai pemasar harus bisa merasakan perubahan, harus menjadi katalis dan harus dapat memahami lingkungan sekitarnya.

Selain untuk terkoneksi dan menjadi katalis perubahan lanskap, perusahaan yang ingin menang di era New Wave ini harus tampil civilized dan humanis. Di era internet, orang bisa melakukan apa pun, memakai nama samaran, melakukan fitnah, atau melontarkan komentar yang tidak berpendidikan dan tidak etis.

Pada akhirnya, mereka yang beradab sajalah yang akan tetap terjaga reputasinya dan terus dipercaya orang. Pemasar seperti ini punya nilai-nilai moral yang tinggi.

Di era New Wave seperti sekarang, Perusahaan tidak hanya dituntut untuk menjadi pemasar yang hanya bisa menjalin relasi dengan orang lain, namun juga bisa mendeteksi perubahan yang terjadi dan tetap mampu melakukan segala aktivitas dengan cara-cara yeng etikal, bermoral dan beradab.

Oleh : Hermawan Kartajaya (HK),Waizly Darwin

Sumber : Kompas, 18.09.09.

15 Februari 2010

[EN-SEA] "NYK" Selected in Global 100 Most Sustainable Corporations

JAPANESE shipping giant "NYK" has been selected as one of the Global 100 Most Sustainable Corporations in the World (the Global 100) for the fourth year running along with 100 companies picked from 3,000 candidate corporations within 23 countries.
The companies selected including five Japanese companies, one each from the automobile, insurance, precision equipment, services, and maritime transport industry. NYK was ranked 19th among all candidates and second among Japanese companies.

Launched in 2005, the Global 100 was compiled through 2009 by Canada-based media company Corporate Knights and Innovest Strategic Value Advisors. During that time, the list was determined by analysing extra-financial drivers of risk and shareholder value, including companies' performance on social, environmental, and strategic governance issues.

For the 2010 list, Corporate Knights collaborated with three new partners and made use of the following key evaluation indicators including sales per unit consumption/emission amount of energy, CO2, water, and waste; existence of sustainability committee, and directors' participation in the committee; ratio of CEO's compensation to average employee compensation and level of compliance to Global Reporting Initiative or GRI guidelines.

Encouraged by its inclusion in the 2010 Global 100, the NYK Group will strive to further promote its Corporate Social Responsibility (CSR) activities.

Source : HKSG.

[ID-BIZ] Jepang Masih Ekonomi Terbesar Kedua di Dunia

TOKYO, KOMPAS.com - Jepang masih di depan China sebagai ekonomi terbesar dua dunia pada 2009 tetapi hampir kehilangan posisi yang sudah dimiliki lebih dari 40 tahun itu, data resmi menunjukkan, Senin (15/2/2010).
Jepang mencatat nilai produk domestik bruto (PDB) sekitar 5,1 triliun dollar AS tahun lalu, pemerintah mengumumkan seperti dilaporkan AFP.

Sementara China melaporkan bulan lalu nominal PDB negara itu sekitar 4,9 triliun dolar untuk 2009.

Tetapi dengan China diperkirakan menikmati pertumbuhan kuat lagi tahun ini, Jepang mengalami risiko mengakhiri tahun ini dalam menempati posisi ke tiga dunia karena negara itu tengah berupaya dengan susah payah memperbaharui deflasi dan penurunan populasi.

Menurut data, ekonomi Jepang tumbuh 1,1 persen pada periode Oktober-Desember dibanding kuartal sebelumnya, tetapi kontraksi 5,0 persen selama 2009.

Sementara produk domestik bruto meningkat pada angka 4,6 persen dalam kuartal empat 2009, memperpanjang pemulihan secara bertahap dari resesi terburuknya dalam dasawarsa tersebut.

Sumber : Kompas, 15.02.10.

12 Februari 2010

[EN-SEA] "Maruba-CLAN SA" New Service, Newcomer "YSC Line" Expands

"MARUBA" and its Uruguayan affiliate "CLAN" have commenced a new Atlanta service linking East Asia to the east coast of South America and west coast of South America.

The new service is believed to be comprised of two alternating strings, each with a fortnightly frequency. The first heads westbound around the Cape of Good Hope and sails through the Magellan Strait, while the other is a shuttle service that calls at ports in the Far East, Central America and on the west coast of South America, sailing via the Panama Canal, reports Paris-based AXS Alphaliner.

It said the Atlantic westbound string calls at the ports of: Busan, Qingdao, Shanghai, Ningbo, Xiamen, Hong Kong, Shenzhen/Dachan Bay, Port Kelang, Rio de Janeiro, Santos, Paranagua, Itajai, Rio Grande, Buenos Aires, Ushuaia, San Antonio, Callao, Hong Kong, returning to Busan.

The Atlantic eastbound shuttle string calls at the ports of: Hong Kong, Shenzhen/Dachan Bay, Xiamen, Ningbo, Shanghai, Busan, Manzanillo (Mexico), Puerto Quetzal, Acajutla, Corinto, Buenaventura, Callao, San Antonio, Callao, Buenaventura, Puerto Quetzal, Manzanillo (Mexico) and back to Hong Kong.

The service is expected to deploy ships ranging from 1,700-2,700 TEU that Maruba already has on charter.

In other news, new South Korean operator Yanghai Shipping Co (YSC Line) plans to extend the coverage of its Korea-Japan-Hong Kong (KJH) service to Thailand by adding port of calls in Bangkok and Laem Chabang, one month after launching operations. The service deploys four x 700-TEU container ships.

"The Busan-Osaka-Kobe leg of the KJH has, however, been removed and is now served through a separate loop (dubbed KJEH), ensured with the recently chartered 516-TEU Hafentor," the newsletter said.

It added that the carrier has also started offering an additional South Korea-Japan (KJEK) service that calls at the ports of: Incheon, Busan, Mokpo, Tokyo, Yokohama, Toyohashi, Nagoya, Moji, Incheon.

Source : HKSG, 11.02.10.

[ID-SEA] Dispensasi Kapal Asing Untuk Armada Pra UU No. 17

JAKARTA (Bisnis.com): Dispensasi penggunaan kapal berbendera asing hingga Mei 2011 hanya diberikan kepada armada dengan kontrak sewa yang diteken sebelum UU No.17 tahun 2008 tentang Pelayaran terbit dan berlaku hingga melebihi tiga tahun sejak UU itu diberlakukan.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Sunaryo menegaskan dispensasi tersebut dilakukan dengan mengacu kepada pasal 341 UU No.17 tahun 2008 tersebut. “Pelaksanaan asas cabotage adalah perintah UU Pelayaran, ini demi negara,” katanya kepada Bisnis.com, hari ini.

Dia mengaku telah mengetahui Ditjen Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral meminta kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang belum sanggup memenuhi asas cabotage untuk mengajukan surat permohonan dispensasi.

Direktorat Jenderal Migas akan memfasilitasi penerbitan rekomendasi pemberian dispensasi kepada KKKS mitra Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) terutama untuk kapal-kapal jenis drilship, seismic 3D dan kapal kontruksi.

Sunaryo mengakui Kementerian ESDM minta bantuan agar dispensasi diberikan kepada kapal asing yang belum ada di Indonesia. “Namun, kami juga minta bantuan kepada mereka karena penggunaan kapal Merah Putih adalah amanah UU," katanya.

Sayangnya, Kementerian ESDM maupun BPMigas belum menyampaikan langkah-langkah konkret terkait pengadaan kapal jenis seismic 3D, drillship dan rig berbendera Merah Putih karena selama ini dikuasai kapal asing.

Sementara itu, sebanyak 16 kapal pendukung kegiatan lepas pantai yang disewa oleh enam KKKS diketahui masih berbendera asing dengan time charter hingga melampaui roadmap asas cabotage 1 Januari 2011.

Data yang diterima Bisnis dari Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPMigas) menyebutkan sebanya enam KKKS hingga kini masih mengoperasikan kapal berbendera asing dengan time charter hingga melebih 1 Januari 2011.

KKKS tersebut antara lain: CNOOC Southeast Sumatra BV, ConocoPhilips Indonesia, Petrochina International Bermuda Ltd, Petrochina International Jabung Ltd, Santos (Sampang) Pty. Ltd dan Total E & P Indonesia. (mrp)

Sumber : Bisnis Indonesia, 11.02.10.

11 Februari 2010

[EN-SEA] World Container Fleet Continues to Pile on Tonnage

ISRAELI carrier Zim Integrated Shipping Services is expected to deploy its 8,440-TEU newbuilding, the Zim Ningbo, which is the second of four sister ships ordered from Hyundai-Samho in 2006 on the transpacific loop PNX that it jointly operates with Grand Alliance carriers.

The extra ship is being assigned to the PNX service to "slow down" this loop "and yet maintain the weekly sailing frequency," reports AXS-Alphaliner News, which notes the Zim Ningbo follows the Zim Los Angeles delivered in July last year.

It said the Schulte Group will take delivery of the first of two 4,600-TEU box ships built at the DSME shipyard (Daewoo). The vessel, the Bernhard Schulte, is on a long-term charter to Hamburg Sud, who will operate the containership under the name of Cap Ines.

She is expected to join the Asia-West Coast South America service Sling 1 that is jointly provided by Hamburg Sud and CCNI, with MSC and MOL as co-loaders.

"Hamburg Sud is to receive four ships in this series, two of which chartered (including the Cap Ines) and two owned. Four ships in this Daewoo series have been already delivered in 2009 to Norddeutsche Reederei, three of which chartered by "K" Line and one by MISC Bhd," said Alphaliner.

German shipowner Oltmann Schiffahrt has taken delivery of the JPO Taurus, the second of six 4,178-TEU vessels ordered in 2006 from CSBC (Taiwan) by Peter Doehle, Hammonia Reederei and JP Oltmann.

The report said that JPO Taurus has been chartered by UASC, which has changed her name to UASC Ajman and assigned her to its Far East-Middle East (AGX) service.

In addition, German shipowner Schiffahrtskontor Warnow has taken delivery of the Warnow Mate, the sixth ship in a new series of 1,500-TEU box ships built in China by the Ouhua Shipyard in Zhejiang province.

MCC Transport, the intra-Asia arm of the APM-Maersk Group, has chartered the vessel, for deployment on MCC's service that links Taiwan, South China and South East Asia (IA-7). She is said to replace the 1,732-TEU William Strait.

Source : HKSG, 01.02.10.

[ID-BIZ] Baru Sebulan Dibuka, "Burj Khalifa" Ditutup


Gedung tertinggi di dunia, "Burj Khalifa" yang baru sebulan lalu resmi dibuka, kini ditutup untuk umum. Gedung spektakuler kebanggaan Dubai itu ditutup sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Keputusan ini mengecewakan ribuan turis yang ingin masuk ke tempat observasi gedung tersebut yang terdapat di lantai 124.

Penyebab penutupan belum jelas. Namun masalah listrik dan "trafik yang tinggi" dianggap sebagai penyebabnya. Belum jelas kapan tempat observasi akan dibuka kembali untuk umum.

Beberapa pekan terakhir, ribuan turis telah mengantre untuk bisa membeli tiket untuk masuk ke tempat observasi Burj Khalifa. Sekarang mereka harus mengantre kembali untuk meminta kembali dana mereka.

Wayne Boyes, turis asal Manchester, Inggris telah membeli tiket untuk hari ini namun saat tiba dia diberitahu kalau deck observasi ditutup.

"Ini sangat mengecewakan. Menara itu salah satu alasan saya datang ke sini," kata pria berumur 40 tahun itu seperti dilansir harian Inggris, Daily Mail, Selasa (9/2/2010).

Dari deck observasi yang terletak di lantai 124 Burj Khalifa, para turis bisa mengamati pemandangan di bawah sekitar gedung pencakar langit fenomenal itu. Untuk orang dewasa dikenakan tiket seharga 17,40 poundsterling.

Gedung tersebut tadinya dikenal sebagai Burj Dubai selama lebih dari separuh dekade pembangunannnya. Namun nama itu mendadak diubah pada malam peresmian untuk menghormati penguasa Abu Dhabi yang telah memberikan dana bantuan 16 miliar poundsterling untuk membantu menalangi utang-utang Dubai.

Sumber : Detikcom, 09.02.10.

10 Februari 2010

[EN-SEA] Growth Spurt for "Vinalines" Fleet

Ho Chi Minh city: Nguyen Hung Viet, deputy general director of Viet Nam National Shipping Lines Corporation (Vinalines)said the company aimed to raise its capacity by a further 350,000 tonnes this year to over 3m tonnes by building and buying more vessels , writes VietnamNewsAgency .

This follows on last year’s investment of $180m to buy 13 new seagoing cargo ships and one container ship. These raised the company's total loading capacity by 320,000 tonnes to 2.7m tonnes, accounting for 45% of the capacity of the entire nation's fleet.

The company said, it would carry out the construction of Da Nang's Son Tra Port, Ba Ria-Vung Tau's Cai Mep-Thi Vai Port, HCM City's Sai Gon-Hiep Phuoc Port and Hai Phong's Dinh Vu Port this year.

Source : STA-Online, 05.02.10.