26 Juni 2011

[260611.ID.SEA] Kemenhub Akan Renovasi Pelabuhan Perintis

JAKARTA: Kementerian Perhubungan akan merenovasi 44 pelabuhan perintis di seluruh Tanah Air dengan dana anggaran Rp88 miliar.

Dirjen Perhubungan Laut Sunaryo mengingatkan pelabuhan perintis bukan hanya untuk kepentingan komersial, tetapi juga untuk kepentingan rakyat secara luas.

"Sementara ada 44 pelabuhan perintis yang akan ada perbaikan, misalnya perbaikan dermaga, karena pelabuhannya bukan untuk dikomersialkan, semata-mata untuk kepentingan rakyat," kata usai pembukaan acara kampanye keselamatan pelayaran di Pelabuhan Sunda Kelapa hari ini.

Dia mengatakan untuk renovasi ke-44 pelabuhan perintis ini belum pasti anggarannya, namun untuk renovasi dermaga, dianggarkan Rp1 miliar-Rp2 miliar, dengan demikian untuk 44 pelabuhan mencapai Rp88 milair.
Sunaryo menambahkan jumlah 44 pelabuhan perintis tersebut sesuai dengan rapat kerja yang menginventarisasi pelabuhan yang yang segera dibenahi.

"Tidak mungkin kapal dibenahi tetapi pelabuhan tidak, akan berakibat pada embarkasi dan debarkasi," tutur dia.

Menurut Sunaryo, karena daerah terpencil membutuhkan kapal masuk sungai, maka sarana bantu navigasi harus segera dilengkapi. Alat bantu navigasi ini akan segera direalisasi pada 2011.

Dirjen mencontohkan Pelabuhan Merauke yang pasang surutnya bisa 6-7 meter, sehingga sangat berbahaya bagi kapal keluar masuk. Pelabuhan itu memerlukan alat bantu navigasi dan fasilitas pelabuhan juga perlu.

"Saya mintakan layanan untuk pelabuhan perintis harus 24 jam. Jadi kalau ada adpel [administrator pelabuhan] yang tidak 24 jam, menurut saya dia belum siap jadi adpel," kata dia.

Sunaryo mengklaim kecelakaan laut dari tahun ketahun semakin menurun, dan diharapkan terus turun. Beberapa minggu terakhir ini kecelakaan yang tidak perlu terjadi yakni kapal-kapal di pedalaman.

Sunaryo dalam pidatonya mengatakan keselamatan pelayaran adalah tanggung jawab bersama. Ada beberapa elemen, diantaranya taat asas. Operator tidak sekedar mendapatkan untung semata sehingga mengabaikan keselamatan. Elemen lainnya yakni ada indikasi ketidaksabaran pengguna jasa yang ingin.mendapatkan layanan tetapi tidak mengindahkan situasi tertentu.

"Pelabuhan Sunda Kelapa tepat digunakan karena dari sinilah banyak pengingkaran-pengingkaran terjadi," kata Sunaryo.

Dia menambahkan kasus demi kasus kecelakaan kapal rata-rata diakibatkan karena tidak taatnya operator dan pengguna jasa yang tidak disiplin.

"Saya bangga bisa hadir disini dalam upaya mengumandangkan keselamatan pelayaran. Secara teknis kemenhub menjamin keselamatan, tetapi ada unsur ketiga dan keempat yakni cuaca. Makanya alam jangan dilawan, kita bisa minimalkan. Pengguna jasa jangan kecewa kalau surat perintah pelayaran (SPP) ditunda karena cuaca tidak memungkinkan," kata dia. (sut)

Sumber : Bisnis Indonesia, 23.06.11 (Lagi, edisi 25/06 ngga ngeliping, repot, sori euy).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar