04 Mei 2012

[040512.ID.SEA] PELINDO I Mulai Operasikan TPK Perawang

MEDAN: PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I meresmikan pengoperasian Terminal Peti Kemas (TPK) Perawang hari ini, Jumat 4 Mei 2012.

Direktur Utama PT Pelindo  I Alfred Natsir  Pengoperasian Terminal Petikemas ini menjawab tuntutan perkembangan perekonomian di daerah Riau yang semakin pesat pertumbuhan industrinya.

Alfred menjelaskan bahwa Terminal Petikemas Perawang yang berlokasi di Sungai Siak Pekanbaru ini juga merupakan wujud dukungan implementasi program Pemerintah yaitu Program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

“Pekanbaru ditetapkan sebagai daerah pengembangan industri cluster sawit. Keberadaan Terminal Petikemas Perawang ini sekaligus sebagai upaya memperkuat konektivitas nasional, yang terintegrasi secara lokal dan terhubung secara global (locally integrated globally connected) dalam mendukung percepatan ekonomi nasional,” kata Alfred dalam siaran pers yang diterima Bisnis hari ini Jumat 4 Mei 2012.

Alfred berharap keberadaan Terminal Petikemas Perawang yang merupakan Terminal Petikemas pertama di Riau ini akan semakin mendorong pertumbuhan perekonomian Riau dan daerah di sekitarnya. Diharapkan arus barang dari dan keluar provinsi Riau menjadi lebih cepat dan dan lebih efisien sehingga mampu meningkatkan daya saing perekonomian Provinsi Riau.

Alfred menambahkan, Pelindo I memfokuskan pada bisnis pelayanan terminal petikemas di pelabuhan guna menghadapi persaingan antaroperator pasca pemberlakuan UU No.17/2008 tentang Pelayaran.

Selain di Perawang, Pelindo I juga terus mengembangkan Belawan International Container Terminal (BICT) yang berlokasi di Pelabuhan Belawan, dengan melakukan pembangunan perpanjangan dermaga 700 meter yang diperkirakan selesai pada 2014.

Deklarasi Terminal Petikemas Perawang ini berdasarkan Surat Keputusan Kementerian Perhubungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut nomor PP. 001/I/18/DJPL-12 tanggal 14 Februari 2012 tentang Penetapan Pengoperasian Terminal Petikemas Perawang Pelabuhan Perawang Pekanbaru, Provinsi Riau.

Perjanjian SLA

Pada acara deklarasi ini sekaligus dirangkaikan dengan penandatanganan SLA (service level agreement) dengan 5 (lima) perusahaan pelayaran yaitu PT Tempuran Mas (TEMAS), PT Salam Pacific Indonesia Lines (SPIL), PT Maskapai Pelayaran Pulau Laut, PT Baruna Shipping Line dan Low Kim Chuan Shipping Line Sdn Bhd.
Penandatanganan SLA ini merupakan bentuk komitmen manajemen Pelabuhan Perawang  dalam memberikan pelayanan dan kelima perusahaan ini juga berkomitmen untuk memberikan throughput minimal 4.250 box per bulan.

General Manager Pelabuhan Pekanbaru Praptono menjelaskan bahwa pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mewujudkan Pelabuhan Perawang menjadi terminal petikemas yang mampu menjawab berbagai tantangan yang ada.

Sejak tahun 2010, telah dibangun perpanjangan dermaga dari 88 meter menjadi 308 meter, sehingga bisa melayani 3 tambatan kapal sekaligus, memperluas Container Yard (CY) menjadi 20.000 m2  dengan kapasitas 150.000 TEUs/tahun.  Saat ini arus peti kemas di Terminal Peti Kemas Perawang  lebih kurang 4000 TEUs/bulan  dan diharapkan terus meningkat ditahun-tahun mendatang.

Praptono menambahkan bahwa pihaknya juga membangun fasilitas dan menambah peralatan seperti jalan akses menuju Pelabuhan Perawang sepanjang  3,1 km dan jalan akses di dalam pelabuhan sepanjang 1.065 meter.

Saat ini Terminal Petikemas Perawang memiliki 1 unit shore crane kapasitas 150 ton, 1 unit shore crane kapasitas 180 ton, 1 unit Harbour Mobile Crane (dalam proses delivery), 4 (empat) unit Head Truck, 4 (empat) unit Chasis, 2 (dua) unit Reachstacker kapasitas 45 ton. Beberapa fasilitas penunjang yang tersedia antara lain genset kapasitas 20 KVA, air kapal kapasitas 18 ton per jam dan CCTV sebanyak 4 unit untuk mendukung kelancaran dan keamanan operasional terminal.

“Saat ini service time pelayanan kapal mengalami peningkatan. Dari rata-rata Turn Round Time (TRT) Tahun 2011 sebesar 46,23  jam/kapal dapat dipersingkat menjadi rata-rata TRT tahun 2012 sebesar 35,22 jam/kapal,”  ujar Praptono. (sut)

Sumber : Bisnis Indonesia, 04.05.12.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar